Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Berkelanjutan

19 Tujuan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan mempunyai hubungan dengan tujuan lingkungan. Keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh kondisi lingkungan hidup yang mendukung pembangunan ekonomi dan sosial. Pembangunan ekonomi tanpa memperhatikan efisiensi penggunaan sumberdaya dan kelestarian alam akan menyebabkan degradasi alam yang tidak dapat pulih kembali, sehingga diperlukan berbagai upaya penanganannya seperti : efisiensi penggunaan sumberdaya alam dan memberikan evaluasi lingkungan dengan menginternalisasikan dan mengevaluasi dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Sedangkan dalam konteks hubungan antara tujuan sosial dan ekologi, pembangunan yang dilaksanakan disamping menekankan pada usaha konservasi dan perlindungan sumberdaya juga harus memperhatikan masyarakat yang bergantung pada sumberdaya tersebut. Apresiasi terhadap hak-hak kepemilikan masyarakat terhadap sumberdaya harus mendapat perhatian. Pengukuhan hak kepemilikan bagi masyarakat sekitar sumberdaya merupakan hal yang sangat penting dan akan merupakan insentif bagi masyarakat lokal untuk melakukan konservasi dan pelestarian lingkungan. Dalam hubungan dengan tujuan sosial dan ekologi, maka strategi yang perlu ditempuh adalah partisipasi masyarakat dan swasta serta konsultasi.

2.3. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Berkelanjutan

Pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir secara berkelanjutan dapat diartikan cara mengelola segenap kegiatan pembangunan yang terdapat di suatu wilayah yang berhubungan dengan wilayah pesisir, agar total dampaknya tidak melebihi kapasitas fungsionalnya. Setiap ekosistem alamiah, termasuk ekosistem pesisir memiliki empat fungsi pokok bagi kehidupan manusia, yakni : 1 jasa-jasa pendukung kehidupan; 2 jasa-jasa kenyamanan; 3 penyedia sumberdaya alam dan 4 penerima limbah Ortolano, 1984. Dari keempat fungsi ekosistem alamiah tersebut, bahwa kemampuan dua fungsi yang pertama sangat bergantung pada dua fungsi yang terakhir. Hal ini berarti bahwa jika kemampuan dua fungsi terakhir dari suatu ekosistem alamiah tidak rusak 20 akibat kegiatan manusia, maka fungsinya sebagai pendukung kehidupan manusia dan penyedia jasa-jasa kenyamanan dapat diharapkan tetap terpelihara. Berdasarkan keempat fungsi ekosistem tersebut, secara ekologis terdapat tiga kaidah pokok yang dapat menjamin tercapainya pembangunan wilayah pesisir berkelanjutan, yaitu : keharmonisan spasial; kapasitas asimilasi dan pemanfaatan berkelanjutan Dahuri et al., 2001 Dalam keharmonisan spasial, kegiatan pembangunan ruang atau lahan tidak boleh dialokasikan hanya untuk zona pemanfaatan saja, akan tetapi perlu ada yang digunakan untuk zona preservasi jalur hijau pantai, sempadan dan hutan lindung serta zona konservasi. Keberadaan zona preservasi dan konservasi dalam suatu pengelolaan wilayah pesisir sangat penting terutama dalam memelihara berbagai proses penunjang kehidapan, siklus hidrologi dan unsur hara. Sementara dalam kapasitas asimilasi, dampak dari kegiatan pembangunan wilayah pesisir tidak boleh melebihi kemampuan akseptasinya dalam menerima atau menyerap limbah yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan dan manusia. Dalam pemanfaatan zona secara berkelanjutan, eksploitasi sumberdaya yang dapat diperbaharui di wilayah pesisir tidak boleh melampaui kemampuan regenerasinya dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian pemanfaatan sumberdaya baik sumberdaya yang dapat diperbaharui maupun sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui harus dilakukan dengan cermat, sehingga dampak lingkungan yang timbul tidak mengganggu atau merusak ekosistem dan kegiatan pembangunan lainnya.

2.4. Ekosistem Hutan Mangrove dan Pemanfaatannya