Sintasan SR Parameter Diukur

31 komponen struktural penting untuk produksi membran seluler misal, fosfolipid dan kolesterol yang merupakan proses esensial untuk pertumbuhan somatik, lipid dapat diberikan sebagai vitamin, hormon dan pigmen misal, karotenoid, dan lipid dapat diaktifkan sebagai prekursor bagi substansi esensial, seperti eikosanoid yang mana berfungsi dalam proses internal seperti osmoregulasi dan respon imun. 4.4 Hasil Pengujian Dosis Optimal Makroalga Kering sebagai Stimulan Pakan terhadap Konsumsi Pakan, Pertumbuhan dan Profil Gonad

4.4.1 Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan T. gratilla dalam percobaan III merupakan parameter yang menentukan nilai dari parameter-parameter lainnya. Tanggap T. gratilla terhadap perlakuan diet dalam percobaan ini tergambar dari besar konsumsi pakan individu - 1 hari -1 g bb dan total konsumsi pakan individu -1 g bb. Tanpa bergantung pada jenis perlakuan diet, selama percobaan berlangsung konsumsi pakan harian T. gratilla cenderung mengalami kenaikan setiap harinya untuk semua perlakuan diet. Di antara perlakuan diet berupa pakan buatan yang diberikan, U-10 perlakuan yang memberikan tanggap konsumsi paling positif dibandingkan dengan perlakuan diet lainnya Gambar 14A. Cook dan Kelly 2007 melaporkan P. miliaris mengkonsumsi biomassa makroalga P. palmata dua kali lebih banyak setelah hari ke 30. Konsumsi pakan yang lebih rendah di awal perlakuan diyakini dipengaruhi ukuran saluran pencernaan faring, esofagus, lambung, usus, rektum yang mengecil setelah dipuasakan. Frantzis 1992 diacu dalam Fernandez dan Boudouresque 2000 melaporkan bahwa laju penelanan atau konsumsi pakan bulubabi diatur oleh volume saluran pencernaan. Jauh sebelumnya, Lawrence et al. 1966 diacu dalam Hammer et al. 2006a telah mengindikasikan hal tersebut saat mempelajari perubahan ukuran saluran pencernaan S. purpuratus saat musim tertentu dan saat kelaparan, di mana ukuran saluran pencernaan yang lebih kecil diyakini membatasi jumlah nutrien yang dapat disimpan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran atau kapasitas saluran pencernaan tidak dipengaruhi oleh kualitas akan tetapi kuantitas pakan yang dikonsumsi. Hasil percobaan mengungkapkan bahwa frekuensi pemberian pakan mempengaruhi besar konsumsi pakan T. gratilla. Uji t sampel bebas Independent sample t test antara frekuensi pemberian pakan satu kali dengan dua kali sehari menunjukkan berbedaan yang nyata t dengan equal variance assumed= 7,844, p 0,025. Frekuensi pemberian pakan dua kali sehari selama 13 hari hari ke 26 – 38 memberikan tanggap konsumsi harian yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian pakan satu kali sehari selama 24 hari hari ke 1 – 24 0,75 dan 0,36 g bb individu -1 hari -1 Gambar 14A. Selain perubahan kapasitas saluran pencernaan, konsistensi pakan di dalam air laut diyakini pula sebagai faktor yang menentukan tingkat konsumsi pakan. Setelah 12-16 jam pakan perlakuan mulai mengalami kehancuran. Bulubabi regularia sebagian besar makan dengan cara ‘grazing’ sehingga pakan buatan yang segera rusak setelah dicelupkan ke dalam air laut tidak dapat dikonsumsi dengan cepat sebagaimana pakan yang masih utuh. 32 Gambar 14 A Konsumsi pakan harian ‘Basal’ ◊, ‘U-10’ □, ‘U-20’ Δ, ‘U-30’ ○ dan B total konsumsi pakan T. gratilla dari empat jenis perlakuan diet n=21 ind perlakuan -1 , rerata±simpangan baku. Kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 uji Tukey Pernyataan di atas menunjukkan konsistensi pakan merupakan faktor penting dalam pengembangan pakan buatan bagi bulubabi. Oleh karena itu semua jenis perlakuan diet dalam percobaan ini menggunakan gelatin ‘bloom factors’ tidak diketahui sebagai bahan pengikat untuk memperoleh konsistensi pakan yang baik. Pearce et al. 2002 melaporkan bahwa gelatin bloom factors 175 merupakan bahan pengikat terbaik untuk mempertahankan konsistensi pakan bulubabi. Pengujian konsistensi pakan dalam percobaan ini memperlihatkan semakin meningkat dosis U. reticulata yang ditambahkan ke dalam pakan buatan, kemampuan pakan untuk mempertahankan formasinya di dalam air laut semakin berkurang. Pakan basal merupakan perlakuan dengan konsistensi pakan paling baik, sementara U-10 merupakan perlakuan diet dengan penambahan U. reticulata yang memiliki kemampuan mempertahankan formasi di dalam air laut lebih lama dibandingkan U-20 dan U-30 Gambar 15. 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 K onsum si pak an ind -1 har i -1 g bb Hari 20.50 22.01 16.56 13.96 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 Basal U-10 U-20 U-30 Tota l k onsum si pak an i nd -1 g bb Perlakuan ab Frekuensi pemberian pakan FP =1 kali hari -1 A b FP =2 kali hari -1 B ab a a b