15 menyentuh dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat luas, terutama bagi kelompok
masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan mangrove. Akibatnya masyarakat menjadi kurang peduli terhadap pengamanan hutan, artinya aspek lingkungan dan
keamanan hutan menjadi terganggu, dan aspek sosial juga sulit untuk dipertahankan. Oleh karena itu pemerintah diharapkan dapat menindaklanjuti kebijakan yang ada
dengan memperhatikan aspek sosial dalam masyarakat.
2.2. Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan merupakan proses pengelolaan sumberdaya alam dan pendayagunaan sumberdaya manusia dengan memanfaatkan teknologi. Dalam pola
pembangunan tersebut, perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumber daya manusia agar terus menerus menunjang kegiatan atau proses pembangunan yang
berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan adalah perubahan positif sosial ekonomi yang tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana masyarakat bergantung
kepadanya. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan proses pembelajaran sosial yang terpadu, viabilitas politiknya tergantung pada
dukungan penuh masyarakat melalui pemerintahan, kelembagaan sosial dan kegiatan dunia usahanya Sumarwoto,2006.
Konsep pembangunan berkelanjutan memberikan implikasi adanya batas yang ditentukan oleh tingkat masyarakat dan organisasi sosial mengenai sumberdaya alam,
serta kemampuan biosfer dalam menyerap berbagai pengaruh aktifitas manusia. Proses pembangunan berlangsung secara berlanjut dan didukung sumber alam yang
ada dengan kualitas lingkungan dan manusia yang semakin berkembang dalam batas daya dukung lingkungan.
Konsep keberlanjutan dikemukakan oleh Roderic et al., 1997 memerlukan pengelolaan tentang segala keberlanjutan ekonomi terhadap dukungan sistem ekologi,
pembagian distribusi sumberdaya dan kesempatan antar generasi sekarang dan yang akan datang secara berimbang serta adil, serta efisiensi dalam pengalokasian
sumberdaya. Menurut World Commision on Environment and Development WCED, 1987 Pembangunan Berkelanjutan atau sustainable development adalah
pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Greend dan
16 Szabalcs 1994 menyatakan bahwa kebutuhan masa mendatang tergantung pada
cara keterkaitan antara pertumbuhan penduduk, pengelolaan sumberdaya energi dan proteksi lingkungan secara harmonis. Pembangunan berkelanjutan telah
menempatkan kebijakan pelestarian lingkungan hidup menjadi suatu kebutuhan dalam pembangunan ekonomi. Dengan kata lain kebijakan pelestarian lingkungan
hidup adalah salah satu variabel tetap dalam proses pembangunan ekonomi suatu bangsa. Prinsip pembangunan berkelanjutan sebenarnya sederhana, tidak kompleks
dan mudah dicerna. Hal ini didasarkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi ada batasnya dan perekonomian yang mengandalkan hasil ekstraksi sumberdaya alam
tidak bertahan lama. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak berarti jika degradasi lingkungan yang ditimbulkannya tidak diperhitungkan Arief, 2001.
Keberlanjutan merupakan persyaratan ideal dimana masyarakat hidup untuk menikmati kebutuhan mereka yang ramah lingkungan dan berkeadilan sosial, bukan
kompromi dari kemampuan manusia untuk melakukan hal yang sama di masa kini dan akan datang. Dalam prakteknya keberlanjutan lebih pada proses penerimaan,
pengimplementasian dan pengembangan kebijakan strategi, institusi dan teknologi yang sesuai untuk memajukan masyarakat menuju kondisi yang ideal WCED, 1987.
Untuk mencapai keberlanjutan, keterpaduan lingkungan dan keadilan sosial harus direalisasikan dan ditegakan secara simultan.
Sumberdaya alam seharusnya dikelola secara berkelanjutan sebagai dasar bagi peningkatan kesejahteraan manusia dan kegiatan ekonomi. Dengan demikian
telah disepakati secara global bahwa pengelolaan sumberdaya alam harus mempertimbangkan ketiga aspek sekaligus yakni ekonomi, ekologi dan sosial.
Sejalan dengan itu maka upaya mengubah pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan menjadi hal utama untuk mendukung upaya perlindungan daya dukung
ekosistem dan fungsi lingkungan sebagai prasyarat peningkatan kesejahteraan masyarakat generasi sekarang dan yang akan datang.
Pembangunan berkelanjutan pada dasarnya merupakan suatu strategi pembangunan yang memberikan ambang batas pada laju pemanfaatan ekosistem
alamiah serta sumberdaya alam yang ada di dalamnya. Ambang batas ini tidaklah bersifat mutlak, melainkan merupakan batas yang luwes yang bergantung pada
kondisi teknologi dan sosial ekonomi tentang pemanfaatan sumberdaya alam, serta
17 kemampuan biosfir untuk menerima dampak kegiatan manusia. Pembangunan
berkelanjutan merupakan suatu strategi pemanfaatan ekosistem alamiah sedemikian rupa, sehingga kapasitas fungsionalnya memberikan manfaat bagi kehidupan umat
manusia tidak rusak. World Bank telah menjabarkan konsep pembangunan berkelanjutan dalam
bentuk kerangka segitiga pembangunan berkelanjutan environmentally sustainable development triangle seperti pada Gambar 2 berikut.
• Pertumbuhan pendapatan
• Efisiensi produksi
• Stabilitas suplai bahan baku
• Sumberdaya alam
Keadilan termasuk lahan
Pemerataan pendapatan
Gambar 2. Segitiga Konsep Pembangunan Berkelanjutan Munasinghe, 1993 Berdasarkan kerangka tersebut, suatu kegiatan pembangunan termasuk
pengelolaan sumberdaya alam dan berbagai dimensinya dinyatakan berkelanjutan jika kegiatan tersebut secara ekonomi, ekologi dan sosial bersifat berkelanjutan
Serageldin, 1996. Berkelanjutan secara ekonomi berarti bahwa suatu kegiatan pembangunan harus dapat membuahkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan kapital
dan penggunaan sumberdaya serta investasi secara efisien. Menurut Munasinghe 1993 pendekatan ekonomi dalam pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk
memaksimalkan kesejahteraan manusia dengan pertumbuhan ekonomi dan efisiensi
SOSIAL EKONOMI
EKOLOGI
Penanggulangan kemiskinan
Pemerataan Kelestarian
Nilai-nilai budaya Partisipasi
• Assesmen lingkungan
• Valuasi lingkungan • Kesempatan kerja
• Distribusi pendapatan • Solusi konflik
18 penggunaan kapital dalam keterbatasan dan kendala sumberdaya serta keterbatasan
teknologi. Peningkatan output pembangunan ekonomi dilakukan dengan tetap memperhatikan kelestarian aset ekologi dan sosial sepanjang waktu dan memberikan
jaminan kepada kebutuhan dasar manusia serta memberikan perlindungan kepada golongan.
Serageldin 1996 menyatakan bahwa berkelanjutan secara ekologi artinya bahwa kegiatan tersebut harus dapat mempertahankan integritas ekosistem,
memelihara daya dukung lingkungan dan konservasi sumberdaya alam termasuk keanekaragaman hayati. Adanya pandangan ekologis yang didasarkan pada
pertimbangan bahwa perubahan lingkungan akan terjadi di masa yang akan datang dan dipengaruhi oleh segala aktivitas manusia. Rees 1994 mengemukakan bahwa
pandangan ekologis didasarkan pada tiga prinsip yang fundamental, yakni : 1. Aktivitas ekonomi yang dilakukan manusia adalah tidak terbatas dan berhadapan
dengan ekosistem yang terbatas. Kerusakan lingkungan dan polusi yang ditimbulkannya akan mempengaruhi life support system-nya.
2. Aktivitas ekonomi yang lebih maju dan pertumbuhan populasi akan meningkatkan kebutuhan akan sumberdaya alam dan meningkatkan waste.
3. Pembangunan yang dilaksanakan dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang irreversible.
Berkelanjutan secara sosial mensyaratkan bahwa suatu kegiatan pembangunan hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil-hasil pembangunan, mobilitas sosial,
kohesi sosial, partisipasi masyarakat, identitas sosial dan pengembangan kelembagaan Serageldin, 1996.
Dalam kaitan dengan kebijakan pemerintah agar segenap tujuan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai, maka dalam konteks hubungan antara tujuan sosial dan
ekonomi diperlukan kebijakan ekonomi yang meliputi intervensi pemerintah secara terarah, pemerataan pendapatan, penciptaan kesempatan kerja dan pemberian subsidi
bagi kegiatan pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan dan efisiensi kapital yang merupakan tujuan ekonomi pembangunan harus pula disertai dengan peningkatan
kesempatan kerja bagi masyarakat dan berbagai usaha yang dilakukan untuk tujuan pemerataan pembangunan.
19 Tujuan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan mempunyai hubungan
dengan tujuan lingkungan. Keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh kondisi lingkungan hidup yang mendukung
pembangunan ekonomi dan sosial. Pembangunan ekonomi tanpa memperhatikan efisiensi penggunaan sumberdaya dan kelestarian alam akan menyebabkan degradasi
alam yang tidak dapat pulih kembali, sehingga diperlukan berbagai upaya penanganannya seperti : efisiensi penggunaan sumberdaya alam dan memberikan
evaluasi lingkungan dengan menginternalisasikan dan mengevaluasi dampak lingkungan yang ditimbulkannya.
Sedangkan dalam konteks hubungan antara tujuan sosial dan ekologi, pembangunan yang dilaksanakan disamping menekankan pada usaha konservasi dan
perlindungan sumberdaya juga harus memperhatikan masyarakat yang bergantung pada sumberdaya tersebut. Apresiasi terhadap hak-hak kepemilikan masyarakat
terhadap sumberdaya harus mendapat perhatian. Pengukuhan hak kepemilikan bagi masyarakat sekitar sumberdaya merupakan hal yang sangat penting dan akan
merupakan insentif bagi masyarakat lokal untuk melakukan konservasi dan pelestarian lingkungan. Dalam hubungan dengan tujuan sosial dan ekologi, maka
strategi yang perlu ditempuh adalah partisipasi masyarakat dan swasta serta konsultasi.
2.3. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Berkelanjutan