42
2. Sifat Fisik Tepung Tempe Kacang Komak
Hasil  analisis  sifat  fisik  tepung  kacang  komak  dapat  dilihat  pada Tabel 4 di bawah ini. Sifat fisik tepung tempe kacang komak yang diukur
meliputi warna, derajat putih, aktivitas air, Indeks Penyerapan Air Indeks Kelarutan Air, dan densitas kamba.
Tabel  4.  Karakteristik  Fisik  Tepung  Kacang  Komak  dan  Tepung  Tempe Kacang Komak
Karakteristik Fisik Tepung Tempe
Kacang Komak Tepung Kacang
Komak
Hunter L a
b 74.34±4.64
a
0.08±1.59
a
14.17±1.51
a
83.44±0.05
b
3.17±0.08
b
6.17±0.70
b
Derajat Putih 61.38±10.22
a
98.45±0.17
b
Aw 0.46±0.08
a
0.58±0.00
b
IKA gml 0.02±0.00
a
0.02±0.01
a
IPA g gelg padatan 4.31±0.37
b
3.55±0.15
a
Densitas Kamba gml 0.76±0.05
a
0.77±0.01
a
Pada  baris  yang  sama,  angka  dengan  huruf  yang  berbeda  menunjukkan perbedaan yang nyata pada Paired T-test, p
 0.05.
a. Derajat Kecerahan Warna
Nilai L menunjukkan derajat kecerahan sampel dan memiliki skala 0 sampai 100. Nilai 0 menyatakan sampel sangat gelap dan 100 menyatakan
sampel  sangat  cerah  Francis,  1996.  Nilai  a  menunjukkan  derajat  merah atau  hijau  sampel,  dimana  a  positif  menunjukkan  warna  merah  dan  a
negatif  menunjukkan  warna  hijau.  Nilai  b  menunjukkan  derajat  kuning atau  biru,  dimana  b  positif  menunjukkan  warna  kuning  dan  b  negatif
menunjukkan  warna  biru.  Semakin  tinggi  nilai  L,  semakin  cerah  sampel tersebut. Berdasarkan Tabel 2 di atas, nilai L tepung tempe kacang komak
sebesar  74.34.  Sedangkan  nilai  L tepung  kacang  komak  sebesar  83.44. Nilai  L tepung  tempe  kacang  komak  lebih  rendah  bila  dibandingkan
dengan nilai L tepung kacang komak. Data  di atas menunjukkan  bahwa  warna tepung tempe lebih gelap
dibandingkan  warna  tepung  kacang  yang  tidak  mengalami  proses pemasakan dan fermentasi. Secara visual, perbedaan warna kedua tepung,
43 tepung tempe kacang komak dan tepung kacang komak, dapat dilihat pada
Gambar 11. Tingkat kecerahan  warna juga  ditunjukkan oleh nilai  derajat putih
sampel.  Standar  derajat  putih  yang  digunakan  oleh  alat  Whiteness  meter adalah  MgO  dengan nilai  derajat  putih  sebesar  81.6.  Sampel  tepung
kacang  komak  memiliki nilai  derajat  putih  sebesar  98.45.  Sedangkan derajat  putih  tepung  tempe kacang  komak  sebesar  61.38.  Nilai  derajat
putih  tepung  kacang  komak  lebih  tinggi  daripada  tepung  tempe  kacang komak.  Perbedaan  nilai derajat  putih  pada  kedua  sampel tersebut
memperkuat hasil pengukuran menggunakan Chromameter.
a b
Gambar    12.  Visualisasi  tepung  kacang  komak  a  dan  tepung  tempe kacang komak b
Penelitian  sebelumnya  oleh  Angulo-Bejarano  et  al.  2008 menggunakan jenis kacang lain yaitu Cicer arietinum, menghasilkan nilai
L yang lebih  rendah  pada  tepung tempe  dibandingkan pada  kacang  tanpa perlakuan  fermentasi.  Angulo-Bejarano  et  al.  2008  menyatakan  bahwa
proses  perendaman  dan  pemasakan  menghasilkan  peningkatan  yang signifikan  terhadap nilai L. Tetapi  proses fermentasi menghasilkan warna
yang  lebih  gelap  karena  adanya  pengaruh  warna  miselia  serta adanya proses pengeringan yang mengakibatkan reaksi pencoklatan.
Penurunan  kecerahan diduga  diakibatkan  oleh  adanya  reaksi  yang menimbulkan  warna  coklat,  diantaranya  reaksi  Maillard  dan  reaksi
karamelisasi.  Pati  yang  telah  tergelatinisasi  cenderung  membuat  tepung lebih  gelap  karena  adanya  reaksi  Maillard  dan  reaksi  karamelisasi  saat
44 pemasakan  dan  pengeringan. Reaksi  Maillard  adalah reaksi  antara
karbohidrat, khususnya gula pereduksi, dengan gugus amina primer, seperti pada  asam  amino  Winarno,1992.  Gula  pereduksi  tersebut  kemungkinan
berasal dari pemecahan karohidrat kompleks oleh kapang, sedangkan asam amino tersebut dapat berasal dari pemecahan protein oleh kapang.
b. Aktivitas Air