Warna Gonad Profil Gonad .1 Indek Gonad GI
32 Gambar 14
A Konsumsi pakan harian ‘Basal’ ◊, ‘U-10’ □, ‘U-20’ Δ, ‘U-30’ ○ dan B total konsumsi pakan T. gratilla dari empat jenis perlakuan
diet n=21 ind perlakuan
-1
, rerata±simpangan baku. Kolom dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 uji Tukey
Pernyataan di atas menunjukkan konsistensi pakan merupakan faktor penting dalam pengembangan pakan buatan bagi bulubabi. Oleh karena itu semua jenis
perlakuan diet dalam percobaan ini menggunakan gelatin ‘bloom factors’ tidak
diketahui sebagai bahan pengikat untuk memperoleh konsistensi pakan yang baik. Pearce et al. 2002 melaporkan bahwa gelatin bloom factors 175 merupakan
bahan pengikat terbaik untuk mempertahankan konsistensi pakan bulubabi. Pengujian konsistensi pakan dalam percobaan ini memperlihatkan semakin
meningkat dosis U. reticulata yang ditambahkan ke dalam pakan buatan, kemampuan pakan untuk mempertahankan formasinya di dalam air laut semakin
berkurang. Pakan basal merupakan perlakuan dengan konsistensi pakan paling baik, sementara U-10 merupakan perlakuan diet dengan penambahan U. reticulata yang
memiliki kemampuan mempertahankan formasi di dalam air laut lebih lama dibandingkan U-20 dan U-30 Gambar 15.
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20
1 5
9 13
17 21
25 29
33 37
K onsum
si pak
an ind
-1
har i
-1
g bb
Hari
20.50 22.01
16.56 13.96
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
Basal U-10
U-20 U-30
Tota l
k onsum
si pak
an i
nd
-1
g bb
Perlakuan
ab Frekuensi pemberian pakan
FP =1 kali hari
-1
A b
FP =2 kali hari
-1
B ab
a
a b
33 Hasil uji one way ANOVA terhadap total konsumsi pakan dari semua
perlakuan diet selama percobaan menggambarkan adanya perbedaan konsumsi pakan antar kelompok perlakuan diet F= 4,945, p0,05. Perlakuan U-10
merupakan perlakuan diet dengan konsumsi pakan terbesar 22,01 g bb individu
-1
. Meski hasil uji lanjut menunjukkan bahwa perlakuan U-10 dengan basal tidak
berbeda nyata Tukey, p0,05 Gambar 14B. Konsistensi pakan yang rendah pada perlakuan U-20 dan U-30 dalam percobaan ini diyakini menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan rendahnya konsumsi pakan T. gratilla yang diberi diet pakan tersebut dibandingkan perlakuan U-10 dan basal.
Berbedaan jumlah konsumsi pakan selain dipengaruhi konsistensi pakan, diyakini dipengaruhi pula oleh keberadaan dan konsentrasi dari stimulan atau
deteren dalam perlakuan pakan tersebut. Penambahan U. reticulata kering dengan dosis yang lebih besar tidak serta merta meningkatkan konsumsi. Selain
menyebabkan konsistensi pakan menurun, penambahan U. reticulata dengan dosis terlalu besar potensial meningkatkan konsentrasi senyawa yang bertindak sebagai
deteren dalam pakan perlakuan sehingga mempengaruhi proses penelanan makanan oleh T. gratilla. Nelson 2003 diacu dalam Daggett et al. 2005 melaporkan alga
hijau U. obscura mengandung fenol dalam kadar yang relatif tinggi. Beberapa senyawa fenolik, misal flurotannin pada konsentrasi tertentu akan bertindak sebagai
deteren terhadap T. gratilla Steinberg dan van Altena 1992. Faktor lain yang diduga mengatur konsumsi pakan T. gratilla adalah perbedaan umur antar individu
T. gratilla
yang digunakan dalam percobaan. Hal serupa dilaporkan Cook dan Kelly 2007 yang menyakini variasi tingkat konsumsi P. lividus tidak semata dipengaruhi
kandungan pakan perlakuan akan tetapi juga dikontrol oleh perbedaan umur antar individu P. lividus.
Gambar 15
Stabilitas pakan ‘utuh’ ■
, ‘hancur’ □ dari empat jenis perlakuan diet