Batasan Penelitian Estimasi Parameter Biologi

dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, sikap responden yang lebih memilih untuk melaut dibandingkan melanjutkan pendidikan juga menjadi penyebabnya. Rendahnya tingkat pendidikan nelayan mempengaruhi perilaku nelayan dalam menjaga kelestarian sumberdaya ikan tuna mata besar. c. Pengalaman Melaut Pengalaman melaut berkaitan dengan strategi dan cara nelayan untuk melakukan aktivitas penangkapan. Semakin lama pengalaman nelayan, maka strategi dan cara yang dilakukan akan semakin baik. Hasil wawancara menunjukkan 47 nelayan memiliki pengalaman melaut kurang dari atau sama dengan 10 tahun. Sementara sisanya, 38 nelayan dengan pengalaman 11-20 tahun, 10 nelayan dengan pengalaman 21-30, dan 5 nelayan dengan pengalaman lebih dari 30 tahun. Pengalaman melaut nelayan dapat dilihat pada Gambar 10. Sumber: Hasil Analisis Data 2014 Gambar 10 Pengalaman melaut nelayan ikan tuna mata besar di Teluk Palabuhanratu Berdasarkan Gambar 10, mayoritas nelayan responden memiliki pengalaman ≤ 10 tahun. Artinya, mayoritas nelayan responden belum memiliki kemampuan pengoperasian alat tangkap yang memadai. Selain itu, pengetahuan mengenai daerah penangkapan ikan yang potensial belum sebanyak yang dimiliki oleh nelayan responden yang memiliki pengalaman di atas 10 tahun. d. Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan nelayan responden di Teluk Palabuhanratu bervariasi. Berdasarkan hasil wawancara, terdapat 10 nelayan yang tidak memiliki 47 38 10 5 ≤10 11-20 21-30 30 tanggungan, 7 nelayan dengan tanggungan 1 orang, dan 45 nelayan dengan tanggungan 2 orang. Selain itu sebanyak 18 nelayan dengan jumlah tanggungan 3 orang, 10 nelayan dengan tanggungan 4 orang, dan masing-masing 5 nelayan dengan jumlah tanggungan 7 dan 8 orang Gambar 11. Sumber: Hasil Analisis Data 2014 Gambar 11 Jumlah tanggungan nelayan ikan tuna mata besar di Teluk Palabuhanratu Hasil wawancara menunjukkan bahwa mayoritas nelayan responden memiliki jumlah tanggungan sebanyak 2 orang. Tanggungan nelayan ini terdiri dari orang tua, mertua, istri, dan anak-anak dari nelayan. Nelayan yang tidak memiliki tanggungan merupakan nelayan yang belum menikah dan masih tinggal sendiri. e. Pekerjaan Alternatif Selain memiliki aktivitas menangkap ikan, beberapa nelayan responden di Teluk Palabuhanratu memiliki pekerjaan alternatif. Pekerjaan ini dilakukan apabila responden sedang tidak melaut antara 2-3 hari di darat atau saat musim paceklik. Sebanyak 90 nelayan tidak memiliki pekerjaan alternatif atau disebut dengan nelayan penuh. Artinya nelayan ini tidak memperoleh pendapatan lain selain dari aktivitas penangkapan. Selebihnya, sebanyak 5 memiliki pekerjaan lain sebagai supir dan pembantu bongkar kapal. Pekerjaan alternatif nelayan dapat dilihat pada Gambar 12. 10 7 45 18 10 5 5 Tidak ada 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 7 orang 8 orang Sumber: Hasil Analisis Data 2014 Gambar 12 Pekerjaan alternatif nelayan ikan tuna mata besar di Teluk Palabuhanratu Mayoritas nelayan responden tidak memiliki pekerjaan lain selain menjadi nelayan. Hal ini bisa disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki serta keterbatasan kesempatan kerja selain menjadi nelayan di wilayah pesisir. Nelayan yang tidak memiliki pekerjaan alternatif akan sulit meningkatkan pendapatannya terutama saat tidak musim panen ikan. f. Kategori Penduduk Nelayan di Teluk Palabuhanratu terbagi atas nelayan asli dan nelayan pendatang. Nelayan yang merupakan penduduk asli sebanyak 45 dan nelayan pendatang sebanyak 55. Nelayan pendatang kebanyakan merupakan nelayan Makassar. Beberapa dari nelayan Makassar ini sudah tinggal dan menetap di daerah Palabuhanratu. 5 5 90 Bantu kapal lain Supir Tidak ada