Degradasi sumberdaya ikan: 4.24
Keterangan: Ø
: Laju degradasi : Produksi aktual pada periode t
: Produksi lestari pada periode t Depresiasi sumberdaya ikan:
[ ] [
] 4.25 [
] Keterangan:
t
: Rente sumberdaya perikanan
:
Produksi lestari. : Harga output
c : Tingkat upaya.
E : Input
t : Periode waktu.
4.4.3 Pendekatan Sistem Dinamik
Sistem adalah keseluruhan interaksi antar unsur dari sebuah obyek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan. Sistem dinamis sebagai
sebuah disiplin berfikir sistemik system thinking dalam khasanah ilmu pengetahuan sistem, dan merupakan alat untuk menganalisis dan memecahkan
masalah sosial, ekonomi, manajemen serta politik yang rumit, berubah cepat dan mengandung ketidakpastian. Sementara pendekatan sistem adalah suatu
pendekatan yang melakukan studi tentang sistem dan atau organisasi dengan menggunakan azas-azas ilmiah yang dapat menghasilkan suatu konsepsi atau
model. Dalam modeling terdapat empat tujuan; Pertama, memungkinkan merubah
bagian-bagian dan percobaan-percobaan yang berpengaruh terhadap perubahan sistem; Kedua, memberikan rangkaian pengetahuan tentang sistem dinamik ;
Ketiga, memberi petunjuk lebih lanjut mengenai pertanyaan-pertanyaan tentang sistem, apa yang mendasari perilaku sistem, dan bagaimana dasar-dasar yang
dapat dipakai dan yang diketahui dalam proses sistem yang lain; dan Keempat, memahami perlengkapan dari sistem Ruth dan Hannon, 1994. Pendekatan model
dinamik diperlukan untuk memahami pengelolaan aspek ekonomi umberdaya secara menyeluruh Fauzi, 2004. Pemodelan sistem dinamik keterkaitan
sumberdaya mangrove dan perikanan dilakukan untuk melihat interaksi antar variabel dengan pertimbangan aspek waktu, sehingga dapat melihat apa yang
terjadi pada tahun yang akan datang juga dapat membuat kebijakan dalam mengelola sumberdaya mangrove yang optimal dan lestari. Model dinamik
mampu menelusuri jalur waktu antar peubah-peubah model dan dapat memberikan kekuatan yang lebih tinggi pada analisis dunia nyata. Tahapan dalam
melakukan analisis dinamik adalah: 1. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan permulaan dalam mengkaji suatu sistem Eriyatno, 1999. Analisis kebutuhan selalu menyangkut interaksi antara
respon yang timbul dari seseorang pengambil keputusan decision maker terhadap jalannya sistem.
2. Formulasi permasalahan Formulasi permasalahan merupakan rincian dari kebutuhan aktor yang saling
bertentangan yang memerlukan solusi pemecahan. Munculnya pertentangan dapat disebabkan oleh adanya konflik kepentingan dari para stakeholder dan
keterbatasan sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan yang menimbulkan masalah dalam sistem.
3. Identifikasi dan Pemodelan Sistem. Sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan
dengan pernyataan masalah yang harus dipecahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan. Guna memahami struktur perilaku pada sistem dan subsistem
digunakan diagram sebab-akibat causal loop dan diagram alir flow chart. Diagram lingkar sebab-akibat dibuat dengan cara menentukan peubah penyebab
yang signifikan dalam sistem dan menghubungkannya dengan menggunakan garis panah ke peubah akibat. Garis panah tersebut dapat berlaku dua arah jika kedua
peubah saling mempengaruhi. Pada sistem dinamis, diagram lingkar sebab-akibat ini akan digunakan sebagai dasar untuk membuat diagram alir dengan simulasi
menggunakan program model sistem dinamik. Pembuatan diagram lingkar sebab- akibat adalah proses perumusan mekanisme peubah-peubah yang bekerja dalam
suatu sistem ke dalam bahasa gambar sekaligus merupakan langkah awal dari identifikasi sistem yang digunakan untuk menyederhanakan kerumitan dalam
rangka menciptakan sebuah konsep model. Dua terminologi penting dalam pembuatan diagram lingkar sebab akibat adalah keadaan level dan proses rate.
Prinsip dasar pembuatan diagram sebab-akibat dalam penerapan berpikir sistem adalah dengan logika, yaitu proses sebagai sebab yang menghasilkan keadaan
proses→keadaan atau sebaliknya keadaan sebagai sebab yang menghasilkan pengaruh sebab-akibat yang dapat secara searah + maupun berlawanan -.
Causal loop pada penelitian ini akan menggambarkan sistem pengelolaan
sumberdaya ikan layang di Perairan Kota Ambon berkelanjutan. Simulasi model dalam pengelolaan sumberdaya ikan layang di Perairan Kota
Ambon menggunakan perangkat lunak Stellarium dan Powersim. Program Powersim
dapat mengkaji berbagai skenario kebijakan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap yang berpengaruh pada pendapatan dan kesejahteraan nelayan.
Simulasi model ini terdiri dari beberapa sub model yaitu : 1 Sub model sumberdaya perikanan SDI yang menggambarkan biomass, daya dukung
lingkungan K, dan pertumbuhan intrinsik r. 2 Sub model upaya tangkap effort yang menggambarkan jumlah effort unit dan kemampuan tangkap q.
Setelah dilakukan simulasi model, langkah selanjutnya adalah interpretasi dari model tersebut untuk mengetahui kecenderungan di masa mendatang guna untuk
memberi solusi yang terbaik dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan layang di Perairan Kota Ambon.
4.4.4 Analisis Aspek Kesejahteraan
Pengukuran aspek kesejahteraan depresiasi suatu aktivitas perikanan diukur dengan surplus produsen. Perubahan surplus produsen dihitung berdasarkan
persamaan berikut: PS = p
h – ∫
β α √-4 h α
β
h
Keterangan: PS
: Surplus produsen p
: Harga pada periode awal h
: Tangkapan lestari c
: Biaya α dan : Produksi aktual