Kondisi Umum Wilayah Kedudukan Wilayah Pesisir Terhadap Pusat-Pusat Pengembangan

56

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Kondisi Umum Wilayah

Secara geografis Kabupaten Seram Bagian Barat terletak pada dua wilayah yang secara fisik memiliki jarak yang relatif jauh, karenanya dalam kajian ini wilayah kedua ini dimasukan dalam satu wilayah ekologis. Kedua wilayah yang dimaksud yaitu: wilayah di Pulau Seram dan yang kedua Kepulauan Lucipara. Untuk wilayah di kawasan pulau Seram batas koordinat wilayah mulai dari 127 o 28’16,33” - 128 o 50’31,59” Bujur Timur dan 2 o 49’46,93” - 3 o 34’15,45” Lintang Selatan. Sedangkan untuk wilayah Kepulauan Lucipara batas koordinat wilayah mulai dari 127 o 27’7,64” - 127 o 48’27,69” Bujur Timur dan 5 o 20’17,65” - 5 o 1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Laut Seram. 35’25,65” Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Seram Bagian Barat berbatasan : 2. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kota Ambon, Maluku Tengah dan Laut Banda. 3. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kabupaten Buru. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Maluku Tengah. Wilayah ini terdiri dari 33 pulau termasuk Pulau Seram dan 32 pulau kecil lainnya di sekitar pulau Seram dengan luas total mencapai 5.067 Km 2 , sedangkan di wilayah Kepulauan Lucipara terdiri 9 pulau awalnya teridentifikasi 7 pulau dengan luas total mencapai 3,206 Km 2 Hampir semua desa atau pemukiman di Seram Bagian Barat terkonsentrasi di pesisir pantai, walaupun terhitung hampir di tiap kecamatan terdapat 4 sampai 6 desa berada jauh dari pantai. Hal ini dimungkinkan karena ukuran pulau-pulau yang kecil . Secara administratif Kabupaten Seram Bagian Barat terdiri dari 4 kecamatan dengan total jumlah desa sebanyak 89 buah desa. Keempat kecamatan yang dimaksud antara lain : Kecamatan Seram Barat dengan jumlah desa sebanyak 12 buah, Kecamatan Huamual Belakang sebanyak 14 buah desa, Kecamatan Taniwel 34 buah desa dan Kecamatan Kairatu sebanyak 29 buah desa.

4.2. Kedudukan Wilayah Pesisir Terhadap Pusat-Pusat Pengembangan

57 dan sempit yang memudahkan akses mereka untuk memanfaatkan sumberdaya pesisir dan laut. Akses terhadap sumber daya alam darat sebagian besar terkonsetrasi di Pulau Seram sebagai salah pulau terbesar di Provinsi Maluku. Terkonsentasinya pusat-pusat pemukiman di kawasan pesisir sangat berkaitan dengan kondisi lahan yang cukup datar yang selalu dimanfaatkan untuk kepentingan pemukiman dan fasilitas publik lainnya. Keterkaitan Seram Bagian Barat dengan Ibukota Propinsi Maluku di Ambon diakses melalui darat dan laut, demikan juga untuk mengakses wilayah lain di Maluku. Beberapa pusat utama yang berfungsi dalam melayani interaksi antar wilayah antara lain Taniwel, Piru dan Kairatu, sedangkan Waesala merupakan pusat baru yang masih harus dikembangkan daya layannya untuk membina interaksi antar pusat internal wilayah Seram Bagian Barat maupun desa-desa sekitar. Terbentuknya pusat baru seperti Waesala juga memberikan peluang bagi terbukanya akses dan interaksi sebagian besar wilayah di Seram Bagian Barat dengan kawasan Huamual Belakang. Walaupun selama ini aksesnya cukup lemah, namun orientasi wilayah ini ialah pada sub pusat di bagian Utara Pulau Ambon, terutama untuk mengakses ibukota provinsi.

4.3. Kondisi Fisik Pesisir dan Laut