Jawaban Singkat short answer dan Melengkapi completion

164 | Evaluasi Pembelajaran Modul 4 -2- 1. c 2. b 3. d 4. a 5. b 6. c Kunci Jawaban Untuk Bentuk Pilihan-Ganda -3- 1. B C A F 2. D E C A 3. E D A C Kunci Jawaban Untuk Bentuk Menjodohkan Ada pula cara lain untuk mengoreksi jawaban peserta didik, yaitu kunci jawaban diambil dari lembar jawaban, kemudian dilubangi sesuai dengan jawaban yang benar dan bila diletakkan di atas lembar jawaban, tepat berada di atas alternatif jawaban yang benar tersebut. Contoh : Untuk Bentuk B – S 1. B – O 6. O – S 2. B – O 7. O – S 3. O – S 8. B – O 4. B – O 9. O – S 5. O – S 10. B – O Untuk Bentuk Pilihan Ganda 1. a – o – c – d 6. a – b – o – d 2. o – b – c – d 7. a – o – c – d 3. a – b – o – d 8. o – b – c – d 4. a – o – c – d 9. o – b – c – d 5. a – b – o – d 10. a – b – c – o Keterangan : O adalah yang dilubangi sebagai kunci jawaban | 165 Evaluasi Pembelajaran Contoh bila menggunakan transparansi : Untuk Bentuk B – S 1. X 6. X 2. X 7. X 3. X 8. X 4. X 9. X 5. X 10. X Keterangan: X adalah tanda silang yang ditulis di atas alternatif jawaban yang benar. Kebaikan tes objektif antara lain 1 seluruh ruang lingkup scope yang diajarkan dapat dinyatakan pada item-item tes objektif 2 kemungkinan jawaban spekulatif dalam ujian dapat dihindarkan 3 jawaban bersifat mutlak, karena itu penilaian dapat dilakukan secara objektif 4 pengoreksian dapat dilakukan oleh siapa saja, sekalipun tidak mengetahui dan menguasai materinya 5 pemberian skor dapat dilakukan dengan mudah dan cepat 6 korektor tidak akan terpengaruh oleh baik-buruknya tulisan 7 tidak mungkin terjadi dua orang peserta didik yang jawabannya sama, tetapi mendapat skor yang berbeda. Sedangkan kelemahannya adalah 1 mengkontruksi soalnya sangat sulit 2 membutuhkan waktu yang lama 3 ada kemungkinan peserta didik mencontoh jawaban orang lain dan berpikir pasif 4 umumnya hanya mampu mengukur proses-proses mental yang dangkal.

B. Pengembangan Tes Lisan

Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan. Tes lisan dapat berbentuk seperti berikut : 1. Seorang guru menilai seorang peserta didik. 2. Seorang guru menilai sekelompok peserta didik. 3. Sekelompok guru menilai seorang peserta didik. 4. Sekelompok guru menilai sekelompok peserta didik. Kebaikan tes lisan antara lain 1 dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya secara lisan 2 tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai, tetapi cukup mencatat pokok-pokok 166 | Evaluasi Pembelajaran Modul 4 permasalahannya saja 3 kemungkinan peserta didik akan menerka-nerka jawaban dan berspekulasi dapat dihindari. Sedangkan kelemahannya adalah 1 memakan waktu yang cukup banyak, apalagi jika jumlah peserta-didiknya banyak 2 sering muncul unsur subjektiitas bilamana dalam suasana ujian lisan itu hanya ada seorang guru dan seorang peserta didik. Beberapa petunjuk praktis dalam pelaksanaan tes lisan adalah : 1. Jangan terpengaruh oleh faktor-faktor subjektiitas, misalnya dilihat dari kecantikan, kekayaan, anak pejabat atau bukan, hubungan keluarga. 2. Berikanlah skor bagi setiap jawaban yang dikemukakan oleh peserta didik. Biasanya kita memberikan penilaian setelah tes itu selesai. Cara ini termasuk cara yang kurang baik, akibatnya penilaian akan dipengaruhi oleh jawaban- jawaban yang terakhir. 3. Catatlah hal-hal atau masalah yang akan ditanyakan dan ruang lingkup jawaban yang diminta untuk setiap pertanyaan. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai pertanyaan yang diajukan menyimpang dari permasalahan dan tak sesuai dengan jawaban peserta didik. 4. Ciptakan suasana ujian yang menyenangkan. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak ketakutan menghadapi ujian lisan tersebut. Kadang- kadang ada juga guru yang sampai berbuat tidak wajar seperti membentak- bentak peserta didik, dan mungkin pula bertindak berlebihan. Tindakan ini harus dihindari, karena dapat mengakibatkan proses pemikiran peserta didik menjadi terhambat, sehingga apa yang dikemukakan oleh mereka tidak mencerminkan kemampuan yang sesungguhnya. 5. Jangan mengubah suasana ujian lisan menjadi suasana diskusi atau suasana ngobrol santai atau juga menjadi suasana pembelajaran. Demikianlah beberapa kelebihan dan kelemahan tes lisan berikut petunjuk praktisnya. Petunjuk ini dapat dijadikan pegangan atau pedoman bagi guru dalam menyelenggarakan tes lisan. Petunjuk-petunjuk praktis untuk suatu ujian biasanya telah dimuat sebagai pedoman seperti yang telah disebutkan tadi. Jadi, Anda harus mempelajari petunjuk praktis itu sebaik-baiknya sebelum kegiatan tes dimulai.

C. Pengembangan Tes Tindakan performance test

Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Lebih jauh Stigins 1994 : 375 mengemukakan “tes tindakan adalah suatu bentuk tes dimana peserta didik diminta untuk melakukan kegiatan khusus di bawah pengawasan penguji yang | 167 Evaluasi Pembelajaran akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemontrasikan”. Peserta didik bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan. Misalnya, coba praktikkan bagaimana cara melaksanakan sholat dengan baik dan benar. Untuk melihat bagaimana cara melaksanakan sholat dengan baik dan benar, guru harus menyuruh peserta didik mempraktikkan atau mendemonstrasikan gerakan-gerakan sholat yang sesungguhnya sesuai dengan tata tertib sholat yang baik dan benar. Begitu juga untuk mengetahui apakah seorang peserta didik sudah dapat membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojul huruf, maka cara yang paling tepat adalah melakukan tes tindakan dengan menyuruh peserta didik mempraktikkan langsung membaca al-Qur’an. Dalam pelaksanaannya, tes tindakan dapat dilakukan dalam situasi yang sebenarnya atau situasi yang dimanipulasi. Alat yang dapat digunakan dalam tes tindakan adalah lembar pengamatan dan portofolio. Tes-tes semacam inilah yang dimaksudkan dengan tes perbuatan atau tindakan. Tes tindakan sebagai suatu teknik evaluasi tidak hanya digunakan dalam mata pelajaran pendidikan agama saja, tetapi dapat juga digunakan dalam menilai hasil-hasil pelajaran tertentu, seperti olahraga, teknologi informasi dan komunikasi, bahasa, kesenian, dan sebagainya. Sebaliknya, tidak semua hasil pelajaran pendidikan agama Islam atau mata pelajaran agama lainnya dapat dievaluasi dengan menggunakan tes perbuatan ini. Tes tindakan dapat dilakukan secara kelompok dan individual. Secara kelompok berarti seorang guru menghadapi sekelompok peserta didik, sedangkan secara individual berarti seorang guru menghadapi seorang peserta didik. Tes tindakan dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu perkerjaan yang telah selesai dikerjaan oleh peserta didik, termasuk juga keterampilan dan ketepatan menyelesaikan suatu pekerjaan, kecepatan dan kemampuan merencanakan suatu pekerjaan, dan mengidentiikasi suatu piranti komputer misalnya. Tes tindakan dapat difokuskan kepada proses , produk atau keduanya. Tes tindakan sangat bermanfaat untuk memperbaiki kemampuanperilaku peserta didik, karena secara objektif kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dapat diamati dan diukur, sehingga menjadi dasar pertimbangan untuk praktik selanjutnya. Sebagaimana jenis tes yang lain, tes tindakanpun mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes tindakan adalah 1 satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan, seperti keterampilan melaksanakan sholat yang baik dan benar, keterampilan membaca al-Qur’an berdasarkan ilmu tajwid dan makhrojul huruf, keterampilan menulis huruf Arab, dan sebagainya 2 sangat baik digunakan untuk mencocokkan kesesuaian antara pengetahuan