Logam Berat Nikel TINJAUAN PUSTAKA

6 Gambar 1 Morfologi ikan nila GIFT Nila GIFT dapat dibedakan dari nila lokal dengan melihat ketebalan tubuhnya, yaitu tubuh nila GIFT memanjang dengan perbandingan panjang dan tinggi 2 : 1, sementara perbandingan tinggi dan lebar tubuh 4 : 1. Ikan nila lokal tubuhnya lebih memanjang dan tipis karena perbandingan panjang dan tinggi 2,5 : 1 dan perbandingan tinggi dan lebar 3 : 1 Arie 2001. Selanjutnya dinyatakan, bahwa pada bagian bawah tutup insang ikan nila GIFT berwarna putih sedangkan ikan nila lokal berwarna putih agak kehitaman, bahkan ada yang kuning. Tubuh ikan nila pipih, berwana kelabu kehijauan dengan garis melintang pada kedua sisinya dan pada sirip punggung dan sirip ekor. Panjang kepala ikan nila lebih pendek daripada ikan mujair sedangkan tinggi badan sebaliknya Mc Bay 1961; Schmittou dan Dendy 1961; Soejanto 1971, diacu dalam Brojo 1992. Ciri-ciri morfologi ikan nila adalah: sirip punggung ikan nila XV-XVI. 12- 13, sirip duburnya III, 10-15, jumlah sisik pada linea lateral ada 31-33, sisik di atas linea lateral ada 4-5 sedangkan sisik pipinya ada 2-3, panjang kepala 0,28 – 0,33 kali panjang baku, tinggi badan 0,40 – 0,45 kali panjang baku, panjang rahang bawah 0,29 – 0,33 kali panjang baku Beckman 1962, diacu dalam Brojo 1992. Jumlah tapis insang pada lengkung insang pertama bagian bawah ikan nila adalah 22-23 Selam 1989, diacu dalam Brojo 1992.

2.2 Logam Berat Nikel

Nikel Ni merupakan salah satu unsur logam transisi golongan VIIIB yang berwarna putih perak mengkilat, keras, mudah dibentuk dan mudah ditempa. Di alam, nikel terdapat dalam bentuk senyawa, misalnya pentlandite FeS.NiS, nickeliferous pyrrhotite dan lain-lain. Ditemukan oleh Axel Cronstedt pada tahun 1751. Nikel mempunyai masa atom 58,6934 sma, massa jenis 8,90 gramcm³, Jantan Betina 7 nomor atom 28, jari-jari atom 1,24 Å, konfigurasi elektron 2 8 16 2, konduktivitas listrik 14,6 x 10⁶ ohm ¹ cm ¹, dan konduktivitas kalor 90,7 WmK, serta dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +3. Nikel digunakan sebagai pelapis logam tahan karat, membuat aliasi logam seperti monel, nikron dan alkino, dan serbuk nikel digunakan sebagai katalis pada hidrogenasi lemak dalam pembuatan margarin Sunardi 2006. Menurut Setiono 1990, logam nikel Ni larut dalam asam klorida encer dan pekat, serta asam sulfat encer membentuk hidrogen . Nikel mempunyai titik didih 1453,0 °C dan titik leleh 2732,0 °C Anonim 2005, diacu dalam Zulkarnain et al. 2008. Kadar nikel Ni pada kerak bumi sekitar 75 mgkg Moore 1991, diacu dalam Effendi 2003. Pada proses pelapukan, nikel membentuk mineral hidrolisat yang tidak larut. Di perairan, nikel ditemukan dalam bentuk koloid. Garam- garam nikel misalnya nikel amonium sulfat, nikel nitrat, dan nikel klorida bersifat larut dalam air. Pada kondisi aerob dan pH 9, nikel membentuk senyawa kompleks dengan hidroksida karbonat dan sulfat. Pada pH 9 nikel membentuk senyawa kompleks dengan hidroksida dan karbonat, dan selanjutnya mengalami presipitasi. Demikian juga pada kondisi anaerob, nikel bersifat tidak larut Moore 1990, diacu dalam Effendi 2003. Kadar nikel di perairan tawar alami adalah 0,001 – 0,003 mgL Scoullus dan Hatzianestis 1989; Moore 1990, diacu dalam Effendi 2003. Pada perairan laut berkisar antara 0,005 – 0,007 mgliter McNeely et al. 1979. Untuk melindungi kehidupan organisme akuatik, kadar nikel sebaiknya tidak melebihi 0,025 mgliter Moore 1990, diacu dalam Effendi 2003. Untuk air minum 0,1 mgL WHO 1984, diacu dalam Effendi 2003. Nikel termasuk unsur yang memiliki toksisitas rendah. Nilai LC50 nikel terhadap beberapa jenis ikan air tawar dan ikan air laut berkisar 1 – 100 mgliter. Urutan toksisitas beberapa logam dari sangat rendah sampai yang sangat tinggi berturut-turut adalah SnNiPbCrCoCdZnCuAgHg Moore 1990, diacu dalam Effendi 2003. Secara umum nikel di perairan merupakan unsur yang bersifat non konservatif, akan tetapi menunjukkan sifat konservatif di muara sungai Chester 1993. Sumber utama nikel berasal dari pengikisan batuan yang ada di sungai 8 Bryan 1976. Nikel di muara sungai menunjukkan konsentrasi yang semakin meningkat dengan peningkatan kekeruhan. Peningkatan konsentrasi nikel terlarut pada tingkat kekeruhan yang tinggi terjadi karena proses desorbsi dari partikel- partikel yang ada di muara sungai dan proses tersuspensi. Di perairan, nikel ditemukan dalam bentuk koloid. Garam-garam nikel misalnya nikel amonium sulfat, nikel nitrat, dan nikel klorida bersifat larut dalam air. Pada kondisi aerob dan pH 9, nikel membentuk senyawa kompleks dengan hidroksida, karbonat, dan sulfat dan selanjutnya mengalami presipitasi. Demikian juga pada kondisi anaerob, nikel bersifat tidak larut Moore 1990, diacu dalam Effendi 2003. Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri, seperti : pelindung baja stainless steel, pelindung tembaga, industri baterai, elektronik, aplikasi industri pesawat terbang, industri tekstil, turbin pembangkit listrik bertenaga gas, pembuat magnet kuat, pembuatan alat-alat laboratorium nikrom, kawat lampu listrik, katalisator lemak, pupuk pertanian, dan berbagai fungsi lain Gerberding 2005.

2.3 Toksisitas Logam Berat