19
Saat ikan lahir jumlahnya lebih tinggi, kemudian secara bertahap menurun sampai nilai dewasa yaitu pada umur 2-12 bulan. Meningkatnya jumlah leukosit disebut
leukositosis sedangkan penurunan disebut leukopenia. Leukositosis lebih umum daripada leukopenia dan tidak merupakan hal yang serius, bahkan mungkin bisa
fisiologis. Leukositosis yang fisiologis mungkin terjadi sebagai reaksi “ephinephrine”, yaitu neutrofil dan limfosit dimobilisasi kedalam sirkulasi umum
sehingga menaikkan jumlah total SDP. Hal ini sering terjadi pada ikan muda dan biasanya akibat stres, juga adanya gangguan fisik sehingga leukositosis ini bisa
terjadi dalam keadaan sehat ataupun sakit dan bisa bersifat fisiologis maupun patologis. Leukopenia umumnya berhubungan dengan infeksi bakterial atau viral
Dierauf 1990, diacu dalam Aliambar 1999.
2.8.3 Hematokrit
Hematokrit HCT; PCV merupakan persentase volume eritrosit dalam darah ikan. Hasil pemeriksaan terhadap hematokrit dapat dijadikan sebagai salah
satu patokan untuk menentukan keadaan kesehatan ikan, nilai hematokrit kurang dari 22 menunjukkan terjadinya anemia. Kadar hematokrit bervariasi
bergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan. Nilai hematokrit sebesar 40 berarti dalam darah mengandung 40
sel darah merah Kuswardani 2006. Persentase nilai hematokrit ikan lele normal berkisar antara 30,8-45,5 Angka et al. 1985.
Aliambar 1999 menyatakan bahwa perhitungan hematokrit dilakukan setelah darah dicegah membeku dengan menggunakan antikoagulan dan
disentrifuse sehingga sel-selnya akan mengendap dan menempati dasar tabung. Pada saat yang sama, plasma yaitu suatu cairan yang berwarna kekuning-kuningan
akan naik ke atas. Jumlah sel-selnya adalah 45 dari volume darah total, dan nilai ini dinamakan packed cell volume PCV atau hematokrit HCT, yang dinyatakan
dalam persen. Perhitungan nilai hematokrit lebih sering ditentukan berdasarkan metode
mikrohematokrit. Kekuatan dan lama putaran amatlah perlu untuk mengurangi plasma yang melekat pada dinding tabung Tortora dan Anagnostakos 1990. Pada
kambing dan domba, metode hematokrit membutuhkan waktu centrifuse yang
20
lebih lama 10-20 menit, sedangkan spesies lainnya termasuk ikan, waktu centrifuse dilakukan dalam waktu kurang lebih 5 menit. Perbedaan nilai
hematokrit dapat terjadi akibat kesalahan teknik terutama yang disebabkan oleh metode pengambilan darah, tipe dan konsentrasi antikoagulan serta metode yang
dipakai untuk determinasi perhitungan SDM dan SDP, konsentrasi HB dan HCT Aliambar 1999.
Nilai hematokrit juga berbeda berdasarkan ketinggian, individu yang tinggal di pegunungan memiliki nilai hematokrit yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan individu yang tinggal di tepi pantai Tortora dan Anagnostakos 1990.
2.8.4 Hemoglobin
Hemoglobin Hb adalah pigmen merah pembawa oksigen dalam sel darah merah vertebrata, yang merupakan suatu protein yang kaya akan zat besi.
Hemoglobin Hb sangat penting untuk mempertahankan kehidupan sebab ia membawa dan mengirim oksigen ke jaringan-jaringan. Sekitar 400 juta molekul
hemoglobin ada dalam sel darah merah dan meliputi 95 dari berat keringnya. Sintesis hemoglobin dan proses destruksinya seimbang dalam kondisi fisiologis
dan adanya gangguan pada salah satunya dapat menimbulkan gangguan hematologis yang nyata Tortora dan Anagnostakos 1990; Aliambar 1999.
Hemoglobin mengandung senyawa protein yang berisi globin dan heme. Setiap gram hemoglobin berisi 3,34 mg zat besi dan membawa 1,34 ml oksigen.
Setiap molekul hemoglobin berisi 4 heme unit dan masing-masing bergabung dengan satu rangkaian globin yang mempunyai residu asam amino. Hemoglobin
dilepaskan dalam bentuk bebas bila terjadi hemolisis sedangkan batas antara hemoglobin dan stroma sel darah merah mengalami kerobekan yang disebabkan
oleh agen penyebab hemolisis Ressang 1984.
2.9 Pengaruh Toksisitas Nikel terhadap Histopatologis