pesimistis slogan atau janji politik tersebut bakal direalisasikan. Sementara itu, menurut informan ini beberapa slogan caleg yang acapkali dia lihat berbicara
mengenai maslah-masalah berikut, yaitu: peningkatan kualitas hidup keluarga dan kesejahateraan.
Informan Penelitian 16 Siswi yang telah genap berusia 17 tahun ini menyatkan kalau jargon
politik caleg di media luar ruang cukup bagus. Menurutnya jargon tersebut mampu meyakinkan dirinya untuk memilih sang caleg. Namun informan ini
mengungkapkan kalau dirinya belum begitu memahami jargon yang disampaikan para caleg. ”Kalau sebatas slogan doang ya belum dipahami karena mereka
sendiri belum ke kita...untuk menerangkan.” Selain itu informan ini menambahkan kalau slogan caleg belum menyentuh isu-sisu riil di masyarakat.
“Karena slogan mungkin cuma..pilihlah saya atau coblos saya….jadi itu masih sebatas hanya omongan dan bukan janji-janji yang pasti.”
f. Gelar yang dicantumkan caleg pada iklan di media luar ruang
Informan Penelitian 5 Informan ini menjelaskan kalau pencantuman gelar teretentu oleh seorang
caleg merupakan hal yang wajar untuk mempromosikan diri. Informan Penelitian 6
Cowok yang memiliki hobi nongkrong ini mengungkapkan kalau pencantuman gelar oleh caleg adalah hal yang penting untuk meyakinkan
masyarakat. Namun dia menekankan pada pencantuman gelar pendidikan saja.
“Kalau pemimpin Indonesia bukan hanya dari orang yg tidak berpendidikan tapi juga ada suatu basic dasar dari pemimpin tersebut.”
Informan Penelitian 7 Informan ini mengaku kalau dirinya tidak terpengaruh dengan gelar yang
dicantumkan oleh para caleg. Menurutnya, pencantuman gelar tersebut mungkin hanya akan berpengaruh pada orang yang tidak memiliki pandangan politik luas
dan berpendidikan rendah. Informan Penelitian 8
Informan ini tidak mempermasalahkan pencantuman gelar oleh para caleg, asalkan gelar tersebut benar-benar dimiliki oleh sang caleg. Menurutnya jika ada
caleg yang berbohong dengan mencantumkan gelar yang tidak dia miliki akan berdampak buruk. ”Wah ngapusi…jadi kan berpendapat bahwa ini nggak cocok
jadi calon, karena walaupun cuma sedikit membohongi orang, kan lama kelamaan akan membohongi rakyat juga.”
Informan Penelitian 9 Informan 9 ini menyatakan kalau dirinya tidak terkesima dengan gelar
yang dimiliki oleh para caleg. Pasalnya informan ini mendengar banyak berita tentang pemalsuan gelar, terutama gelar pendidikan. Menurutnya suatu gelar tidak
bisa menjadi tolak ukur kemampuan sesoarang untuk mengetahui permasalahan dan membantu masyarakat bawah. ”Meskipun titelnya tinggi belum tentu dia tau
permasalahan yang ada dibawah.”
Informan Penelitian 10 Informan ini mengungkapkan kalau gelar yang dicantumkan oleh para
caleg tersebut hanya dipakai untuk memperkenalkan diri pada masyarakat. Dia menegaskan jika pencantuman gelar tersebut tidak terlalu efektif kecuali gelar
pendidikan. ”Jadi kayak udah ada pengalaman, udah tau soal politik, seperti itu…ya gelar pendidikan lebih berpengaruh daripada yang lain.”
Informan Penelitian 11 Informan ini sadar kalau pencantuman gelar bisa menjadi daya tarik
tersendiri. Menurutnya gelar caleg bisa menjadi salah satu nilai pertimbangan untuk memilih caleg tersebut. Namun dirinya mengaku kalau tidak terlalu
terpengaruh dengan gelar yang dicantumkan oleh para caleg tersebut. Pasalnya kadang ada caleg yang bergelar tertentu dan menurut informan tidak cocok untuk
menjadi caleg. ”Kalau gelarnya insinyur kayak gelar-gelar yang jadi anu terus jadi caleg gitu kan kayaknya ga pas sama gelarnya yang telah dicapai gitu.”
Informan Penelitian 12 Informan ini berpendapat bahwa gelar yang dicantumkan caleg pada iklan
politiknya dapat mempengaruhi masyarakat untuk memilih caleg tersebut. Pasalnya dari gelar tersebut masyarakat dapat menilai bahwa caleg yang beriklan
memiliki keahlian dan kapasitas tertentu. Gelar keagamaan dan gelar kebudayaan menurutnya juga dapat mempengaruhi pemilih untuk memilih caleg bergelar
tersebut. Namun dia lebih tertarik dengan gelar pendidikan yang dicantumkan oleh caleg.
Informan Penelitian 13 Informan ini melihat pencantuman gelar oleh para caleg dari dua sisi yang
berebeda, yaitu sisi positif dan sisi negatifnya. Namun informan ini hanya menyoroti masalah penggunaan gelar pendidikan saja. Menurut pendapat
informan ini pencantuman gelar berdampak bagus karena mengesankan sang caleg memiliki kapabilitas untuk mewakili rakyat. ”Istilahnya pinterlah…cerdas,
jadi nanti kalau aku milih dia ngewakilin suara kita itu bisa gitu lo di pemerintah.” Sementara sisi kurang bagusnya, pencantuman gelar tersebut terkesan sebagai
ajang persaingan gelar antar caleg dan bertujuan untuk menyombongkan diri. Informan Penelitian 14
Cowok yang gemar bermain komputer ini mengakui jika gelar yang dicantumkan para caleg di media luar ruang dapat berpengaruh terhadap persepsi
masyarakat. Namun informan ini mengaku lebih terpengaruh dengan gelar pendidikan yang dimiliki caleg daripada gelar keagaaman maupun gelar budaya.
”Kalau gelar pendidikan sih pengaruh, pengaruhnya lebih besar daripada gelar keagamaan…dari pada darah biru juga lebih ke pendidikan.”
Informan Penelitian 15 Informan ini menganggap kalau pencantuman gelar caleg pada iklan media
luar ruang untuk menunjukkan komunitas asal sang caleg. Informan ini mencontohkan caleg PDIP Paundra Karna yang berasal dari keluarga kraton
Solo dan memakai gelar kebangsawanan. ”Dia ingin menunjukkan bahwa aku ini orang solo...jadi kamu itu milih aku wae.”
Informan Penelitian 16 Siswi kelas II SMA yang juga hobi bermain gitar ini menyatakan jika gelar
seorang caleg tidak terlalu berpengaruh pada dirinya. Menurutnya gelar seseorang bukanlah jaminan seorang caleg mampu berprestasi. ”Belum tentu sebuah gelar
itu menentukan sebuah prestasi dari seseorang, karena seorang kecilpun yang tidak mempunyai gelar, mampu untuk menunjukkan prestasinya.”
g. Pandangan mengenai letak penempatan iklan caleg di media luar