Peluang Pengembangan Ekosistem Hutan Mangrove

66

4.4. Peluang Pengembangan Ekosistem Hutan Mangrove

Hutan mangrove dapat dijadikan tempat untuk mencari anakan biota laut yang berpotensi untuk dibudidayakan. Kawasan mangrove yang terdapat di perairan pantai di Teluk Kotania, Teluk Piru, Selat Seram dan Pulau Lucipara Kabupaten Seram Bagian Barat dapat dikembangkan menjadi areal konservasi dan areal rekreasi yang ramah lingkungan Ecotourism, sehingga kegiatan pemanfaatan daerah tersebut dapat digunakan untuk menunjang perekonomian masyarakat sekitarnya. Aktivitas pemanfaatan di ekosistem mangrove memberikan dampak pada sumberdaya dan lingkungan sekitarnya, disamping manusia sebagai pengguna utama ekosistem ini. Oleh karena itu dalam upaya pengembangan ke depan, ekosistem mangrove di daerah ini dapat dihijaukan sesuai dengan jenis yang pernah ada atau jenis yang sesuai dengan kondisi substrat saat ini pada daerah yang tidak terganggu oleh aktivitas manusia. Mangrove yang tumbuh di perairan pantai harus mendapat perhatian untuk direhabilitasi kembali karena kondisinya saat ini sudah cenderung berkurang, terutama pada lokasi-lokasi yang pernah ditumbuhi mangrove. Hal ini disebabkan mangrove berperan sebagai filter untuk mengurangi efek yang nmerugikan dari perubahan lingkungan utama dan sebagai sumber makanan bagi berbagai biota laut. Berdasarkan deskripsi geomorfologi pesisir, kondisi oseanografi dan kehadiran habitat utama dengan keanekaragaman sumberdaya hayati di dalamnya maka terdapat sejumlah lokasi di perairan pesisir dan laut Kabupaten Seram Bagian Barat yang layak dikembangkan menjadi daerah wisata pantai. Lokasi-lokasi yang menjadi target pengembangan wisata pantai dimaksud adalah: a. Kecamatan Seram Barat: • Ekosistem mangrove, terumbu karang dan tebing terumbu terjal Cliff sekitar Pulau babi ; • Ekosistem mangrove dan terumbu karang di Pulau Kasa; • Ekosistem mangrove dan terumbu Karang Pulau – Pulau Kecil di dalam kawasan teluk; • Ekosistem mangrove dan terumbu karang pulau Buano; • Nesting penyu dan habitat burung maleo di kawasan mangrove P. Buano bagian selatan dan Barat. 67 b. Kecamatan Kairatu • Ekosistem mangrove dan terumbu karang Desa Rumahkay; c. Kecamatan Huamul Belakang • Ekosistem mangrove dan terumbu Karang Pulau kelang; • Ekosistem mangrove dan terumbu karang Pulau Manipa. Seluruh lokasi yang disebut di atas memiliki keindahan pesisir pantai, hutan mangrove, terumbu karang dan keragaman biota yang cukup tinggi, sehingga memberikan nuansa panorama pesisir dan bawah laut yang unik dan menarik. Lokasi- lokasi tersebut merupakan spot untuk berenang Skin Diving dan menyelam Scuba Diving baru, serta ekowisata yang menarik dan perlu dikembangkan. Beberapa lokasi dapat digunakan untuk ekowisata nesting penyu dan burung Maleo yang penting, juga lingkungan perairan pesisir sangat potensial bagi olah raga pancing dengan sasaran utama adalah ikan-ikan dasar dan ikan pelagis besar. Selain itu lokasi-lokasi ini dapat digunakan untuk kegiatan budidaya laut yang potensial. 68

V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE