penangkapan yang digunakan sebanyak 101 unit. Melihat kondisi aktual tersebut, upaya penangkapan masih dapat ditingkatkan hingga diperoleh rente ekonomi dari
penangkapan ikan tuna mata besar yang maksimum secara ekonomi rente MEY.
6.7 Analisis Laju Degradasi dan Depresiasi Sumberdaya Ikan Tuna Mata
Besar di Teluk Palabuhanratu
Degradasi merupakan penurunan kualitas atau kuantitas sumberdaya ikan tuna mata besar. Depresiasi merupakan pengukuran degradasi sumberdaya ikan
tuna mata besar yang dirupiahkan Fauzi dan Anna 2005. Angka produksi dan rente lestari diperoleh dari persamaan 4.14, sedangkan koefisien laju degradasi
dan depresiasi diperoleh dari persamaan 4.15 dan 4.16. Secara ringkas, nilai
tersebut dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Laju degradasi dan depresiasi ikan tuna mata besar di Teluk
Palabuhanratu tahun 2006-2013
Tahun Produksi Ton
Rente Rp Koef.
Koef. Aktual
Lestari Aktual
Lestari Degradasi
Depresiasi 2006
7,399 4,037
74.544.085 39.865.475
0,366868 0,369400
2007 53,188
62,831 519.675.772
619.158.872 0,234818
0,233003 2008
35,488 56,344
340.203.035 555.358.522
0,169710 0,163497
2009 88,175
84,579 869.894.633
832.793.787 0,277036
0,277409 2010
58,594 67,425
573.212.828 664.315.723
0,240359 0,238861
2011 208,682
197,056 2.050.560.165
1.930.617.587 0,280035
0,280596 2012
201,983 191,983
1.984.577.297 1.881.410.418
0,278786 0,279284
2013 62,956
68,340 617.766.032
673.305.803 0,252464
0,251636
Rata-rata 0,262509
0,261711
Sumber: Hasil Analisis Data 2014
Tabel 16 menunjukkan koefisien laju degradasi berfluktuasi setiap tahunnya. Koefisien laju degradasi tertinggi terdapat pada tahun 2006, yaitu
sebesar 0,366868. Rata-rata koefisien laju degradasi ikan tuna mata besar pada Tabel 16 adalah sebesar 0,262509. Tingginya koefisien laju degradasi juga
menyebabkan tingginya laju depresiasi ikan tuna mata besar pada tahun 2006. Koefisien laju depresiasi tahun 2006 adalah sebesar 0,369400 yang juga
merupakan koefisien laju depresiasi ikan tuna mata besar tertinggi. Rata-rata koefisien laju depresiasi ikan tuna mata besar adalah sebesar 0,261711. Masing-
masing koefisien laju degradasi dan depresiasi bernilai kurang dari 0,5. Artinya, sumberdaya ikan tuna mata besar di Teluk Palabuhanratu pada tahun 2006-2013
tidak mengalami degradasi maupun depresiasi. Produksi aktual dan lestari menjadi salah satu faktor untuk menentukan koefisien laju degradasi dan
depresiasi. Grafik perbandingan produksi aktual dan produksi lestari dapat dilihat pada Gambar 19.
Sumber: Hasil Analisis Data 2014
Gambar 19 Grafik produksi aktual dan lestari ikan tuna mata besar pada tahun 2006-2013
Gambar 19 menunjukkan pola produksi aktual yang cenderung di bawah produksi lestari. Namun, pada tahun 2006, 2009, dan 2011-2012 terjadi pola yang
berbeda. Nilai produksi aktual pada tahun-tahun tersebut lebih tinggi dibanding nilai produksi lestari. Kondisi ini tentu mendukung terjadinya peningkatan laju
degradasi sumberdaya ikan tuna mata besar di Teluk Palabuhanratu pada tahun- tahun tersebut.
6.8 Sistem Bagi Hasil Perikanan Tuna Mata Besar di Teluk
Palabuhanratu
Sistem bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pemilik modal dan pengelola modal. Sistem bagi hasil pada
kapal pancing tonda di Teluk Palabuhanratu masih memakai sistem tradisional. Sistem bagi hasil ini didasarkan atas penerimaan bersih. Penerimaan bersih ini
terdiri atas total penerimaan produksi yang dikurangi dengan biaya operasional dalam satu kali trip. Biaya operasional tersebut meliputi bahan bakar solar, es
balok, makanan, perawatan pancing, dan retribusi. Penerimaan bersih tersebut kemudian dibagi rata antara nelayan pemilik dan nelayan buruh. Persentase bagi
hasil tersebut adalah 50. Namun, untuk nelayan buruh, bagian 50 ini akan dibagi lagi sebanyak jumlah nelayan yang melaut. Lebih besarnya persentase bagi
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
220
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 P
r o
d u
k si
To n
Tahun
Produksi aktual ton Produksi lestari ton