Pencantuman Gelar Analisis Iklan Politik Caleg DPRD II Surakarta di Media Luar Ruang

tersebut merupakan pendekatan afektif. Firmanzah menyebut domain afektif dalam pemasaran politik sebagai suatu kondisi dimana penonjolan perasaan dan sisi emosional masyarakat menjadi alat untuk untuk membangun image 70 . Pada dunia periklanan, strategi pemakaian kostum tertentu untuk membangun image tertentu merupakan bagian dari strategi brand image. Hal ini didasarkan pada produk politik yang tidak kasat mata dan absurd. Suyanto mendefinisikan strategi ini sebagai sebuah merek atau produk yang diproyeksikan pada suatu citra tertentu melalui periklanan 71 . Gagasannya adalah agar konsumen masyarakat menikmati keuntungan psikologis sebuah produk selain keuntungan fisikal yang mungkin ada. Sementara menurut Suasono sebagian gambar desain secara sengaja berfungsi emotif, yakni sebuah upaya mengkomunikasikan tanggapan subyektif dari pembuat pesan 72 . Kesan-kesan seperti seperti kesan estetis, artistik, feminin, maskulin sampai dengan stylistic bergaya diutarakan oleh Suasono. Adapun perpaduan foto diri caleg dengan balutan kostum tertentu sengaja dibuat untuk memberi kesan kewibawaan, nasionalis, religius, feminim dan lain sebagainya.

3. Pencantuman Gelar

Selain mencantumkan nama, para caleg juga tidak lupa mencantumkan gelar yang mereka miliki pada iklan politiknya di media luar ruang. Gelar yang mereka cantumkan dapat membantu calon pemilih mengenali latar belakang sang caleg. 70 Op. Cit, Firmanzah, hal.233 71 Op. Cit, Suyanto, hal.95 72 Op. Cit, Widyatmoko dan Sutrisno, hal.66 Tabel IV.4 Pencantuman Gelar Caleg Informan Jenis Gelar Nama Gelar Penulisan Gelar Informan 1 Gelar pendidikan Doktorandus dan Magister Manajeman Drs dan MM Informan 2 Gelar keagamaan dan gelar pendidikan Haji dan Sarjana Agama H dan S.Ag Informan 3 Gelar keagamaan Haji H Informan 4 - - - Pada penelitian ini hanya ada 2 jenis gelar yang dimiliki dan dicantumkan oleh para informan dalam iklan mereka di media luar ruang, yaitu: gelar pendidikan dan gelar keagamaan. Menurut seluruh informan pencantuman gelar yang mereka miliki tidak semata-mata untuk meyakinkan calon pemilih, namun dikarenakan dalam kertas suara pemilu legislatif pemilih akan menemui nama mereka dengan gelar yang mereka cantumkan pada iklan. Saat mendaftarkan diri sebagai caleg, mereka mencantumkan gelar mereka dalam berkas pendaftaran sesuai dengan gelar yang tertera pada kartu tanda penduduk KTP. Pencantuman gelar yang dimiliki caleg pada iklan di media luar ruang merupakan wujud dari strategi komunikasi para caleg untuk menunjukkan latar belakang pendidikan, keturunan, dan agama. Jadi tanpa mencantumkan profil latar belakang caleg di media luar ruang, calon pemilih diharapkan sudah dapat mengenalinya melalui gelar tersebut. Jika sang caleg bergelar pendidikan tinggi strata 1 maupun strata 2, berarti dia memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Sementara jika seorang caleg mencantumkan gelar kebangsawanan seperti raden, gusti dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa sang caleg berasal dari keturunan raja atau keluarga kerajaan. Adapun jika caleg mencantumkan gelar keagamaan seperti Haji atau Romo, menunjukkan gelar keagamaan yang dimiliki oleh agama tertentu. Meskipun semua informan caleg membantah kalau pencantuman gelar bertujuan untuk memperkuat karakter diri caleg pada iklan media luar ruang, namun kesan tersebut nampak cukup menonjol. Pasalnya ada beberapa macam tipe pemilih dan salah satunya mungkin memilih karena gelar yang dimiliki oleh sang caleg. Jadi tidak dapat dipungkiri bahwa gelar yang dicantumkan caleg pada iklan politik mereka turut memperkuat image yang ingin ditonjolkan caleg.

3. Lay out desain iklan