Produksi dan Nilai Produksi Sumberdaya Ikan Tuna Mata Besar
Telah dikatakan bahwa sumberdaya ikan tuna mata besar belum mengalami overfishing baik secara ekonomi maupun biologi, sehingga dapat
dikatakan penurunan produksi pada tahun 2012-2013 bukan merupakan indikasi dari gejala overfishing. Penurunan produksi disebabkan oleh naiknya harga bahan
bakar solar yang digunakan untuk penangkapan pada tahun 2013 dan pengaruh cuaca buruk yang terjadi antara tahun 2012-2013. Kenaikan harga solar
merupakan penyebab utama karena solar merupakan input operasional utama sekitar 75 diantara input operasional lainnya.
Parameter keempat pada Tabel 15 adalah rente ekonomi. Nilai rente ekonomi π pada Tabel 15 menunjukkan tingkat rente ekonomi yang diperoleh
dalam penangkapan sumberdaya ikan tuna mata besar. Nilai rente ekonomi terbesar terdapat pada rezim MEY, yaitu sebesar Rp 3.366.433.296. Rente
ekonomi pada rezim MSY dan OA berturut-turut adalah sebesar Rp 3.373.166.499 dan Rp 0. Angka Rp 0 pada rezim OA menunjukkan nelayan hanya
mendapatkan upah atas biaya yang dikeluarkan dalam penangkapan dan tidak mendapat rente. Tingkat rente ekonomi pada kondisi aktual masih lebih rendah
dibandingkan dengan rezim MSY dan MEY. Oleh sebab itu, nelayan masih dapat meningkatkan jumlah produksi dan upaya penangkapan untuk mencapai rente
ekonomi yang lebih besar. Perbandingan rente ekonomi pada berbagai rezim pengelolaan dapat dilihat pada Gambar 17.
Sumber: Hasil Analisis Data 2014
Gambar 17 Perbandingan rente ekonomi ikan tuna mata besar pada masing- masing rezim pengelolaan
3.366.433.296 3.373.166.499
878.804.231 Rp0,00
Rp0,50 Rp1,00
Rp1,50 Rp2,00
Rp2,50 Rp3,00
Rp3,50
MSY MEY
OA Aktual
R e
n te
Ek o
n o
m i
R p
M il
yar
Rezim Pengelolaan
Rezim MSY, MEY, dan OA dalam pengelolaan perikanan tuna mata besar bila digambarkan akan terlihat pada kurva keseimbangan bioekonomi pada
Gambar 18.
Sumber: Hasil Analisis Data 2014
Gambar 18 Kurva keseimbangan bioekonomi perikanan tuna mata besar di Teluk Palabuhanratu
Gambar 16 menunjukkan rente ekonomi dan upaya penangkapan pada masing- masing rezim bioekonomi perikanan tuna mata besar. Nilai rente ekonomi
diperoleh dari perpotongan kurva melengkung TR Total Revenue dan garis lurus TC Total Cost. Rente ekonomi yang diperoleh pada rezim MSY dengan jumlah
upaya penangkapan sebanyak 705 unit adalah sebesar Rp 3.366.433.296. Rente ekonomi yang diperoleh pada rezim MEY dengan jumlah upaya penangkapan
sebanyak 674 unit adalah sebesar Rp 3.373.166.499. Rente ekonomi pada rezim OA dengan jumlah upaya penangkapan 1.349 unit adalah sebesar Rp 0. Nilai rente
pada rezim OA diperoleh dari pertemuan antara kurva TR dan kurva TC pada satu titik TR=TC. Sementara itu, Gambar 18 juga menunjukkan nilai rente
ekonomi aktual yang diperoleh sebesar Rp 878.804.231 dengan upaya