Skor Total total score

282 | Evaluasi Pembelajaran Modul 7

E. Cara Memberi Skor Untuk Domain Afektif

Salah satu prinsip umum evaluasi adalah prinsip komprehensif, artinya objek evaluasi tidak hanya domain kognitif tetapi juga afektif dan psikomotor. Tidak hanya dimensi hasil tetapi juga dimensi proses. Dalam domain afektif, paling tidak ada dua komponen penting untuk diukur, yaitu sikap dan minat peserta didik terhadap suatu pelajaran. Sikap peserta didik terhadap suatu pelajaran bisa positif, negatif atau netral. Harapan kita terhadap sikap peserta didik tentu yang positif sehingga dapat menimbulkan minat belajar. Baik sikap maupun minat belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar. Oleh sebab itu, tugas Anda adalah mengembangkan sikap positif dan meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap suatu pelajaran. Untuk mengukur sikap dan minat belajar, Anda dapat menggunakan model skala, seperti skala sikap dan skala minat. Skala sikap dapat menggunakan lima skala, yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Tahu TT, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Skala yang digunakan adalah 5, 4, 3, 2 dan 1 untuk pernyataan positif dan 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk pernyataan negatif. Begitu juga untuk skala minat. Anda dapat menggunakan lima skala, seperti Sangat Berminat SB, Berminat B, Sama Saja SS, Kurang Berminat KB, dan Tidak Berminat TB. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan instrumen skala sikap dan skala minat tentunya Anda sudah mempelajarinya pada modul sebelumnya. Di sini hanya dikemukakan bagaimana cara memberi skor skala sikap dan skala minat. Contoh : Pak Heri, adalah seorang guru Bahasa Arab. Ia ingin mengukur minat peserta didik terhadap pelajaran Bahasa Arab. Ia menyusun skala minat dengan 10 pernyataan. Jika rentangan skala yang digunakan adalah 1 – 5, maka skor terendah seorang peserta didik adalah 10 10 x 1 = 10 dan skor tertinggi adalah 50 10 x 5 = 50. Dengan demikian, mediannya adalah 10 + 502 = 30. Jika dibagi empat kategori, maka akan diperoleh tingkatan minat sebagai berikut : Skor 10 – 20 termasuk tidak berminat Skor 21 – 30 termasuk kurang bermint Skor 31 – 40 termasuk berminat Skor 41 – 50 termasuk sangat berminat.

F. Cara Memberi Skor Untuk Domain Psikomotor

Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah penampilan atau kinerja. Untuk mengukurnya, Anda dapat menggunakan tes tindakan melalui simulasi, unjuk kerja atau tes identiikasi. Salah satu instrumen yang dapat Anda gunakan adalah skala penilaian yang terentang dari sangat baik 5, baik | 283 Evaluasi Pembelajaran 4, cukup baik 3, kurang baik 2 sampai dengan tidak baik 1. Contoh : Pak Galih, seorang guru agama ingin mengetahui bagaimana seorang peserta didik melaksanakan sholat yang baik dan benar. Untuk itu, Pak Galih meminta seorang peserta didik A untuk menunjukkan gerakan-gerakan sholat. Alat ukur yang digunakan adalah skala penilaian sebagai berikut : Tabel 7.7 Pemberian Skor Untuk Praktik Gerakan Sholat No Aspek-aspek Penilaian Skala Penilaian 01 Gerakan takbiratul ikhram 5 4 3 2 1 02 Gerakan rukuk 5 4 3 2 1 03 Gerakan sujud 5 4 3 2 1 04 Gerakan tahiyat awal 5 4 3 2 1 05 Gerakan tahiyat akhir 5 4 3 2 1 06 Salam 5 4 3 2 1 Skor Jika peserta didik A memperoleh skor 6 6 x 1 berarti peserta didik tersebut gagal tidak baik, dan bila memperoleh skor 30 6 x 5 berarti peserta didik tersebut berhasil sangat baik. Dengan demikian, mediannya adalah 30 + 6 2 = 18. Jika dibagi menjadi empat kategori, maka akan diperoleh tingkatan nilai sebagai berikut : Skor 06 – 12 berarti tidakkurang baik gagal Skor 13 – 18 berarti cukup baik cukup berhasil Skor 19 – 24 berarti baik berhasil Skor 25 – 30 berarti sangat baik sempurna LATIHAN 1. Buatlah tiga butir soal dalam bentuk uraian bebas dan tiga butir soal bentuk uraian terbatas. Berdasarkan soal tersebut, Anda susun pedoman penyekorannya. 2. Rumuskanlah lima buah indikator hasil belajar dalam mata pelajaran Qur’an- Hadits. Setiap indikator dibuat satu soal dalam Bentuk Uraian Objektif BUO. Masing-masing soal harus dibuatkan pedoman penyekoran. 3. Bandingkan oleh Anda, antara bentuk uraian bebas dengan bentuk uraian non- objektif dilihat dari rumusan kalimat soal dan pedoman penyekoran.