13 terutama ditentukan oleh derajat ketekunan dalam makan bukan pemilihan
makanan. Ketekunan bulubabi saat kontak dengan makanan menunjukkan stimulasi makan.
Hirarki preferensi yang digambarkan Steinberg dan van Altena 1992, menunjukkan bulubabi lebih memilih jenis makroalga tertentu ketika diberikan
pilihan pakan alami. Faktanya, sebagai sumber makanan makroalga sangat bervariasi dalam morfologi, kualitas nutrisi, metabolit sekunder dan derajat
pengapuran yang berpengaruh terhadap preferensi pemangsanya Vadas 1977; Sakata et al. 1989; Duffy dan Hay 1990; Wright et al. 2005. Pengamatan di
lapangan dan pengujian di laboratorium menunjukkan metabolit sekunder dapat bertindak sebagai stimulan atau deteren yang kuat bagi bulubabi Sakata et al. 1989;
Steinberg dan van Altena 1992; Deal et al. 2003. Beberapa studi menunjukkan golongan monosakarida, polisakarida, asam amino, lipid, terpenoid dan fenol dapat
bertindak sebagai stimulan bagi bulubabi Klinger dan Lawrence 1984; Sakata et al
. 1989; Steinberg dan van Altena 1992, tetapi di sisi lain dapat pula bertindak sebagai deteren Steinberg dan van Altena 1992; Cronin dan Hay 1996; Deal et al.
2003.
Tabel 1 Macam tanggapan perilaku terhadap bahan kimia dalam pakan
a
Kategori Tanggapan perilaku
Attractant Bergerak ke arah makanan
Repellant Bergerak menjauhi makanan
Arrestant Berhenti bergerak ke arah makanan
Incitant Permulaan makan
Suppressant Tidak ada permulaan makan
Stimulant Proses penelanan makanan
Deterrent Tidak ada proses penelanan makanan
a
Sumber: Lindsteadt 1971
3 BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Percobaan dilakukan di Laboratorium Budidaya, Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Biota Laut UPT. BKBL, Pusat Penelitian Oseanografi P2O,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Ambon dari bulan Mei-Agustus 2012 Gambar 1. Proksimat bahan kering, pakan percobaan, gonad dan analisis total
karotenoid makroalga, pakan percobaan, gonad serta preparasi histologi dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ikan dan Laboratorium Kesehatan Ikan
Departemen Budidaya Perairan BDP, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan FPIK, Institut Pertanian Bogor IPB.
3.2 Pengumpulan dan Pemeliharaan Organisme
Tiga jenis makroalga digunakan dalam penelitian ini, yaitu alga coklat Sargassum
polycystum, alga merah Gracilaria lichenoides dan alga hijau Ulva reticulata
. Masing-masing makroalga dikumpulkan dari tiga lokasi berbeda di sekitar pulau Ambon selama dua hari, 3-4 November 2011. S. polycystum
dikumpulkan dari pantai Liang S 03
o
48’76,7”, E 128
o
25’36,5”, G. lichenoides dikumpulkan dari pantai Hative Besar S 03
o
41’10,7”, E 128
o
07’24,0” dan U. reticulata
dikumpulkan dari pantai Tantui S 03
o
40’09,1”, E 128
o
11’46,0” Gambar 6. Hewan uji yang digunakan, yaitu Tripneustes gratilla dikumpulkan
dari pantai Liang pada kedalaman 0,3-3 m zona intertidal Gambar 6, sebelum digunakan diadaptasikan pada bak pemeliharaan dengan air laut mengalir yang
diaerasi, serta diberi pakan berupa campuran makroalga segar dan lamun.
3.3 Preparasi Makroalga sebagai Stimulan Pakan
Makroalga segar dibawa ke laboratorium dalam bak plastik berisi air laut. Selanjutnya, makroalga dicuci bersih menggunakan air laut dan dikering anginkan
di atas para-para yang diberi naungan. Setelah kristal garam pada thalus muncul, makroalga kembali dicuci dengan menggunakan air tawar dan dikering anginkan
kembali selama beberapa hari. Makroalga kering kemudian dihancurkan dan dilewatkan saringan 3 mm. Selanjutnya, makroalga kering dalam bentuk simplisia
dengan kadar air 10-12 disimpan dalam kontainer kedap udara yang dilengkapi dengan gel silika. Penyimpanan simplisia makroalga sampai digunakan dilakukan
selama ± 6 bulan Gambar 7.