Biologi Tripneustes gratilla Bulubabi Termakankan

17

3.4 Percobaan I: Pengujian Palatabilitas Makroalga Kering

3.4.1 Persiapan dan Pemeliharaan Hewan Uji

Setelah diadaptasikan T. gratilla diseleksi berdasarkan bobot utuh dan diameter cangkang Tabel 2, selanjutnya sebelum digunakan T. gratilla dipuasakan selama lima hari dan dipelihara dalam wadah pemeliharaan menggunakan sistem resirkulasi dengan kepadatan 1 ind 4 L -1 air laut perlakuan A,10 jenis lempeng agar dan 1 ind 7 L -1 air laut perlakuan B, 4 jenis lempeng agar. Penggantian air laut dalam sistem resirkulasi pada perlakuan B dilakukan sebanyak 10 hari -1 bersamaan dengan penyiponan feses. Total volume air laut yang digunakan sebanyak 480 L unit sistem resirkulasi -1 perlakuan A dan 300 L unit sistem resirkulasi -1 perlakuan B Lampiran 2. Parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, salinitas, pH dan oksigen diukur menggunakan Horiba tipe U52G. Tabel 2 Berat utuh BU dan diameter cangkang DC T. gratilla yang digunakan pada percobaan I A 10 Jenis Lempeng Agar B 4 Jenis Lempeng Agar BU g 95,45±0,71 94,81±0,44 DC mm 62,55±0,20 62,88±0,18 3.4.2 Preparasi Lempeng Agar Agar sebanyak 0,55 g dicampur 15 ml akuades, selanjutnya dipanaskan sampai mendidih menggunakan hot plate. Setelah dibiarkan dingin dalam beberapa detik, makroalga kering ditambahkan dalam larutan agar. Kombinasi campuran tersebut selanjutnya dituangkan ke dalam kantong plastik yang di dalamnya terdapat super net ukuran 1 cm 2 sel -1 , selanjutnya diratakan sehingga memiliki ketebalan yang sama. Setelah dingin, plastik dibuka dan agar dipinggir super net dibuang Gambar 8. Gambar 8 A lempeng agar sebelum kantong plastik dibuka, B lempeng agar setelah kantong plastik dibuka, ukuran 8 x 8 sel 1 sel = 1 cm 2 18

3.4.3 Prosedur Pengujian Palatabilitas Makroalga Kering

Pengujian palatabilitas makroalga kering dilakukan dengan menggunakan lempeng agar yang proses pembuatannya sudah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Empat jenis lempeng agar yang masing-masing mengandung makroalga kering sebanyak 0, 10, 20 dan 30 dari bobot agar diujikan sebagai pakan bersama terhadap T. gratilla sebanyak tiga kali ulangan. Selanjutnya, dosis makroalga yang memberikan tanggap konsumsi agar terbaik kembali diujikan dengan prosedur yang sama sebagaimana pengujian sebelumnya.

3.5 Percobaan II: Pengujian Makroalga Kering sebagai Stimulan Pakan

3.5.1 Persiapan dan Pemeliharaan Hewan Uji

Setelah diadaptasikan T. gratilla diseleksi berdasarkan bobot utuh dan diameter cangkang Tabel 3. Sebelumnya T. gratilla dipuasakan terlebih dahulu selama lima hari dan dipelihara dalam wadah pemeliharaan menggunakan sistem air mengalir flow through system dengan kepadatan 1 ind 7 L -1 air laut. Sistem air mengalir yang digunakan memiliki debit air masuk dan keluar sebesar 6,25 L jam - 1 sehingga memungkinkan terjadinya penggantian air sebesar 300 hari -1 Lampiran 2. Parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, salinitas, pH dan oksigen diukur menggunakan Horiba tipe U52G. Tabel 3 Berat utuh BU dan diameter cangkang DC T. gratilla dari empat jenis perlakuan diet Basal, S-5= Basal+S. polycystum 5, G-5= Basal+G. lichenoides 5, U-5= Basal+U. reticulata 5 pada percobaan II Basal S-5 G-5 U-5 BU g 90,10±0,64 93,62±1,21 89,28±0,70 89,40±0,82 DC mm 61,64±0,17 62,52±0,14 62,00±0,62 61,43±0,81 3.5.2 Formulasi Pakan Buatan Bahan dasar diproksimat untuk mengetahui komposisi biokimia yang terkandung di dalamnya sebagai dasar untuk memformulasikan pakan perlakuan yang akan digunakan pada percobaan ini Lampiran 3. Komposisi biokimia yang di analisis meliputi kadar air, kadar abu , kadar protein, kadar lipid, kadar serat dan BETN. Analisis kadar protein menggunakan metode Kjehdall, sedangkan analisis kadar lipid pada bahan dasar menggunakan metode Soxchlet. Prosedur lengkap analisis komposisi biokimia dijelaskan pada Lampiran 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Makroalga kering sebanyak 5 sebagai faktor perlakuan masing-masing disatukan dengan pakan basal. Komposisi pakan dasar yang memberikan efek negatif terhadap palatabilitas T. gratilla dimodifikasi dan digunakan dalam percobaan Fernandez Boudouresque 2000. Kadar protein pakan ±31, sama pada setiap jenis perlakuan