Analisis Statistik Pengembangan makroalga sebagai stimulan pakan bagi bulubabi dewasa (Tripneustes gratilla Linnaeus 1758)

33 Hasil uji one way ANOVA terhadap total konsumsi pakan dari semua perlakuan diet selama percobaan menggambarkan adanya perbedaan konsumsi pakan antar kelompok perlakuan diet F= 4,945, p0,05. Perlakuan U-10 merupakan perlakuan diet dengan konsumsi pakan terbesar 22,01 g bb individu -1 . Meski hasil uji lanjut menunjukkan bahwa perlakuan U-10 dengan basal tidak berbeda nyata Tukey, p0,05 Gambar 14B. Konsistensi pakan yang rendah pada perlakuan U-20 dan U-30 dalam percobaan ini diyakini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya konsumsi pakan T. gratilla yang diberi diet pakan tersebut dibandingkan perlakuan U-10 dan basal. Berbedaan jumlah konsumsi pakan selain dipengaruhi konsistensi pakan, diyakini dipengaruhi pula oleh keberadaan dan konsentrasi dari stimulan atau deteren dalam perlakuan pakan tersebut. Penambahan U. reticulata kering dengan dosis yang lebih besar tidak serta merta meningkatkan konsumsi. Selain menyebabkan konsistensi pakan menurun, penambahan U. reticulata dengan dosis terlalu besar potensial meningkatkan konsentrasi senyawa yang bertindak sebagai deteren dalam pakan perlakuan sehingga mempengaruhi proses penelanan makanan oleh T. gratilla. Nelson 2003 diacu dalam Daggett et al. 2005 melaporkan alga hijau U. obscura mengandung fenol dalam kadar yang relatif tinggi. Beberapa senyawa fenolik, misal flurotannin pada konsentrasi tertentu akan bertindak sebagai deteren terhadap T. gratilla Steinberg dan van Altena 1992. Faktor lain yang diduga mengatur konsumsi pakan T. gratilla adalah perbedaan umur antar individu T. gratilla yang digunakan dalam percobaan. Hal serupa dilaporkan Cook dan Kelly 2007 yang menyakini variasi tingkat konsumsi P. lividus tidak semata dipengaruhi kandungan pakan perlakuan akan tetapi juga dikontrol oleh perbedaan umur antar individu P. lividus. Gambar 15 Stabilitas pakan ‘utuh’ ■ , ‘hancur’ □ dari empat jenis perlakuan diet 34 T. gratilla yang bertindak sebagai kontrol negatif MS dalam percobaan III diberi pakan secara ad libitum berupa campuran makroalga segar dan lamun. Jumlah setiap jenis makroalga yang diberikan tidak sama, bergantung pada ketersediaan makroalga segar yang diperoleh dari pantai di perairan Teluk Ambon. Total makroalga segar dan lamun yang diberikan selama percobaan sebanyak 437,86 g bb individu -1 . G. lichenoides dan Padina crasa merupakan jenis makroalga yang paling banyak diberikan masing-masing 50,57 dan 32,30 dari total konsumsi individu -1 Gambar 16. Kadar protein makroalga segar alga coklat: 5-15, alga merah: 10-30 dari berat kering Burtin 2003 diyakini berpengaruh terhadap jumlah konsumsi makroalga segar, sebab laju pertumbuhan dan reproduksi bulubabi sangat bergantung pada dietari protein daripada energi Lowe dan Lawrence 1976. Konsekuensinya, bulubabi harus menelan dan mengolah pakan rendah protein dalam jumlah besar untuk memenuhi kecukupan protein yang diperlukan bagi pertumbuhannya Miller dan Mann 1973. Gambar 16 Komposisi pemberian pakan makroalga segar ‘Enhalus acaroides’ , ‘G. lichenoides’ , ‘P. australis’ , ‘P. crasa’ , ‘P. minor’ dan total konsumsi makroalga segar pada T. gratilla n=21 ind perlakuan -1

4.4.2 Sintasan dan Pertumbuhan

Evaluasi terhadap sintasan dan pertumbuhan T. gratilla dewasa pada percobaan ini sulit dilakukan, terutama dikarenakan pendeknya durasi pemeliharaan. Pendeknya durasai pemeliharaan penyebabkan proses akumulasi nutrien yang dilakukan oleh T. gratilla belum maksimal, sehingga akumulasi nutrien yang diperoleh belum sempat dialokasikan untuk pertumbuhan. Selama periode pemeliharan, sintasan T. gratilla 100 pada semua jenis perlakuan diet. Penambahan bobot dan diameter cangkang antar individu bervariasi pada setiap perlakuan. Perlakuan U-10 merupakan perlakuan dengan laju pertumbuhan