Status Keberlanjutan Dimensi Sosial

107

7.4. Status Keberlanjutan Dimensi Sosial

Gambar 20 menunjukkan nilai indeks keberlanjutan dimensi sosial sebesar 22,96 dan termasuk dalam kategori tidak berkelanjutan. Indikator yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap tingkat keberlanjutan dimensi sosial adalah 1 peranserta masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove, 2 pengetahuan masyarakat tentang hutan mangrove, 3 pola hubungan antar stakeholder, 4 kerusakan sumberdaya hutan oleh masyarakat, 5 tingkat pendidikan masyarakat, 6 kesadaran masyarakat tentang pentingnya hutan mangrove, 7 akses masyarakat lokal terhadap hutan mangrove, 8 koordinasi antar lembaga, 9 kebijakan dan perencanaan pengelolaan hutan mangrove. Gambar 20. Analisis Rap-Mforest Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi Sosial Berdasarkan hasil analisis leverage diperoleh dua indikator yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi sosial yaitu : 1 kerusakan sumberdaya hutan oleh masyarakat dan 2 akses masyarakat lokal terhadap hutan mangrove. Hasil analisis leverage dapat dilihat pada Gambar 21. Kerusakan sumberdaya hutan oleh masyarakat akibat adanya penebangan pohon untuk kayu bakar dan kebutuhan lainnya sehingga lahan hutan menjadi terbuka. Analisis perubahan penutupan lahan yang didasarkan pada overlay data citra 22,96 Good Bad Up Down -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 Status hutan mangrove Ordinasi Rap-M forest 108 Landsat 7 ETM+ tahun 2003 dan tahun 2005 menunjukkan perbedaan penutupan lahan mangrove di Kabupaten Seram Bagian Barat. Pada tahun 2003 luasan lahan mangrove sebesar 2363,3 ha, sedangkan tahun 2005 luasan lahan mangrove menjadi 2189,3 ha. Luasan hutan mangrove di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat dalam waktu dua tahun terjadi penyusutan lahan mangrove sebesar 174 ha atau sekitar 7,4 . Akses masyarakat lokal terhadap sumberdaya hutan mangrove tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya pemanfaatan hutan mangrove oleh masyarakat untuk mengambil hasil hutan kayu maupun hasil perikanan, seperti : ikan, kepiting dan udang. Gambar 21. Hasil Analisis Sensitivitas Pengelolaan Hutan Mangrove Dimensi Sosial 1.34 2.50 6.59 3.86 4.39 7.11 3.85 2.57 2.56 2 4 6 8 kebijakan dan perencanaan pengelolaan hutan mangrove Koordinasi antar lembaga Akses masyarakat lokal terhadap hutan mangrove Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sumberdaya hutan mangrove Tingkat pendidikan masyarakat Kerusakan sumberdaya hutan oleh masyarakat Pola hubungan antar stakeholder Pengetahuan masyarakat tentang hutan mangrove Peranserta masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove Indi k at o r 109

VIII. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERKELANJUTAN