47
Tabel 4 Lanjutan No.
Pengukuran Jenis Data
Sumber Data Output
Alat Analisis Parameter
Primer dan Sekunder 3
Sistem Dinamik 1. Biomassa, daya dukung
lingkungan K, dan ertumbuhan intrinsik r.
2. Upaya tangkap effort yang menggambarkan
jumlah effort unit dan kemampuan tangkap q
1. Data upaya penangkapan effort.
2. Data produksi penangkapan.
3. Data biaya upaya penangkapan.
Survei, pengamatan, pencatatan dan
wawancara dengan angketpertanyaan
tersistematis dengan nelayan
-
4 Aspek Kesejahteraan
1. Harga 2. Biaya
3. Effort 4. Propduksi
1. Biaya operasionaltrip 2. Harga ikantrip
3. Wilayah tangkapantrip 4. Jumlah nelayan dan trip
tangkapan Survei, pengamatan,
pencatatan dan wawancara dengan
angketpertanyaan tersistematis dengan
nelayan 1. Besarnya biaya
2. Harga ikan
5 Analisis Kebijakan
Menentukan kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan
layang 1. Ekonomi
2. Sosial 3. Teknologi
4. Ekologi AhliPakar
-
Data-data tersebut merupakan data kuantitatif data yang diukur dalam suatu skala numerik angka dan berbentuk data runtut waktu time series. Data yang
secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu ini dikumpulkan d engan runtut waktu minimal 15 tahun dari tahun 1995 sampai
tahun 2009. Kemudian data sekunder yang digunakan adalah data yang berasal dari publikasi, literatur, maupun buku-buku teks yang mendukung penelitian ini.
Data ini dapat dikumpulkan melalui survei pustaka terhadap berbagai sarana yang tersedia.
4.3 Metode Pengambilan Contoh
Populasi unit alat tangkap ikan tersebar luas di Perairan Kota Ambon maka penentuan lokasi yang menjadi sampel penelitian menggunakan metode
multistage sampling , penentuan lokasi menggunakan pendekatan bertahap
Soetriono dan Hanafie, 2007 dengan mengacu pada prosedur; 1 pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan asumsi bahwa pusat-
pusat dari kegiatan usaha perikanan tangkap ikan layang mancakup pemanfaatan potensi sumberdaya, produksi dan sarana perikanan yang terdapat di Perairan
Kota Ambon, 2 Pemilihan kecamatan-kecamatan berdasarkan kegiatan penangkapan ikan pelagis kecil khususnya ikan layang, 3 pemilihan Desa atau
kelurahan dengan aktivitas perikanan yang berkembang, 4 pemilihan sampel secara purposive berdasarkan banyaknya alat tangkap yang masih aktif pada
lokasi penelitian meliputi Teluk Ambon Dalam, Teluk Ambon Luar, Teluk Ambon Baguala, dan Pesisir Selatan Kota Ambon.
Penelitian dilakukan dengan memilih responden berdasarkan jumlah rumah tangga nelayan yang berasal dari 4 kecamatan pada lokasi penelitian meliputi
Teluk Ambon Dalam, Teluk Ambon Luar, Teluk Ambon Baguala, dan Pesisir Selatan Kota Ambon. Jumlah rumah tangga nelayan 37.005 Dinas Perikanan dan
Kelautan, 2008. Penentuan jumlah sampel responden dari populasi jumlah rumah tangga nelayan dilakukan secara acak, setelah itu menentukan responden
dari populasi rumahtangga nelayan dengan menggunakan persamaan yang dikemukakan Slovin 1960 yang diacu dalam Sevilla, et al., 1993, dengan
kesalahan penelitian deskriptif sebesar 10 persen Gay, 1976 diacu dalam Sevilla, et al.,
1993 sebagai berikut:
4.1 Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persentase ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
populasi Berdasarkan rumus tersebut diatas diperoleh 99 rumah tangga nelayan,
sementara jumlah contoh yang terpilih adalah 100 responden. meliputi Teluk Ambon Dalam 15 responden, Teluk Ambon Luar 15 responden, Teluk Ambon
Baguala 19 responden, dan Pesisir Selatan 50 responden. Nelayan sebagai sampel, jumlahnya sangat berbeda-beda di setiap desa, dan disesuaikan dengan tingkat
kegiatan pada 4 kecamatan tersebut. Dalam melakukan penentuan jumlah contoh merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan dengan cermat. Responden pada Analisis Hierarki Proses AHP ditentukan terlebih dahulu diberikan informasi mengenai substansi penelitian oleh
peneliti. Responden Analisis Hierarki Proses AHP merupakan orang yang memiliki kapasitas berdasarkan kepakaran terkait dengan pengelolaan sumberdaya
perikanan. Pakar yang menjadi responden AHP adalah sejumlah 45 orang yang memiliki latar belakang dari kalangan pemerintah, akademisi, peneliti serta
pemangku kepentingan lainnya yang memiliki kapasitas terkait dengan kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan.
4.4 Metode Analisis Data
Dalam penelitian, sangat jarang dijumpai data yang tidak memiliki masalah. Pengolahan data bertujuan untuk membuat kesalahan-kesalahan data menjadi
sekecil mungkin. Proses pengolahan data sering disebut juga sebagai proses pra- analisis. Proses pra-analisis meliputi: penyuntingan data, pengembangan variabel,
pengkodean data, cek kesalahan, pembentukan struktur data, pra-analisis cek computer, dan tabulasi. Dalam tahapan pra-analisis tersebut paling tidak harus
menjawab pertanyaan atau isu-isu sebagai berikut:
1. Apakah semua variabel telah ada datanya? 2. Apakah ada data yang hilang yang tidak diidentifikasi sebelumnya?
3. Apakah pengecekan kesalahan proses komputer telah dilakukan? 4. Apakah kesalahan telah dipertimbangkan?
5. Apakah ada nilai ekstrim dalam data? 6. Apakah data yang dikumpulkan menimbulkan masalah teknis dalam analisis?
7. Apakah data telah jelas, konsisten, dan komplit? Bila tahapan ini telah dilalui setidaknya kualitas data, struktur data, dan
pengkodeaan telah siap dianalisis lebih jauh. Intinya terdapat lima metode analisis dalam penelitian ini, analisis
bioekonomi, analisis system dinamik, analisis kesejahteraan, dan penentuan kebijakan pengelolaan sumber daya perikanan dilakukan dengan pendekatan
Analisis Hierarki Proses AHP. Keempat analisis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.4.1 Analisis Bioekonomi
Suatu manfaat optimum dari kegiatan penangkapan ikan yang lestari di Perairan Kota Ambon diestimasi dengan menggunakan alat analisis bioekonomi.
Pendekatan ini merujuk pada pendugaan parameter biologi dan pendugaan parameter ekonomi. antara lain:
1. Pendugaan Parameter Biologi
Pada pendugaan parameter biologi ini pertumbuhan populasi ikan diasumsikan mengikuti fungsi pertumbuhan logistik yang ditentukan oleh faktor
biomass ikan , pertumbuhan alami ikan , kapasitas daya dukung perairan
. Kegiatan penangkapan ikan yang diupayakan oleh nelayan diasumsikan tergantung pada faktor inputupaya yang digunakan
, biomass ikan , dan peluang tertangkapnya ikan
. Berdasarkan asumsi tersebut, maka estimasi fungsi produksi dihitung melalui persamaan berikut ini, Fauzi, 2010:
4.2 4.3