Hasil Pengujian Palatabilitas Makroalga Kering

35 diameter cangkang LGR dan laju pertumbuhan spesifik SGR yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan lain, walau uji lanjut menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antar perlakuan diet Tukey, p0,05 Tabel 9. Beberapa perlakuan U-30 dan MS memiliki nilai LGR dan SGR dengan nilai standar deviasi yang besar Tabel 9. Hal tersebut mengindikasikan terjadinya pertumbuhan negatif pada individu T. gratilla. Kondisi ini disebabkan karena kekurangan nutrisi yang dialami bulubabi ketika dipuasakan sebelum digunakan untuk pengujian. Pertumbuhan negatif seringkali ditemukan pada bulubabi yang kelaparan Guillou et al. 2002; Cook dan Kelly 2007, sebab pada saat kelaparan terjadi mobilisasi cadangan nutrien dalam cangkang berupa proses reabsorpsi terhadap bahan organik termasuk protein dan karbohidrat yang digunakan untuk produksi atau pertumbuhan gonad Lawrence dan Lane 1982, diacu dalam Hammer et al. 2006a; Cook dan Kelly 2007, pada percobaan ini diindikasikan dengan meningkatnya indek gonad GI. Tabel 9 Berat utuh BU, diameter cangkang DC, sintasan SR, laju pertumbuhan linier LGR dan laju pertumbuhan spesifik SGR T. gratilla dari lima jenis perlakuan diet n= 15, rerata±simpangan baku Perlakuan Basal U-10 U-20 U-30 MS Awal BU g 112,38±1,77 113,76±0,84 113,37±0,49 114,79±1,02 113,49±0,66 DC mm 66,27±1,76 67,23±0,10 66,48±0,31 67,17±0,97 66,64±1,04 Akhir BU g 120,08±2,53 125,45±5,29 120,48±2,27 121,44±5,09 123,16±12,63 DC mm 67,34±0,54 69,13±1,12 68,10±1,00 68,19±1,48 68,10±1,24 SR 100 100 100 100 100 LGR mm hari -1 0,03±0,03 a 0,05±0,03 a 0,04±0,02 a 0,03±0,04 a 0,04±0,01 a SGR hari -1 0,17±0,06 a 0,26±0,11 a 0,16±0,06 a 0,15±0,09 a 0,21±0,27 a a Angka-angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 uji Tukey 4.4.3 Profil Gonad 4.4.3.1 Indek Gonad GI Perkembangan gonad seringkali digunakan sebagai indek dari kondisi nutrisi bulubabi, tidak hanya dikarenakan ketergantungan pertumbuhan gonad terhadap kualitas diet, tetapi juga dikarenakan bulubabi relatif cukup besar menginvestasikan nutrien dalam upaya reproduksi, ditandai saat matang gonad bagian dalam cangkang akan dilingkupi pundi-pundi gonad. Indek gonad GI T. gratilla di awal 36 perlakuan dan perlakuan MS pada percobaan ini signifikan lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan diet lainnya. GI pada perlakuan diet U-10 dan basal sebesar 5,02 dan 4,61 dari total berat utuh, signifikan lebih besar dibandingkan dengan gonad T. gratilla pada perlakuan diet U-20 dan U-30. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa GI pada perlakuan diet U-10 dan basal tidak bebeda nyata Tukey, p0,05, namun berbeda dengan perlakuan diet lainnya Tukey, p0,05 Gambar 17. Beberapa penulis telah melaporkan produksi gonad bulubabi sangat baik ketika diberi pakan buatan de Jong-Westman 1993; Lawrence et al. 1997; Fernandez dan Boudouresque 2000; Shpigel et al. 2005; Hammer et al. 2006b. Begitu pula dalam percobaan ini, T. gratilla yang diberi diet pakan buatan menghasilkan GI lebih tinggi dibandingkan T. gratilla yang diberi diet pakan makroalga segar. U-10 merupakan perlakuan dengan konsumsi pakan dan GI tertinggi dibandingkan dengan perlakuan diet lainnya. Ukuran gonad bulubabi terutama dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, hal ini ditunjukkan oleh adanya perbedaan pertumbuhan somatik dan reproduksi bulubabi yang berhubuhan dengan pemenuhan nutrien Vadas 1977. Percobaan III menggunakan level protein yang sama ±31 untuk semua perlakuan dietnya Basal, U-10, U-20 dan U-30. Oleh sebab itu besar konsumsi pakan oleh individu T. gratilla akan berdampak terhadap GI, dikarenakan jumlah pakan yang dikonsumsi berkorelasi positif dengan banyak protein yang dikonsumsi. Hammer et al. 2006b melaporkan penambahan bobot gonad L. variegatus bergantung pada dietari protein dan lama periode pemberian diet. Bishop dan Watts 1994 diacu dalam Hammer 2006b melaporkan setelah dipuasakan saluran pencernaan bulubabi harus mencapai ukuran tertentu kompetensi saluran pencernaan sebelum nutrien dapat dipindahkan ke gonad. Gambar 17 Indek gonad T. gratilla dari sampel awal n=5 ind, lima jenis perlakuan diet n=15 ind perlakuan -1 dan sampel alam 4 ind,rerata±simpangan baku. Kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 uji Tukey 1.25 4.61 5.02 3.02 2.91 1.56 4.16 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 Awal Basal U-10 U-20 U-30 MS Alam Indek G onad Perlakuan a c c b b ab c 37

4.4.3.2 Kandungan Lipid, Protein dan Kadar Air Gonad

Analisis proksimat terhadap komposisi protein, lemak dan kadar air gonad T.gratilla menunjukkan bahwa di akhir percobaan gonad bulubabi mengalami kenaikan kadar air dan protein serta penurunan lemak untuk semua perlakuan diet. Di antara kelima perlakuan diet yang diberikan, perlakuan diet dengan penambahan makroalga kering memiliki kadar air, protein dan lemak lebih tinggi dari pada perlakuan diet basal. Penambahan dosis makroalga berkorelasi positif dengan kadar air gonad. U-30 perlakuan dengan kadar air dan lemak tertinggi 80, 95 dan 28,71. Sementara, U-20 merupakan perlakuan dengan kadar protein tertinggi 55,02 Tabel 10. Tabel 10 Protein, lipid berat kering dan kadar air gonad T. gratilla dari sampel awal, lima jenis perlakuan diet dan sampel alam Parameter Awal Perlakuan Alam Basal U-10 U-20 U-30 MS Protein bk 35,98 38,19 50,71 55,02 43,73 42,83 70,16 Lemak bk 38,78 16,42 26,35 26,12 28,71 17,94 23,56 Kadar air 77,49 78,50 79,47 79,48 80,95 78,87 80,26 Rendahnya kadar lipid di awal percobaan penulis yakini terjadi karena saat dipuasakan bulubabi memperoleh energi untuk proses metabolisme terutama dari perombakan cadangan glikogen yang tersimpan di dalam sel NP pada gonad melalui proses glikogenesis, yang mulanya diperuntukkan sebagai energi seluler siap pakai yang dibutuhkan untuk proses gametogenesis. Marsh dan Watts 2007 dalam tinjuannya perihal metabolisme karbohidrat menyebutkan bahwa kandungan karbohidrat pada telur ekinoid rendah, ini mengindikasikan bahwa karbohidrat yang terkadung di dalam sel NP tidak dialokasikan untuk perkembangan gamet, akan tetapi lebih diperuntukkan sebagai energi seluler siap pakai yang dibutuhkan untuk proses gametogenesis. Proses pengalokasian glikogen sebagai sumber energi untuk proses metabolisme oleh bulubabi saat dipuasakan melalui proses glikogenesis, terjadi pula pada mamalia yang dipuasakan. Berbeda dengan ikan yang terlebih dahulu merombak lemak dan protein melalui proses glukogenesis sebagai sumber energi saat dipuasakan. Hasil analisis proksimat di atas juga menunjukkan bahwa komposisi diet berpengaruh terhadap pertumbuhan dan komposisi biokimia gonad T. gratilla, sebab gonad bertindak sebagai organ utama untuk menyimpan nutrien pada bulubabi Walker 1982. Nutrien berupa protein dan lipid dalam jumlah besar diakumulasi di dalam gonad terutama untuk perkembangan gonad Giese et al. 1959. Protein yang diakumulasi di dalam gonad berupa mayor yolk protein MYP yang disintesis di dalam usus, coelomocytes, dan nutritive phagocytes NPs dan selanjutnya diakumulasi di NP Walker et al. 2007. Berbeda dengan binatang ovipar lainnya, bulubabi jantan dan betina memproduksi MYP Unuma et al. 2001, diacu dalam Walker et al. 2007. Perubahan kuantitatif MYP dan komponen lainnya 38 terjadi selama proses gametogenesis, ditunjukkan adanya hubungan terbalik antara ukuran sel gonad NP tempat cadangan nutrien disimpan dengan sel gametogenik Walker et al. 2007. Dengan demikian dalam mengevaluasi status protein, lemak dan komponen lain yang terkandung dalam gonad harus mempertimbangkan pula kondisi reproduktif gonad bulubabi, sebab kedua hal tersebut sangat erat kaitannya.

4.4.3.3 Kondisi Reproduktif Gonad

Analisis histologis gonad T. gratilla atas sampel awal dan lima perlakuan diet menunjukkan kondisi reproduktif gonad yang beragam, baik individu antar perlakuan diet yang berbeda ataupun individu dalam perlakuan diet yang sama. Secara umum kondisi reproduktif gonad T. gratilla betina dan jantan dalam percobaan ini, terbagi atas empat fase utama, yakni I inter-gametogenesis dan NP phagocytosis , II pre-gametogenesis dan NP renewal, III gametogenesis dan NP utilisation dan IV end of gametogenesis, NP exhaustion dan spawning. Berbeda dengan kondisi reproduktif gonad T. gratilla yang diperoleh dari alam yang hanya terdiri dari satu fase, yakni fase III Gambar 18. Gambar 18 Tahap siklus gametogenesis 1 ‘inter-gametogenesis dan NP phagocytosis ’, 2 ‘pre-gametogenesis dan NP renewal’, 3 ‘gametogenesis dan NP utilization’, 4 ‘end of gametogenesis, NP exhaustion dan spawning ’ dari T. gratilla A betina dan B jantan. Akronim: RC – reproductive cells; NP – nutritive phagocyte. Panah pada poin 1 - remnant reproductive cells. Perbesaran x 4 Tanpa membedakan individu jantan dan betina penafsiran hasil gambaran histologi memperlihatkan bahwa kondisi reproduktif gonad T. gratilla sedikit mengalami perubahan dibandingkan dengan sampel awal. Sebagian besar kondisi reproduktif T. gratilla setelah percobaan berada pada fase II dan III. Penambahan terbesar jumlah T. gratilla pada fase II ditemukan pada perlakuan U-10 dan sedikit penambahan pada fase III ditemukan pada perlakuan U-20 dan