34 T. gratilla
yang bertindak sebagai kontrol negatif MS dalam percobaan III diberi pakan secara ad libitum berupa campuran makroalga segar dan lamun.
Jumlah setiap jenis makroalga yang diberikan tidak sama, bergantung pada ketersediaan makroalga segar yang diperoleh dari pantai di perairan Teluk Ambon.
Total makroalga segar dan lamun yang diberikan selama percobaan sebanyak 437,86 g bb individu
-1
. G. lichenoides dan Padina crasa merupakan jenis makroalga yang paling banyak diberikan masing-masing 50,57 dan 32,30 dari
total konsumsi individu
-1
Gambar 16. Kadar protein makroalga segar alga coklat: 5-15, alga merah: 10-30 dari berat kering Burtin 2003 diyakini
berpengaruh terhadap jumlah konsumsi makroalga segar, sebab laju pertumbuhan dan reproduksi bulubabi sangat bergantung pada dietari protein daripada energi
Lowe dan Lawrence 1976. Konsekuensinya, bulubabi harus menelan dan mengolah pakan rendah protein dalam jumlah besar untuk memenuhi kecukupan
protein yang diperlukan bagi pertumbuhannya Miller dan Mann 1973.
Gambar 16 Komposisi pemberian pakan makroalga segar ‘Enhalus acaroides’ ,
‘G. lichenoides’ , ‘P. australis’ , ‘P. crasa’ , ‘P. minor’ dan total konsumsi makroalga segar pada T. gratilla n=21 ind
perlakuan
-1
4.4.2 Sintasan dan Pertumbuhan
Evaluasi terhadap sintasan dan pertumbuhan T. gratilla dewasa pada percobaan ini sulit dilakukan, terutama dikarenakan pendeknya durasi
pemeliharaan. Pendeknya durasai pemeliharaan penyebabkan proses akumulasi nutrien yang dilakukan oleh T. gratilla belum maksimal, sehingga akumulasi
nutrien yang diperoleh belum sempat dialokasikan untuk pertumbuhan. Selama periode pemeliharan, sintasan T. gratilla 100 pada semua jenis perlakuan diet.
Penambahan bobot dan diameter cangkang antar individu bervariasi pada setiap perlakuan. Perlakuan U-10 merupakan perlakuan dengan laju pertumbuhan
35 diameter cangkang LGR dan laju pertumbuhan spesifik SGR yang relatif lebih
tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan lain, walau uji lanjut menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antar perlakuan diet Tukey, p0,05 Tabel 9.
Beberapa perlakuan U-30 dan MS memiliki nilai LGR dan SGR dengan nilai standar deviasi yang besar Tabel 9. Hal tersebut mengindikasikan terjadinya
pertumbuhan negatif pada individu T. gratilla. Kondisi ini disebabkan karena kekurangan nutrisi yang dialami bulubabi ketika dipuasakan sebelum digunakan
untuk pengujian. Pertumbuhan negatif seringkali ditemukan pada bulubabi yang kelaparan Guillou et al. 2002; Cook dan Kelly 2007, sebab pada saat kelaparan
terjadi mobilisasi cadangan nutrien dalam cangkang berupa proses reabsorpsi terhadap bahan organik termasuk protein dan karbohidrat yang digunakan untuk
produksi atau pertumbuhan gonad Lawrence dan Lane 1982, diacu dalam Hammer et al.
2006a; Cook dan Kelly 2007, pada percobaan ini diindikasikan dengan meningkatnya indek gonad GI.
Tabel 9 Berat utuh BU, diameter cangkang DC, sintasan SR, laju pertumbuhan linier LGR dan laju pertumbuhan spesifik SGR T. gratilla dari lima
jenis perlakuan diet n= 15, rerata±simpangan baku
Perlakuan Basal
U-10 U-20
U-30 MS
Awal BU g
112,38±1,77 113,76±0,84
113,37±0,49 114,79±1,02
113,49±0,66 DC mm
66,27±1,76 67,23±0,10
66,48±0,31 67,17±0,97
66,64±1,04 Akhir
BU g 120,08±2,53
125,45±5,29 120,48±2,27
121,44±5,09 123,16±12,63
DC mm 67,34±0,54
69,13±1,12 68,10±1,00
68,19±1,48 68,10±1,24
SR 100
100 100
100 100
LGR mm hari
-1
0,03±0,03
a
0,05±0,03
a
0,04±0,02
a
0,03±0,04
a
0,04±0,01
a
SGR hari
-1
0,17±0,06
a
0,26±0,11
a
0,16±0,06
a
0,15±0,09
a
0,21±0,27
a a
Angka-angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 uji Tukey
4.4.3 Profil Gonad 4.4.3.1 Indek Gonad GI
Perkembangan gonad seringkali digunakan sebagai indek dari kondisi nutrisi bulubabi, tidak hanya dikarenakan ketergantungan pertumbuhan gonad terhadap
kualitas diet, tetapi juga dikarenakan bulubabi relatif cukup besar menginvestasikan nutrien dalam upaya reproduksi, ditandai saat matang gonad bagian dalam
cangkang akan dilingkupi pundi-pundi gonad. Indek gonad GI T. gratilla di awal