210 |
Evaluasi Pembelajaran Modul 5
PSIKOMOTOR VI. Gerakan
indah dan kreatif
- v
- -
- v
v -
- V.
Gerakan terampil
- v
- -
- v
v -
- IV. Gerakan
kemampuan isik
- v
- -
- v
v -
- III. Gerakan
persepsi -
v -
- -
v v
v -
II. Gerakan
dasar v
v -
- -
v v
v -
I. Gerakan
releks v
v -
- -
v v
v v
Jumlah 6
17 2
8 3
16 12
14 10
Persentase 35
100
12 47 18 94 71 82 59
H. Teknik Pemberian Penghargaan Kepada Peserta Didik
Dalam melakukan penilaian, kebanyakan guru-guru di madrasah hanya memberikan nilai pada akhir pembelajaran. Guru masih belum terbiasa
memberikan penghargaan terhadap tingkah laku peserta didik yang baik. Sebaliknya, guru sering memberikan komentar negatif atau perlakuan yang
kasar terhadap tingkah laku peserta didik yang salah. Hal ini akan berdampak negatif bagi perkembangan kepribadian peserta didik itu sendiri. Ibnu Khaldun
pernah berkata “barang siapa mendidik dengan kekerasan dan paksaan, maka peserta didik akan melakukan suatu perbuatan dengan terpaksa pula,
menimbulkan ketidakgairahan jiwa, lenyapnya aktiitas, menyebabkan peserta didik malas, suka berdusta, dan berkata buruk tidak sopan”. Peserta didik
akan menampilkan perbuatan yang berlainan dengan kata hatinya, karena takut akan kekerasan hukuman.
Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan, bahwa kegiatan evaluasi bukan hanya dilakukan pada dimensi hasil tetapi juga dimensi proses. Artinya, Anda
harus memberikan penilaian juga terhadap proses pembelajaran. Salah satu bentuk penilaian proses adalah pemberian penghargaan reward kepada peserta
didik, sehingga dapat tercipta suasana pembelajaran yang kondusif yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu prestasi belajar secara menyeluruh, baik
yang bersifat akademik maupun non akademik. Ibnu Jama’ah mengemukakan “imbalan atau penghargaan lebih berpengaruh terhadap pendidikan anak
| 211 Evaluasi Pembelajaran
daripada pemberian sangsi atau hukuman”. Sanjungan atau pujian guru dapat mendorong peserta didik untuk meraih keberhasilan dan prestasi yang lebih
baik, serta memotivasinya untuk berkompetisi secara sehat diantara sesama peserta didik.
Depdiknas 2003 mengemukakan “penghargaan, ganjaran, hadiah, imbalan reward
merupakan rangsangan stimulus yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka memperkuat suatu respon tingkah laku tertentu yang
dipandang baik, tepat atau sesuai dengan norma kriteria yang diharapkan”. Menurut teori behavioristik, pemberian penghargaan dapat memberikan
dampak yang positif bagi peserta didik dalam belajarnya, yaitu 1 menimbulkan respon yang positif, 2 menciptakan kebiasaan yang relatif kokoh di dalam
dirinya, 3 menimbulkan perasaan senang dalam melakukan suatu pekerjaan, 4 menimbulkan antusiasme, semangat untuk terus melakukan belajar, dan 5
semakin percaya diri. Pemberian penghargaan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
bertujuan untuk meningkatkan perhatian, motivasi, semangat, dan kemudahan belajar, serta memodiikasi tingkah laku peserta didik yang kurang positif
menjadi tingkah laku yang produktif, sehingga peserta didik menjadi aktif dan produktif dalam belajarnya. Implikasinya adalah guru harus dapat
meningkatkan perannya dalam mengelola kegiatan pembelajaran, antara lain : 1 menciptakan lingkungan belajar yang merangsang peserta didik untuk
belajar, 2 memberikan penguatan reinforcement dalam bentuk penghargaan terhadap tingkah laku peserta didik yang positif, dan 3 mengembangkan rasa
ingin tahu curiosity dan kegemaran peserta didik belajar. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar peserta didik
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor motivasi. Motivasi ada dua jenis, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal adalah
motivasi yang timbul dari dalam diri individu, sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi yang dipengaruhi oleh lingkungan. Pemberian penghargaan dari
guru merupakan motivasi eksternal bagi peserta didik. Hasil penelitian Hurlock dalam Yelon dan Weinstein 1977 mengemukakan “peserta didik di Sekolah
Dasar menunjukkan penampilan yang sangat baik, ketika mereka diberi puji- pujian. Sebaliknya, apabila mereka dicaci-maki karena pekerjaannya kurang
memadai, anak-anak itu cenderung menjadi bodoh atau tidak bersemangat lagi belajarnya”. Sementara itu, Utami Munandar 1999 : 163 menjelaskan
“pemberian hadiah untuk pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik tidak harus berupa materi intangible, yang terbaik justru berupa senyuman atau anggukan,
kata penghargaan, kesempatan untuk menampilkan dan mempresentasikan pekerjaan sendiri, dan pekerjaan tambahan”.
Selanjutnya, Imam al-Ghazali berpendapat apabila anak memperlihatkan suatu
212 |
Evaluasi Pembelajaran Modul 5
kemajuan, akhlak terpuji atau perbuatan yang baik, seyogyanya guru memuji hasil upaya peserta didiknya, berterima kasih kepadanya dan mendukungnya
dihadapan teman-temannya guna menaikkan harga dirinya self-esteem serta menjadikannya sebagai model atau teladan yang harus diikuti. Penghargaan
yang diberikan kepada peserta didik hendaknya berkaitan erat dengan kegiatannya. Misalnya, mendeklamasikan sajak yang dibuat, atau membacakan
di depan kelas karangan yang dibuat dengan baik, sehingga dapat meningkatkan motivasi intrinsik dan kreatiitas. Implikasinya dari beberapa hasil penelitian
dan pendapat di atas adalah guru harus menciptakan lingkungan kelas yang kondusif untuk memotivasi peserta didik melakukan kegiatan belajar yang lebih
baik lagi. Tugas-tugas belajar yang diberikan kepada peserta didik sebaiknya disusun sedemikian rupa, sehingga para peserta didik merasa senang untuk
melakukannya. Agar pemberian penghargaan tersebut efektif, maka guru hendaknya menunjukkan
sikap yang ramah, suara yang lembut, bahasa yang santun, kegembiraan atau kepuasan terhadap prestasi belajar peserta didik. Penghargaan yang diberikan
akan bermakna bila sesuai dengan hasil karya peserta didik. Dengan kata lain, jika guru memberikan pujian terhadap peserta didik karena hasil kerjanya baik,
maka pujian itu dapat membangkitkan semangat atau motivasi belajar peserta didik, tetapi jika pujian itu diberikan kepada peserta didik yang hasil kerjanya
kurang baik, maka pujian tersebut dianggap tidak sungguh-sungguh, bahkan secara tidak langsung pujian itu berarti pelecehan.
Dalam pemberian penghargaan, ada dua teknik yang dapat digunakan guru, yaitu “verbal dan nonverbal” Depdiknas, 2003 : 29.
1. Teknik verbal, yaitu pemberian penghargaan yang berupa pujian, dukungan,
dorongan, atau pengakuan, seperti : kata bagus, benar, betul, tepat, baik, dan sebagainya. Dapat juga dalam bentuk kalimat, seperti : prestasimu baik
sekali, saya senang dengan hasil pekerjaanmu, penjelasanmu sangat baik, dan sebagainya.
2. Teknik nonverbal, yaitu pemberian penghargaan melalui : a. Gestur tubuh : mimik dan gerakan tubuh, seperti : senyuman, anggukan,
acungan ibu jari, dan tepukan tangan. b. Cara mendekati proximity, yaitu guru mendekati peserta didik untuk
menunjukkan perhatian atau kesenangannya terhadap pekerjaan atau penampilan peserta didik
c. Sentuhan contact, seperti : menepuk-nepuk bahu, menjabat tangan, dan mengelus kepala. Dalam menerapkan penghargaan dengan sentuhan ini
perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu : usia anak, budaya, dan norma agama.