Volume dan Nilai Produksi Perikanan di PPN Palabuhanratu dan

6. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Produksi dan Nilai Produksi Sumberdaya Ikan Tuna Mata Besar

Data produksi ikan tuna mata besar dengan pancing tonda yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari pihak PPN Palabuhanratu. Data sekunder ini berupa data berkala time series selama 8 tahun berturut-turut. Perkembangan produksi dan nilai produksi ikan tuna mata besar dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Perkembangan produksi dan nilai produksi ikan tuna mata besar dengan pancing tonda di Teluk Palabuhanratu tahun 2006-2013 Tahun Produksi Ton Pertumbuhan Nilai Produksi Rp Pertumbuhan 2006 7,399 - 56.729.400 - 2007 53,188 618,85 513.136.900 804,53 2008 35,488 -33,28 446.579.000 -12,97 2009 88,175 148,46 1.163.306.500 160,49 2010 58,594 -33,55 731.596.500 -37,11 2011 208,682 256,15 2.807.569.400 283,76 2012 201,983 -3,21 3.438.528.052 22,47 2013 62,956 -68,83 1.198.318.500 -65,15 Rata-rata 89,558 66,59 1.294.470.532 -82,41 Sumber: PPN Palabuhanratu 2007-2014, diolah 2014 Tabel 7 menunjukkan bahwa produksi ikan tuna tertinggi terdapat pada tahun 2011, yaitu sebesar 208,682 ton. Produksi ikan tuna mata besar terendah terdapat pada tahun 2006, yaitu sebesar 7,399 ton. Secara umum, produksi ikan tuna mata besar mengalami fluktuasi pada tahun 2006-2013 dengan rata-rata produksi sebesar 89,56 ton per tahun. Tahun 2006-2010, produksi ikan mengalami fluktuasi, hingga akhirnya meningkat drastis pada tahun 2011. Namun, pada tahun 2012-2013 produksi mengalami penurunan masing-masing sebesar 3,21 dan 68,83. Pertumbuhan rata-rata produksi dan nilai produksi ikan tuna mata besar dihitung menggunakan rata-rata geometrik dengan rumus sebagai berikut: = 1 × 2 × … × .................................................................... 6.1 Dari rumus 6.1 diperoleh pertumbuhan rata-rata produksi ikan tuna mata besar sebesar 66,59. Nilai positif ini menunjukkan produksi secara keseluruhan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pertumbuhan rata-rata nilai produksi ikan tuna diperoleh sebesar -82,41. Artinya pertumbuhan nilai produksi ikan tuna mata besar secara umum mengalami penurunan.

6.2 Produksi dan Upaya Penangkapan

Effort Sumberdaya Ikan Tuna Mata Besar Produksi dan upaya penangkapan effort merupakan dua hal yang saling berkaitan. Semakin banyak jumlah unit upaya penangkapan, maka semakin tinggi pula produksi ikan. Namun, hal ini hanya dapat terjadi pada jangka pendek. Ketika jumlah upaya penangkapan melampaui batas maksimal dalam jangka panjang, dapat diprediksi produksi akan mengalami penurunan. Upaya penangkapan yang digunakan nelayan pada penelitian ini adalah alat tangkap pancing tonda troll line. Sama seperti jumlah produksi ikan tuna mata besar, jumlah upaya penangkapan juga mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada penelitian ini dilakukan penghitungan proporsipersentase dari ikan tuna mata besar terhadap seluruh produksi dari pancing tonda. Hal ini kemudian turut mempengaruhi jumlah upaya penangkapan. Penghitungan proporsi produksi ikan tuna mata besar terhadap produksi pancing tonda dapat dilihat pada Lampiran 5. Perkembangan produksi dan upaya penangkapan ikan tuna mata besar tahun 2006-2013 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Perkembangan produksi dan upaya penangkapan ikan tuna mata besar di Teluk Palabuhanratu tahun 2006-2013 Tahun Produksi Ton Upaya penangkapan Unit 2006 7,399 4 2007 53,188 65 2008 35,488 58 2009 88,175 89 2010 58,594 70 2011 208,682 229 2012 201,983 222 2013 62,956 71 Rata-rata 89,558 101 Sumber: PPN Palabuhanratu 2007-2014, diolah 2014 Tabel 8 menunjukkan upaya penangkapan tertinggi terdapat pada tahun 2011, yaitu sebanyak 229 unit. Upaya penangkapan terendah terdapat pada tahun 2006, yaitu hanya sebanyak 4 unit alat tangkap yang digunakan. Rendahnya jumlah pancing tonda pada tahun 2006 disebabkan oleh baru dioperasikannya alat ini pada tahun 2005 di Palabuhanratu Wijaya 2012. Namun, di tahun-tahun berikutnya nelayan mulai beralih menggunakan alat tangkap ini dengan bantuan rumpon.

6.3 Catch per Unit Effort CPUE

Catch per Unit Effort CPUE merupakan nilai yang mencerminkan tingkat produktivitas dari upaya penangkapan effort. Semakin tinggi nilai CPUE menunjukkan semakin efisien alat tangkap yang digunakan. Upaya penangkapan diukur dengan jumlah unit alat tangkap pancing tonda. Nilai CPUE didapatkan dari produksi dengan per unit upaya penangkapan yang diperoleh pada persamaan 4.1. Nilai CPUE dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Nilai CPUE tahun 2006-2013 Tahun Produksi Ton Upaya penangkapan Unit CPUE TonUnit 2006 7,399 4 1,8498 2007 53,188 65 0,8183 2008 35,488 58 0,6119 2009 88,175 89 0,9907 2010 58,594 70 0,8371 2011 208,682 229 0,9113 2012 201,983 222 0,9098 2013 62,956 71 0,8867 Rata-rata 89,558 101 0,9769 Sumber: PPN Palabuhanratu 2007-2014, diolah 2014 Tabel di atas menunjukkan nilai CPUE tertinggi terdapat pada tahun 2006, yaitu sebesar 1,8498 tonunit dengan produksi sebesar 7,399 ton dan upaya penangkapan sebanyak 4 unit. Sementara itu, nilai CPUE terendah terdapat pada tahun 2008, yaitu sebesar 0,6119 dengan produksi 35,488 ton dan upaya penangkapan sebanyak 58 unit. Produksi dan upaya penangkapan yang fluktuatif menyebabkan nilai CPUE juga mengalami fluktuasi dengan tren menurun. Tren CPUE mengalami penurunan mengartikan bahwa produktivitas pancing tonda menurun setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 13. Sumber: Hasil Analisis Data 2014 Gambar 13 Tren penurunan CPUE sumberdaya ikan tuna mata besar di Teluk Palabuhanratu y = -0,065x + 1,273 R² = 0,190 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 C P U E To n U n it Tahun CPUE tonunit Linear CPUE tonunit