Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi

104 Gambar 17. Hasil Analisis Sensitivitas Pengelolaan Hutan Mangrove Dimensi Ekologi

7.3. Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi

Berdasarkan Gambar 18 nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi ekonomi sebesar 33,56 termasuk dalam kategori kurang berkelanjutan. Indikator yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap tingkat keberlanjutan dimensi ekonomi terdiri dari tujuh indikator : 1 peran mangrove terhadap pembangunan wilayah, 2 hasil inventarisasi pemanfaatan hutan mangrove, 3 rehabilitasi hutan mangrove, 4 zonasi pemanfaatan lahan mangrove, 5 keterlibatan stakeholder, 6 rencana pengelolaan hutan mangrove, 7 pemanfaatan mangrove oleh masyarakat. 9.01 11.55 4.57 5.20 5.89 5.99 5 10 15 Perubahan keragaman habitat Struktur relung komunitas Tingkat keragaman hutan mangrove Ukuran populasi dan struktur demografi Perubahan kualitas air Rantai makanan dan ekosistem Indi k at o r 105 Gambar 18. Analisis Rap-Mforest Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi Ekonomi Berdasarkan hasil analisis leverage yang terlihat pada Gambar 19, terdapat tiga indikator yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi ekonomi, yaitu : 1 hasil inventarisasi pemanfaatan mangrove, 2 zonasi pemanfaatan lahan mangrove, dan 3 keterlibatan stakeholder. Indikator yang perlu mendapat perhatian adalah tidak tersedia hasil inventarisasi pemanfaatan mangrove di lokasi penelitian. Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan hutan mangrove di Kabupaten Seram Bagian Barat, sehingga pemanfaatan mangrove yang dilakukan oleh masyarakat juga dilakukan secara illegal, untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun dalam rangka pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan, maka pemerintah khususnya dinas terkait harus menyiapkan data yang berhubungan dengan hasil inventarisasi pemanfaatan hutan mangrove. Tidak tersedianya zonasi pemanfaatan lahan mangrove di lokasi penelitian merupakan salah satu indikator yang perlu diperhatikan, dalam upaya menghindari konflik pemanfaatan lahan. Oleh karena itu untuk lebih meningkatkan status keberlanjutan, perlu adanya zonasi untuk berbagai tujuan pengelolaan hutan 33,56 Good Bad Up Down -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 Status hutan mangrove Ordinasi Rap-M forest 106 mangrove. Indikator lain yang sensitif adalah keterlibatan stakeholder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya hanya masyarakat yang berperan dalam memanfaatkan mangrove untuk kepentingan hidupnya. Gambar 19. Hasil Analisis Sensitivitas Pengelolaan Hutan Mangrove Dimensi Ekonomi Belum terlihat peran pemerintah secara nyata dalam pemanfaatan mangrove di lokasi penelitian. Untuk lebih meningkatkan status keberlanjutan, maka upaya perbaikan perlu dilakukan terhadap indikator-indikator yang sensitif memberikan pengaruh terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi ekonomi, namun indikator lain yang tidak sensitif berdasarkan analisis leverage juga perlu mendapat perhatian serius untuk ditangani. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan atau mempertahankan indikator-indikator yang berdampak positif terhadap peningkatan keberlanjutan dimensi ekonomi. Indikator-indikator yang perlu dipertahankan adalah 1 peran mangrove terhadap pembangunan wilayah dan 2 pemanfaatan mangrove oleh masyarakat. Sesuai dengan hasil analisis ekonomi nilai manfaat langsung mangrove bagi masyarakat, maka pemanfaatan mangrove untuk sektor perikanan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga turut mempengaruhi tingkat kesejahteraan. 5 10 15 Pemanfaatan mangrove oleh masyarakat Rencana pengelolaan hutan mangrove Keterlibatan stakeholder Zonasi pemanfaatan lahan mangrove Rehabilitasi hutan mangrove Hasil inventarisasi pemanfaatan mangrove Peran mangrove terhadap pembangunan wilayah Indi ka to r Nilai Root Mean Square 6,02 Nilai Root Mean Square 6,02 11,53 7,41 10,83 6,91 6,45 8,84 107

7.4. Status Keberlanjutan Dimensi Sosial