tergambarkan secara jelas. Sistem bagi hasil diperoleh dari wawancara langsung kepada nelayan responden. Sistem bagi hasil berlaku untuk kedua belah pihak
nelayan, yaitu nelayan pemilik dan nelayan buruh nahkoda dan ABK. Bagian yang diperoleh nelayan buruh berupa pendapatan pribadi. Sementara itu, bagian
yang diperoleh pemilik mencakup pendapatan pribadi dan biaya penyusutan tiap tahunnya. Biaya penyusutan dari investasi penangkapan dapat diperoleh melalui
metode garis lurus straight line method sebagai berikut Widowati et. al. 2011: =
�−
............................................................................................ 4.17 Keterangan:
D = biaya penyusutan per tahun Rptahun P = harga awal alat Rp
S = nilai sisa Rp N = umur teknis alat tahun
Bila telah mencapai payback period, bagian yang digunakan untuk menutup biaya penyusutan dapat dialokasikan ke bagian nelayan buruh. Hasil dari
analisis ini adalah sistem bagi hasil perikanan tuna mata besar yang berlaku dan pendapatan masing-masing nelayan yang kemudian dibandingkan dengan UMK
dan KHL Kabupaten Sukabumi.
4.4.4 Analisis Alternatif Kebijakan Melalui Metode Perbandingan
Eksponensial MPE
Penilaian pihak DKP Kabupaten Sukabumi dan PPN Palabuhanratu diperlukan untuk mengetahui preferensi mengenai alternatif kebijakan yang
ditawarkan. Alternatif kebijakan ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk pengelolaan perikanan tuna mata besar yang berkelanjutan. Alternatif-alternatif
kebijakan disusun berdasarkan hasil penelitian dari model bioekonomi Walters- Hilborn, analisis laju degradasi dan depresiasi, dan sistem bagi hasil pada
perikanan tuna mata besar. Alternatif-alternatif kebijakan ditawarkan dengan pemberian skor dari masing-masing responden. Skor tersebut menggunakan skala
likert 1 sampai 4 dengan 1 adalah tidak efektif, 2 adalah kurang efektif, 3 adalah
efektif, dan 4 adalah sangat efektif. Kemudian, alternatif-alternatif tersebut dianalisis menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial MPE.
MPE merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Penggunaan MPE dalam alternatif
kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan tuna mata besar dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu menyusun alternatif-alternatif keputusan yang akan
dipilih, menentukan kriteria keputusan yang penting untuk dievaluasi, menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan, melakukan
penilaian terhadap semua alternatif pada setiap kriteria, menghitung skor atau nilai total setiap alternatif, dan menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada
nilai total masing-masing alternatif Marimin 2004. Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam MPE adalah sebagai berikut Marimin 2004:
............................................................ 4.18 Keterangan:
TNi = total nilai alternatif ke-i RKj = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i
TKK
j
= derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j; TKKj 0; bulat n
= jumlah pilihan keputusan m
= jumlah kriteria keputusan
4.5 Batasan Penelitian
1. Jenis ikan yang diteliti dalam penelitian adalah sumberdaya ikan tuna mata besar yang merupakan salah satu spesies tuna komoditi ekspor sumberdaya
perikanan Teluk Palabuhanratu. 2. Ikan tuna mata besar ditangkap di wilayah selatan Teluk Palabuhanratu dan
didaratkan di PPN Palabuhanratu. 3. Responden terdiri dari nelayan setempat yang menangkap ikan tuna mata
besar dengan menggunakan alat tangkap pancing tonda troll line. 4. Effort yang digunakan pada penelitian ini adalah pancing tonda dalam satuan
unit. 5. Kapal pancing tonda diasumsikan hanya menangkap ikan tuna mata besar.
6. Produksi atau harvest adalah produksi ikan yang dinyatakan dalam satuan ton. 7. Biaya penangkapan ikan tuna mata besar adalah konstan dari biaya rata-rata
operasional satu trip per unit alat tangkap. 8. Harga nominal ikan tuna mata besar per satuan produksi adalah nilai produksi
ikan tuna mata besar dibagi dengan produksi ikan tuna mata besar dari tahun 2006-2013.
9. Indeks Harga Konsumen IHK yang digunakan adalah IHK untuk komoditas ikan segar Kabupaten Sukabumi tahun 2006-2013.
10. Pendapatan yang digunakan dalam penghitungan sistem bagi hasil diperoleh pada pendapatan tahun 2013.
11. Responden yang diambil untuk menentukan alternatif kebijakan terbaik adalah responden yang berhubungan langsung dengan kegiatan perikanan di
PPN Palabuhanratu. Responden tersebut adalah pihak PPN Palabuhanratu dan pihak DKP Kabupaten Sukabumi.