18
pada media yang dicemari oleh logam berat kadmium Cd, Cromium Cr dan Timbal Pb.
2.8.1 Eritrosit
Eritrosit membawa hemoglobin dalam sirkulasi. Eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang, terutama dari tulang pendek, pipih dan tak beraturan.
Perkembangan eritrosit dalam sumsum tulang melalui berbagai tahap: mula-mula besar dan berisi nukleus tetapi tidak ada hemoglobin; kemudian dimuati
hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan baru diedarkan ke dalam sirkulasi darah. Jumlah eritrosit normal pada ikan teleost berkisar antara 1,05 juta-
3 juta selmm
3
Eritrosit merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti sel eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan dengan
pewarnaan Giemsa Chinabut et al. 1991, diacu dalam Mulyani 2006. Seperti halnya pada hematokrit, jumlah eritrosit yang rendah menunjukkan terjadinya
anemia, sedangkan jumlah tinggi menandakan bahwa ikan dalam keadaan stres Wedemeyer dan Yasutake 1977, diacu dalam Taufik 2005.
Robert 2001.
2.8.2 Leukosit
Leukosit SDP berwarnanya bening, berukuran lebih besar dibandingkan dengan eritosit, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Leukosit dibuat pada sumsum
tulang dan berisi sebuah inti yang berbelah banyak dan protoplasmanya berbulir karena itu disebut sel berbulir granulosit Tortora dan Anagnostakos 1990.
Jumlah leukosit darah ikan berkisar antara 20.000-150.000 selmm
3
Rostagi 1977. Jumlah total SDP dan diferensiasinya merupakan bantuan hematologi yang
berguna untuk evaluasi respon inang terhadap infeksi mikroba dan untuk diagnosis leukemia serta penyakit lainnya. Dalam evaluasi sebuah leukogram,
amat perlu diketahui bahwa tidak hanya total SDP dan diferensiasinya, tetapi untuk menetapkan adanya perubahan morfologi SDP maka informasi tentang
komponen darah lainnya harus ada. Protein plasma total, konsentrasi fibrinogen, parameter darah merah hematokrit, hemoglobin, dan eritrosit, dan jumlah
retikulosit secara tak langsung membantu dalam interpretasi leukogram. Jumlah total leukosit bervariasi antar spesies ikan dan hal ini dipengaruhi oleh umur ikan.
19
Saat ikan lahir jumlahnya lebih tinggi, kemudian secara bertahap menurun sampai nilai dewasa yaitu pada umur 2-12 bulan. Meningkatnya jumlah leukosit disebut
leukositosis sedangkan penurunan disebut leukopenia. Leukositosis lebih umum daripada leukopenia dan tidak merupakan hal yang serius, bahkan mungkin bisa
fisiologis. Leukositosis yang fisiologis mungkin terjadi sebagai reaksi “ephinephrine”, yaitu neutrofil dan limfosit dimobilisasi kedalam sirkulasi umum
sehingga menaikkan jumlah total SDP. Hal ini sering terjadi pada ikan muda dan biasanya akibat stres, juga adanya gangguan fisik sehingga leukositosis ini bisa
terjadi dalam keadaan sehat ataupun sakit dan bisa bersifat fisiologis maupun patologis. Leukopenia umumnya berhubungan dengan infeksi bakterial atau viral
Dierauf 1990, diacu dalam Aliambar 1999.
2.8.3 Hematokrit