Nilai LC HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

44 Gerak operculum pada konsentrasi tinggi memperlihatkan frekuensi yang lebih rendah dengan bukaan operculum yang lebih lebarluas dibanding kontrol. Perbedaan ini juga terjadi pada konsentrasi yang sama pada waktu pengamatan yang berbeda siang, sore, malam, subuh, dan pagi hari. Secara berturut-turut frekuensi gerak operculum rata-rata per menit pada setiap perlakuan di setiap waktu pengamatan adalah: Perlakuan A yaitu 98,33, 85,67, 102,33, 68,33, dan 102,67; Perlakuan B yaitu 86,67, 64,67, 83,67, 71,67, dan 72,00; Perlakuan C yaitu 74,67, 61,67, 61,67, 62,33, dan 62,33; Perlakuan D yaitu 70,67, 57,00, 50,00, 53,67, dan 54,33; dan Perlakuan E yaitu 64,67, 52,00, 29,33, 48,00, dan 52,00. Tingkah laku ini diduga untuk mempertahankan terpenuhinya kebutuhan oksigen pada kondisi insang mulai tertutup oleh lendir akibat sifat toksik yang ditimbulkan oleh nikel. Tingkah laku ini untuk meningkatkan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh proses biokimia tubuh sebagai pola adaptasi fisiologi sehingga dapat bertahan hidup atau memperlambat efek kematian. Respon fisiologi ini diikuti dengan menurunnya nafsu makan dan umumnya ikan uji cenderung lebih banyak berada di tengah dan permukaan akuarium. Mortalitas ikan uji mulai terlihat 8 jam setelah pemaparan nikel pada konsentrasi 60,05 ppm, 16 jam setelah pemaparan nikel pada konsentrasi 33,76 ppm, 18 jam setelah pemaparan nikel pada konsentrasi 18,98 ppm, dan 30 jam setelah pemaparan nikel pada konsentrasi 10,67 ppm. a a b b

d. Nilai LC

Hasil analisis Lampiran 6, 7, 8 dan 9 menunjukkan nilai LC 50 50 pada waktu pemaparan 24, 48, 72 dan 96 jam berturut-turut adalah 31,42 ppm, 17,17 ppm, dan 13,93 ppm. Nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin lama waktu pemaparan maka nilai LC 50 Nilai LC nikel terhadap ikan nila akan semakin rendah. 50 -96 jam nikel pada ikan nila GIFT sebesar 13,93 ppm, lebih tinggi dibandingkan dengan nilai LC 50 -96 jam nikel pada Clarias gariepinus sebesar 8,87 ppm Isaac 2009. Sebaliknya nilai LC 50 -96 jam nikel pada ikan nila GIFT lebih rendah, jika dibandingkan dengan nilai LC 50 -96 jam nikel pada udang laut yaitu 15 – 30 ppm Deleebeeck et al. 1995. Namun pada LC 50 -48 yaitu 31,42 ppm, lebih rendah dibandingkan dengan LC 50 -48 jam juvenil abalon yaitu 26,43 ppm Hunt et al. 2002. Selanjutnya nilai LC 50 -96 jam yang didapat dalam 45 penelitian ini 13,93 ppm masih sedikit lebih besar apabila dibandingkan LC 50 -96 jam timbal Pb yang dipaparkan pada ikan bandeng pada salinitas 16 ppt yaitu 13,43 ppm Siahaan 2003. Dari nilai LC 50 -96 jam yang diperoleh dapat dikatakan bahwa nikel bersifat toksik tinggi terhadap ikan nila. Klasifikasi toksisitas oleh WHO dan EPA bahwa rentang nilai LC 50 -96 jam pada konsentrasi antara 1–50 ppm dikategorikan bersifat toksik yang tinggi Balazs 1970. Gambar 7. Nilai LC 50 Pengaruh bahan toksik dalam waktu singkat dapat diketahui dengan menghitung nilai LC ikan nila pada uji akut pemaparan nikel 50 suatu subtansi terhadap satu atau beberapa spesies. LC 50 Meskipun belum ditemukan penelitian tentang manfaat spesifik logam berat nikel bagi ikan, tetapi Menurut Conard 2005, nikel dalam jumlah kecil dibutuhkan oleh tubuh organisme. Fitoplankton mengandung 1-10 ppb nikel, lobster mengandung 0,14-60 ppb nikel, moluska 0,1-850 ppb, dan ikan antara 0,1 - 110 ppb. Lebih lanjut dikatakan bila terdapat dalam jumlah yang terlalu adalah konsentrasi suatu bahan kimia dalam air yang dapat mematikan 50 dari populasi organisme dalam waktu pemaparan tertentu OECD 1981, diacu dalam Siahaan 2003. Menurut Connel dan Miller 1995, dampak mematikan suatu bahan toksik merupakan tanggapan yang terjadi akibat zat-zat xenobiotik tertentu mengganggu proses sel dalam mahluk hidup yang melebihi batas toleransi sehingga menyebabkan kematian secara langsung. y = -8.745x + 38.33 R² = 0.883 5 10 15 20 25 30 35 40 48 72 96 K on se ntr as i N ik el pp m Waktu Pemaparan jam Nilai LC50 Nilai Batas Bawah Nilai Batas Atas Linear Nilai LC50 Linear Nilai LC50 46 tinggi dapat merusak fungsi ginjal, meyebabkan kehilangan keseimbangan, menyebabkan kegagalan respirasi serta merusak hati dan insang. 4.1.3 Uji Sub-Kronik

a. Tingkat konsumsi oksigen