KAPASITAS ANTIOKSIDAN TINJAUAN PUSTAKA A. KACANG KOMAK

17 hidrogen yang mampu menggabungkan butir pati yang membengkak menjadi semacam jaring-jaring membentuk mikrokristal, yang disebut dengan proses retrogradasi Rubatzky dan Yamaguchi, 1998. Amilosa pati ini membentuk pati resisten Tipe III yang stabil terhadap panas, sangat kompleks, dan tahan enzim amylase Sajilata et al., 2006. Sama halnya seperti pada serat pangan, pati resiten tidak dapat diserap oleh usus halus sehingga dapat langsung menuju kolon. Di kolon pati resisten akan difermentasi menghasilkan asam-asam lemak rantai pendek Short Chain Fatty Acids seperti asetat, propionat, dan butirat. Selain itu, pati resisten dapat bersifat prebiotik yang akan memelihara keseimbangan mikroflora probiotik pada kolon Thompson, 2007.

D. KAPASITAS ANTIOKSIDAN

Oksidasi merupakan proses yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan juga dapat merugikan manusia. Oksigen yang sangat vital bagi kehidupan manusia, sebagian kecil akan diubah menjadi radikal bebas hidroksil yang bersifat sangat reaktif sehingga dapat merusak membrane sel, inti sel, dan mengakibatkan kerusakan beberapa jaringan, serta mengakibatkan penuaan dini Syarif et al., 1999. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki elektron yang tidak berpasangan yang dapat menarik elektron dari senyawa lain sehingga akan terbentuk radikal bebas baru Syarif et al., 1999. Reaksi tersebut akan terjadi terus-menerus dalam tubuh yang akan menimbulkan berbagai kerusakan yang menyebabkan berbagai penyakit. Senyawa radikal yang terdapat dalam tubuh prooksidan dapat berasal dari luar tubuh eksogen atau terbentuk di dalam tubuh endogen dari hasil metabolisme zat gizi secara normal Muchtadi, 2000. Secara eksogen, senyawa radikal antara lain berasal dari polutan, makanan atau minuman, radiasi, ozon, dan pestisida Supari,1996. Sedangkan secara endogen, senyawa radikal dapat timbul melalui beberapa macam mekanisme seperti otooksidasi, aktivitas oksidasi, dan sistem transport elektron. Semua senyawa 18 radikal yang terbentuk, selanjutnya menjadi inisiator pada proses peroksidasi lipid, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan tubuh Zakaria et al., 1996. Antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas atau Reactive Oxygen Species ROS yang terbentuk sebagai hasil dari metabolisme oksidatif yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolic yang terjadi dalam tubuh Goldberg, 2003. Senyawa antioksidan dapat berfungsi sebagai penangkap radikal bebas, pembentuk kompleks dengan logam-logam prooksidan, dan berfungsi sebagai senyawa pereduksi Andlauer et al., 1998. Antioksidan dapat digolongkan menjadi antioksidan primer chain- breaking antioxidant dan antioksidan sekunder preventive antioxidant Gordon, 1990. Antioksidan primer dapat bereaksi dengan radikal lipid dan mengubahnya menjadi bentuk yang lebih stabil. Senyawa yang termasuk dalam kelompok antioksidan primer adalah vitamin E tokoferol, vitamin C asam askorbat, -karoten, glutation, dan sistein Taher, 2003. Antioksidan sekunder berfungsi sebagai antioksidan pencegah yaitu menurunkan kecepatan inisiasi dengan berbagai mekanisme, seperti melalui pengikatan ion-ion logam, penangkapan oksigen, dan penguraian hidropeksida menjadi produk-produk nonradikal. Contoh antioksidan sekunder antara lain turunan asam fosfat, asam askorbat, senyawa karoten, sterol, fosfolipid, dan produk-produk reaksi Maillard Gordon, 1990. Metode pengukuran kapasitas antioksidan yang biasa digunakan adalah meted DPPH dan metode uji aktivitas kemampuan mereduksi. Metde DPPH merupakan salah satu metode aktivitas antioksidan yang sederhana dengan menggunakan 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil DPPH sebagai senyawa pendeteksi Miller et al., 2000. DPPH adalah senyawa radikal bebas yang stabil yang dapat bereaksi dengan atom hidrogen yang berasal dari suatu antioksidan membentuk DPPH tereduksi Simanjuntak et al., 2004. Pengukuran kapasitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 517 nm Kubo et al., 2002. Penurunan absorbansi menunjukkan adanya aktivitas scavenging. 19 Metode aktivitas kemampuan mereduksi digunakan untuk menentukan antioksidan total pada sampel Kardono dan Dewi, 1998. Aktivitas antioksidan diukur sebagai kemampuan mereduksi Kalium Ferri Sianida. Pengukuran aktivitas kemampuan mereduksi menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 700 nm. Absorbansi yang tinggi menunjukkan kemampuan mereduksi yang tinggi Yang et al., 2000.

E. KOMPONEN FENOLIK