Laju Pertumbuhan Derajat Kelangsungan Hidup Parameter Kualitas Air Analisis Data

37 10 Mounting-preparat diberi perekat dengan menggunakan kanada balsam, lalu ditutup dengan kaca penutup, dikeringkan dan diamati dibawah mikroskop. Preparat selanjutnya diberi label sesuai dengan perlakuan. Pengamatan kerusakan jaringan dilakukan dengan membuat preparat histologi insang dan hati. Pengamatan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari ke-15 dan hari ke-30 akhir penelitian. Metode yang digunakan adalah metode histoteknik. Tahapan kerja dari metode ini adalah pengambilan sampel, fiksasi, dehidrasi, penjernihan, infiltrasi, penanaman, proses pemotongan, penempelan sayatan pada gelas objek, deparafinisasi, dan pewarnaan Kiernan 1990. Preparat yang dibuat selanjutnya diamati menggunakan mikroskop digital dengan perbesaran 40 kali, 100 kali, dan 200 kali.

d. Laju Pertumbuhan

Pertumbuhan ikan yang diukur meliputi pertambahan bobot g dengan menggunakan neraca digital dengan ketelitian 0,01 gram. Hasil pengukuran ini digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan ikan nila, menggunakan rumus berikut : • Pertumbuhan mutlak Pertumbuhan bobot rata-rata tubuh ikan nila GIFT selama masa pemeliharaan dalam media terkontaminasi nikel dihitung dengan menggunakan rumus menurut Effendie 1997 yaitu: Wi = Wt – Wo Dimana: Wi = pertumbuhan mutlak berat tubuh rata-rata interval gram Wt = Bobot tubuh rata-rata pada waktu-t gram Wo = Bobot tubuh rata-rata pada awal penelitian gram • Laju pertumbuhan spesifik LPS Laju pertumbuhan spesifik rata-rata ikan nila GIFT pada media yang terkontaminasi logam berat nikel selama 32 hari masa pemeliharaan dihitung dengan menggunakan rumus menurut Effendie 1997 yaitu: 38 LPS = x 100 …………………….7 Keterangan : LPS = Laju Pertumbuhan spesifik ghari Wt = Rerata bobot individu pada akhir penelitian g Wo = Rerata bobot individu pada awal pemeliharaan g t = Waktu pemeliharaan hari

e. Derajat Kelangsungan Hidup

Kelangsungan hidup merupakan presentase dari perbandingan antara jumlah ikan yang hidup diakhir perlakuan dengan jumlah ikan yang ditebar dalam akuarium diawal perlakuan. Derajat kelangsungan hidup dihitung berdasarkan persamaan berikut : X 100 ……………..……6 Keterangan : SR = derajat kelangsungan hidup ikan Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian No = Jumlah ikan pada awal pemeliharan

f. Parameter Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diukur meliputi : suhu, pH, kesadahan, alkalinitas, karbondioksida, oksigen terlarut dan total amoniak nitrogen. Pengukuran suhu, salinitas, pH dan oksigen terlarut dilakukan setiap hari, sedangkan pengukuran karbondioksida, kesadahan, alkalinitas dan total amoniak nitrogen dilakukan setiap minggu.

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dan data gerak operkulum dianalisis dengan analisis ragam pada se lang kepercayaan 95 α = 0,05. Selanjutnya jika terdapat perlakuan yang memiliki pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Tukey untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan Gaspertz 1991. Nilai LC 50 dihitung dengan menggunakan analisis probit. Selanjutnya untuk data tingkah laku ikan uji pada uji akut, data pengamatan histopatologi serta hasil pengukuran kualitas air dianalisis secara deskriptif. Ln Wt – Ln Wo t 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.1 Uji Nilai Kisaran

Respon ikan uji terhadap deretan konsentrasi pada uji penentuan kisaran konsentrasi lethal menunjukkan kepekaan mortalitas yang tinggi terhadap daya toksik nikel. Pada konsentrasi 60 ppm, mortalitas ikan uji mencapai 13,33 setelah 24 jam pemaparan, 26,67 setelah 42 jam pemaparan dan mencapai 100 setelah 48 jam pemaparan. Pada konsentrasi 6 ppm, mortalitas ikan uji sebesar 0 sampai dengan 96 jam pemaparan Tabel 3. Berdasarkan nilai mortalitas selama uji nilai kisaran tersebut, maka ditetapkan nilai ambang atas yaitu 60 ppm dan nilai ambang bawah yaitu 6 ppm. Tabel 2. Persentase tingkat kematian kumulatif ikan nila selama uji nilai kisaran pemaparan nikel Pada perlakuan kontrol, 0,06, 0,6, dan 6 ppm setelah jam ke-96 mortalitas ikan uji tetap 0. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas media pemeliharaan dan vitalitas ikan selama pengujian dalam kondisi yang baik.

4.1.2 Uji Akut

Pada uji akut ini yang menjadi variabel penelitian adalah tingkat mortalitas ikan uji pada setiap jam pengamatan, tingkat akumulasi nikel pada darah dan dagingotot, frekuensi bukaan operkulum, dan analisis nilai LC 50 berdasarkan dosis Ni di larutan media dan tingkat mortalitas pada setiap jam pengamatan. Perlakuan Persentase ikan yang mati pada pengamatan jam ke- 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 66 72 84 96 A0,00 ppm B0,06 ppm C 0,60 ppm D 6,00 ppm E 60,00 ppm 0 0 13,33 13,33 13,33 26,67 100 100 100 100 100 100 100 100 F 600,00 ppm 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100