21 konsistensi pakan yang kuat namun lembut Robinson et al. 2002. Formulasi pakan
buatan untuk setiap jenis perlakuan dideskripsikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Formulasi pakan buatan pada percobaan tahap III. Pakan buatan mengandung 56 bahan dasar yang dicampur ke dalam 12,5 pengikat.
Komposisi biokimia pakan dinyatakan sebagai persentase berat basah dan level energi dinyatakan dalam kkal kg
-1
berat basah
Bahan dasar Protein
Komposisi bahan dasar Basal
1
U-10
1
U-20
1
U-30
1
Tepung ikan 54.17
55,22 55,46
55,72 55,96
Tepung jagung 9.38
17,04 11,92
6,79 1,67
Tepung pollar 13.46
17,04 11,92
6,79 1,67
U. reticulata 10.38
0,00 10,00
20,00 30,00
Minyak ikan 0,00
4,50 4,50
4,50 4,50
Minyak sawit 0,00
4,50 4,50
4,50 4,50
Filler, vitamin dan mineral mix
2
3.49 1,70
1,70 1,70
1,70 Analisa proksimat pakan 56 bahan dasar+12,5 gelatin
4
Kadar protein 31,77
31,69 31,91
31,81 Kadar lemak
9,80 8.86
9,20 9,12
Serat kasar 0,88
1,49 2.03
2,08 BETN
18,55 18,84
16,96 16,92
Kadar abu 6,06
6,69 7,82
7,98 Energi kasar
3
3460.87 3379.92
3347.12 3332.36 GEP
10.89 10.67
10.49 10.48
1
Lima jenis perlakuan diet, yaitu Basal, U-10= Basal+ U. reticulata 10, U-20= Basal+ U. reticulata
20, U-30= Basal+U. reticulata 30, MS= makroalga segar
2
Vitamin dan mineral mix tersusun atas mg atau UI kg-1 terhadap pakan: tocopherol acetate 70,8 UI; ascorbic acid 283 mg; thiamin 7,1 mg; riboflavin 7,6 mg; pyridoxine 9,4 mg; cyanobalanine
0,014 mg; biotin 0,47 mg; folic acid 1,89 mg; calcium panthothenate 23,6 mg; vitamin A 710 UI, vitamin D
3
700 UI; niacin 14,6 mg; CaCO
3
2,1 mg; CuSO
4
9,4 mg; Fe SO
4
4,7 mg; NaF 7,1 mg; Mg CO
3
174 mg; Mn SO
4
18,9 mg; CaHPO
4
75,5 mg; Zn SO
4
7,7 mg
3
Perhitungan manual, protein: 5,6 kkal g
-1
; lemak 9,4 kkal g
-1
; karbohidrat 4,1 kkal g
-1
NRC 1977
4
Hasil analisa proksimat, Laboratorium Nutrisi Ikan Departemen BDP, FPIK - IPB
3.6.3 Prosedur Pengujian Dosis Optimal Makroalga Kering sebagai Stimulan
Pakan terhadap Konsumsi Pakan, Pertumbuhan dan Profil Gonad
Perlakuan yang memberikan respon konsumsi pakan atau makroalga dengan komposisi biokimia terbaik dari percobaan sebelumnya digunakan pada percobaan
III. T. gratilla dipuasakan selama 21 hari, sebelum diuji dengan lima jenis perlakuan diet Basal, U-10= Basal+U. reticulata 10, U-20= Basal+20, U-30=
Basal+30, dan MS= makroalga segar+lamun. Sama halnya dengan percobaan II, setiap perlakuan diberikan sebagai pakan tunggal dan kadar protein pakan buatan
pada tingkat yang sama untuk setiap jenis perlakuan. Frekuensi pemberian pakan dilakukan satu kali sehari menjelang matahari terbenam selama 24 hari pertama,
22 berikutnya sampai hari ke 38 pemberian makan dilakukan dua kali sehari menjelang
matahari terbit dan terbenam. Parameter yang diukur meliputi tingkat konsumsi pakan, sintasan, laju pertumbuhan diameter cangkang dan laju pertumbuhan
spesifik serta profil gonad indek gonad, kandungan lipid, protein dan kadar air, kondisi reproduktif gonad, diameter telur, warna dan kandungan karotenoid gonad.
3.7 Parameter Diukur
3.7.1 Konsumsi Pakan
Banyaknya konsumsi pakan harian T. gratilla dihitung mengikuti persamaan berikut Dworjanyn et al. 2007:
� ��� =
�
× � �
�
⁄ − U
i
adalah bobot pakan awal; U
f
adalah sisa pakan serta C
i
dan C
f
adalah bobot pakan kontrol sebelum dan setelah pengujian.
3.7.2 Sintasan SR
Persentase sintasan SR diperoleh dengan menghitung jumlah T. gratilla pada awal dan akhir pemeliharaan, dengan persamaan berikut:
= �
�
�
�
⁄ ×
N
o
adalah jumlah individu T. gratilla pada awal pemeliharaan dan N
t
adalah jumlah individu T. gratilla pada akhir pemeliharaan
3.7.3 Pertumbuhan Laju Pertumbuhan Diameter Cangkang LGR dan Laju
Pertumbuhan Harian SGR
LGR adalah pertumbuhan diameter cangkang dan SGR adalah laju
pertumbuhan harian T. gratilla dihitung mengikuti persamaan berikut Cook Kelly 2007:
� = −
�
⁄ dan � = [
� 1�
− ] × L
i
dan L
f
adalah rerata diameter awal dan akhir cangkang mm; W
i
dan W
f
adalah rerata bobot basah awal dan akhir T. gratilla dan t adalah jumlah hari percobaan.
23
3.7.4 Profil Gonad 3.7.4.1 Indek Gonad GI
Berat basah gonad dan indek gonad diukur pada hari ke 0 mengorbankan 10 individu T. gratilla dan ke 38 mengikuti persamaan Cook Kelly 2007.
�� =
�
⁄ × W
g
adalah bobot basah gonad g dan W
t
adalah bobot utuh basah T. gratilla g. 3.7.4.2 Kandungan Lipid, Protein dan Kadar Air Gonad
Persentase kadar air ditentukan dengan mengeringkan sampel gonad seberat 2 g selama 4 jam pada suhu 110
o
C. Protein gonad dianalisis menggunakan metode Kjehdal
, sedangkan kandungan lipid pada gonad dianalisis mengikuti prosedur Folch
Folch et al. 1957 Lampiran 4, 6 dan 7.
3.7.4.3 Kondisi Reproduktif Gonad
Kondisi reproduktif gonad T. gratilla diklasifikasikan dalam empat fase Walker et al. 2007 ditaksir dengan jalan melihat gambaran histologi gonad.
Preparasi histologi gonad dilakukan dalam lima tahap, yakni penentuan jaringan, fiksasi jaringan, proses perlakuan jaringan dehidration, clearing, impregnation,
embedding
dan blocking, pemotongan jaringan dan pewarnaan jaringan Hewitson et al.
2010. Pada penelitian ini sampel jaringan gonad dipotong setebal 2 –3 mm
3
dan direndam dalam larutan fiksatif Bouin ’s.
3.7.4.4 Diameter Telur
Telur T. gratilla diperoleh dari cairan yang keluar dari gonad ketika bulubabi dibedah untuk diambil gonadnya. Telur diamati dengan menggunakan mikroskop
binokuler Nikon 5 Ɛi dan diukur dengan menggunakan aplikasi software yang
terintegrasi didalamnya.
3.7.4.5 Warna Gonad
Penilaian warna kualitatif gonad T. gratilla dilakukan dengan menggunakan PENTONE
TM
colour card Cook 1999, diacu dalam Cook Kelly 2007 yang
dicetak sendiri berdasar colour libraries program Adobe Photoshop CS5 Extended Gambar 9. Penentuan warna gonad dilakukan pada kondisi cahaya alami di siang
hari oleh pengamat yang sama.
24
Gambar 9 Klasifikasi warna PENTONE
TM
colour card yang dicetak berdasar
colour libraries program Adobe Photoshop CS5 Extended
3.7.4.6 Karotenoid Total Makroalga Kering, Pakan Percobaan dan Gonad
Sampel makroalga kering, pakan percobaan dan gonad diekstraksi dengan rasio 1:5 sampel:pelarut, kemudian di kocok pada 140 rpm selama 15 jam
menggunakan shaker. Hasil ekstraksi selanjutnya ditapis menggunakan kertas tapis Whatman No.1. Pigmen karotenoid dalam pelarut aseton kemudian dipekatkan
menggunakan rotary vacuum evaporator pada temperatur 60-70
o
C sampai volume akhir menjadi 18 volume awal. Ab
sorban panjang gelombang λ diobservasi mengikuti karakteristik pigmen karotenoid 400-490 nm Harbone Swain 1987.
Total karotenoid dalam 100 g sampel dihitung mengikuti persamaan McBeth 1972, diacu dalam Liyana-Pathirana et al. 2002.
� � �
�
−1
= � × ×
3
� × ⁄
A adalah absorban pada
λ
mak
; V adalah total volume sampel ml; ε adalah koefisien
molar ekstingsi 2500 dan W adalah bobot sampel g.
3.8 Analisis Statistik
Besar konsumsi pakan, LGR, SGR, indek gonad dan diameter telur diuji menggunakan one way variance analysis ANOVA dan uji lanjut menggunakan
Tukey test pada derajat kepercayaan 5. Perbedaan konsumsi pakan berdasarkan
frekuensi pemberian pakan di uji menggunakan uji t sampel bebas Independent sample t test
. Hubungan protein, energi dan rasio protein terhadap energi diuji menggunakan korelasi product moment Pearson pada derajat kepercayaan 5. Uji
analisa statistik dilakukan dengan bantuan software IBM SPPS Statistics versi 19.