Tabel 25. Penilaian Komponen Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Layang di Perairan Kota Ambon
No Aktor
Skor 1
Pemerintah 0,503
2 Stakeholder
lainnya 0,268
3 Masyarakat Nelayan
0,230 Sumber: Hasil Analisis Data, 2014
Tabel 25 menunjukkan tingkat pertama diperoleh vektor prioritas dari pihak-pihak yang berperan dan berkepentingan dengan nilai yang diperoleh untuk
masing-masing pihak yang saling terkait adalah: pemerintah 0,503, stakeholder 0,268, dan masyarakat nelayan 0,230. Penilaian tersebut diperoleh bahwa
kriteria yang paling tinggi nilainya adalah pemerintah dalam hal ini PEMDA, berarti bahwa dalam pengelolaan sumberdaya ikan layang berkelanjutan yang
berperan penting adalah pemerih. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan utama dalam pengelolaan
sumberdaya ikan layang harus melibatkan masyarakat nelayan dan stakeholder. Dengan demikian maka pengambilan keputusan dapat menghasilkan suatu
keputusan tentang pengelolaan sumberdaya ikan layang berkelanjutan yang memperoleh dukungan masyarakat dan stakeholder lainnya.
6.8.3 Persepsi Terhadap Komponen Aspek Pengelolaan Sumberdaya Ikan
Layang di Perairan Kota Ambon
Tabel 26 menunjukan hasil analisis terhadap komponen Aspek Pengelolaan sumberdaya ikan layang yang terkait nilai yang didapat pada masing-masing sub
kriteria adalah : Pemanfaatan Sumberdaya berkelanjutan 0,729, Memaksimalkan Manfaat Ekonomi 0,271, terlihat nilai tertinggi ditunjukkan oleh sub kriteria
pemanfaatan sumberdaya berkelanjutan. Hal ini menjelaskan bahwa akibat dari tingginya aktivitas penangkapan maka perlu adanya pemanfaatan yang
memerhatikan keberlanjutan dari sumberdaya tersebut.
Tabel 26. Penilaian Terhadap Komponen dari Aspek Terkait Pengelolaan Sumberdaya Ikan Layang di Perairan Kota Ambon
No Komponen Pengelolaan SDI Layang
Skor 1
Pemanfaatan sumberdaya berkelanjutan 0,729
2 Memaksimalkan manfaat ekonomi
0,271 Sumber: Hasil Analisis Data, 2014
6.8.4 Pilihan Terhadap Beberapa Komponen Terpilih Dalam Pengelolaan
Sumberdaya Ikan Layang
Tabel 27 menunjukkan penentuan pengelolaan sumberdaya ikan layang di Perairan Kota Ambon dianalisis berdasarkan pertimbangan pada tingkatan dari
hierarki.
Tabel 27. Penilaian Komponen Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Layang di Perairan Kota Ambon
No Aspek pengelolaan SDI layang
Skor 1
Pemanfaatan memerhatikan SDI lestari 0,538
2 Peningkatan mutu dan kualitas pemasaran
produk 0,161
3 Penangkapan ikan yang lebih efektif
0,152 4
Pemerataanlapangan kerja 0,148
Sumber: Hasil Analisis Data, 2014
Berdasarkan pertimbangan secara keseluruhan, nilai vektor prioritasnya adalah: pemanfaatan memerhatikan biologi sumberdaya ikan lestari 0,538,
peningkatan mutu dan kualitas pemasaran produk 0,161, penangkapan ikan yang lebih efektif 0,152, dan pemerataan lapangan kerja urutan keempat dengan nilai
0,148. Hasil akhir dari analisis menunjukkan perlu adanya pengelolaan
berkelanjutan terhadap stok dari sumberdaya ikan layang agar tetap terjaga kelestariaanya, melakukan pembatasan effort penangkapan sumberdaya ikan
layang yang telah mengalami penurunan produksi, artinya kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan layang dengan prioritas utama aspek biologi sumberdaya ikan
layang dan ekosistemnya perlu dilakukan untuk menjamin keberlanjutan usaha masyarakat nelayan.
Dengan demikian pengelolaan terhadap sumberdaya ikan layang di Perairan Kota Ambon sebaiknya dilakukan melalui pendekatan partisipatif, yakni
menjadikan msyarakat nelayan sebagai subjek dalam pengelolaan sumberdaya ikan layang dan ekosistemnya tersebut yang menjadi tumpuan dari kehidupanya.
Secara keseluruhan hasil Analisis Hierarki Proses AHP dalam pengelolaan sumberdaya ikan layang di Perairan Kota Ambon disajikan pada Gambar 28.
Gambar 28. Hasil AHP Pengelolaan Sumberdaya Ikan Layang di Perairan Kota Ambon
Kebijakan pengelolaan yang menjadi prioritas utama agar sumberdaya ikan layang dan ekosistemnya yakni aspek biologi dari stok sumberdaya ikan,
peningkatan mutu dan kualitas pemasaran produk, penangkapan ikan yang Lebih efektif, dan pemerataan lapangan kerja. Kebijakan yang selama ini ada tidak
menjadi solusi permasalahan yang terjadi pada masyarakat nelayan di Perairan Kota Ambon akibatnya pengaturan kegiatan perikanan tidak dapat terkontrol
dengan baik karena kurangnya dukungan pihak-pihak yang terkait didalamnya, sehingga diperlukan rencana kebijakan yang tepat guna melibatkan masyarakat
nelayan dan pihak terkait dalam pengelolaan sumberdaya perikanan yang diperoleh tepat dalam pengelolaan sumberdaya perikanan yang optimal.
Aspek Mutu dan Pemasaran 0,65
Aspek Sosial Ekonomi 0,171
Aspek Finansial 0,95
Aspek Biologi 0,419
Aspek Teknik 0,251
Pemerintah 0,503
Stakeholder 0,268
Masyarakat Nelayan 0,230
Pemanfaatan memperhatikan biologi sumberdaya ikan lestari
0,538 Pemerataan lapangan
kerja 0,152
Peningkatan mutu dan kualitas pemasaran produk
0,148 Kegiatan penangkapan
ikan yang lebih efektif 0,161
Pengelolaan sumberdaya Ikan Layang di Kota Ambon
Memaksimalkan manfaat ekonomi
0,271 Pemanfaatan sumberdaya
perikanan bekelanjutan 0,729