20
lebih lama 10-20 menit, sedangkan spesies lainnya termasuk ikan, waktu centrifuse dilakukan dalam waktu kurang lebih 5 menit. Perbedaan nilai
hematokrit dapat terjadi akibat kesalahan teknik terutama yang disebabkan oleh metode pengambilan darah, tipe dan konsentrasi antikoagulan serta metode yang
dipakai untuk determinasi perhitungan SDM dan SDP, konsentrasi HB dan HCT Aliambar 1999.
Nilai hematokrit juga berbeda berdasarkan ketinggian, individu yang tinggal di pegunungan memiliki nilai hematokrit yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan individu yang tinggal di tepi pantai Tortora dan Anagnostakos 1990.
2.8.4 Hemoglobin
Hemoglobin Hb adalah pigmen merah pembawa oksigen dalam sel darah merah vertebrata, yang merupakan suatu protein yang kaya akan zat besi.
Hemoglobin Hb sangat penting untuk mempertahankan kehidupan sebab ia membawa dan mengirim oksigen ke jaringan-jaringan. Sekitar 400 juta molekul
hemoglobin ada dalam sel darah merah dan meliputi 95 dari berat keringnya. Sintesis hemoglobin dan proses destruksinya seimbang dalam kondisi fisiologis
dan adanya gangguan pada salah satunya dapat menimbulkan gangguan hematologis yang nyata Tortora dan Anagnostakos 1990; Aliambar 1999.
Hemoglobin mengandung senyawa protein yang berisi globin dan heme. Setiap gram hemoglobin berisi 3,34 mg zat besi dan membawa 1,34 ml oksigen.
Setiap molekul hemoglobin berisi 4 heme unit dan masing-masing bergabung dengan satu rangkaian globin yang mempunyai residu asam amino. Hemoglobin
dilepaskan dalam bentuk bebas bila terjadi hemolisis sedangkan batas antara hemoglobin dan stroma sel darah merah mengalami kerobekan yang disebabkan
oleh agen penyebab hemolisis Ressang 1984.
2.9 Pengaruh Toksisitas Nikel terhadap Histopatologis
Tingkat konsumsi oksigen pada dasarnya menunjukkan tingkat metabolisme. Konsumsi oksigen adalah indikator respirasi yang juga
menunjukkan metabolisme energetik Fujaya 2004. Kematian ikan yang disebabkan oleh bahan pencemar, umumnya terjadi karena kerusakan pada bagian
insang dan organ-organ yang berhubungan dengan insang. Insang terletak di luar
21
dan berhubungan langsung dengan air sebagai media hidupnya. Insang merupakan organ yang pertama kali mendapat pengaruh apabila lingkungan air tercemar oleh
bahan pencemar, baik terlarut maupun tersuspensi Siahaan 2003. Insang terdiri dari sepasang filamen insang. Setiap filamen terdiri dari serat
melintang yang tertutup epithelium yang tipis disebut lamela. Lamela merupakan penyusun filamen. Sebuah rangkaian lamela pada satu sisi dari septum
interbranchiale disebut hemibranchium. Dua hemibranchium dan septum interbranchia membentuk insang lengkap disebut holobranchia Lagler et al.
1977. Keterangan:
1. Eritrosit 2. Epitelium
3. Sel pillar 4. Lumen kapiler
5. Lamela 6. Sel sel interlamela
7. Sel mukus 8. Tulang rawan penopang
Gambar 2 Bagian-bagian lamela insang Lagler et al. 1977 Keberhasilan ikan dalam mendapatkan oksigen ditentukan oleh kemampuan
fungsi insang untuk menangkap oksigen dalam perairan. Proses penyerapan oksigen dalam jaringan insang dilakukan oleh darah yang mengalir ke dalam
filamen-filamen insang dan akibat adanya perbedaan tekanan gas antara darah dan filamen dengan air sehingga terjadi difusi gas. Rusaknya jaringan insang akibat
adanya pengaruh benda asing atau racun, menyebabkan ikan mengalami gangguan pernafasan atau lebih lanjut dapat mengakibatkan kematian pada ikan
Lagler et al. 1977. Hasil uji histologi yang dilakukan oleh Ghalib et al. 2002 menunjukkan
bahwa Pb dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan insang khususnya pada lamela primer dan lamela sekunder sehingga insang tidak dapat berfungsi dengan
baik. Sejalan dengan laporan Casarett dan Doult 1975 bahwa pada konsentrasi yang cukup tinggi daya konsentrasi insang juga menurun akibat adanya reaksi
antara logam berat timbal dengan protein dan lendir insang yang membentuk methallotionin yang dapat menghambat kerja enzim pernapasan.
22
Vernberg dan Vernberg 1972 menyatakan bahwa oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan, jika ikan berada pada medium dengan tekanan parsial oksigennya
lebih rendah dari lingkungan ambien, maka untuk mencukupi kebutuhan oksigennya ikan akan melakukan pemompaan air yang lebih besar melalui
peningkatan frekuensi pergerakan operculum. Selanjutnya dikatakan bahwa meningkatnya CO
2
Hati sangat rentan terhadap pengaruh berbagai zat kimia dan sering menjadi organ sasaran utama dari efek racun zat kimia. Oleh karena itu, hati merupakan
organ tubuh yang paling sering mengalami kerusakan. Menurut Lu 1995 hal ini disebabkan sebagian besar toksikan yang masuk ke dalam tubuh setelah diserap
oleh usus halus di bawa ke hati oleh vena porta hati. Kerusakan hati tersebut dapat terjadi karena : 1 senyawa kimia yang terserap melalui oral akan diabsorbsi dari
saluran cerna ke dalam hati melalui vena porta; 2 senyawa kimia yang dimetabolisme di dalam hati dieksresikan ke dalam empedu dan kembali lagi ke
duodenal; serta 3 senyawa asing yang dimetabolisme oleh hati sebagian dilokalisir di dalam hati. Dengan demikian hati merupakan organ yang banyak
berhubungan dengan senyawa kimia sehingga mudah terkena efek toksik Loomis 1978, diacu dalam Siahaan 2003.
lebih menstimulir respon meningkatnya frekuensi gerakan operculum dalam respirasi dari pada penurunan kandungan oksigen.
Kerusakan hepatosit menurut Robert 2001 dapat dibagi menjadi dua yaitu taksohepatik dan trofohepatik. Kerusakan taksohepatik, yaitu kerusakan yang
disebabkan oleh pengaruh langsung dari agen toksik, baik berupa zat kimia maupun kuman. Kerusakan trofohepatik, yaitu kerusakan yang disebabkan adanya
kekurangan faktor-faktor penting untuk kehidupan sel seperti oksigen atau zat makanan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Darmono 1995
mengatakan bahwa hati ikan yang tercemar logam timbal, kadmium, copper, atau merkuri mengalami kerusakan berupa pembendungan, hemoragi dan degenerasi
vakuola. Degenerasi vakuola atau pembekakan sel merupakan salah satu indikasi terjadinya perlemakan hati, pada keadaan ini sel hati tampak membesar. Menurut
Ressang 1984, perlemakan yang berlangsung lama dapat menyebabkan
23
terjadinya kerusakan hati yaitu kongesti. Kongesti adalah terjadinya pembendungan darah pada hati yang disebabkan adanya gangguan sirkulasi yang
dapat mengakibatkan kekurangan oksigen dan zat gizi.
2.10 Bioassay