Lokasi dan Waktu Penelitian Tingkat Mortalitas Tingkat Akumulasi Logam Ni Frekuensi Bukaan Operculum Tingkat Konsumsi Oksigen

27

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Maret 2010. Lokasi pelaksanaan penelitian yaitu: Laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Laboratorium Kesehatan Ikan Departemen Budidaya Perairan, dan Laboratorium Pengujian Departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas:

3.2.1 Bahan dan Ikan Uji

Bahan kimia yang digunakan adalah nikel klorida NiCl 2

3.2.2 Media

. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila GIFT Oreochromis niloticus dengan bobot 13 – 15 gramekor sebanyak 510 ekor. Ikan tersebut digunakan dalam tahap uji nilai kisaran sebanyak 180 ekor, tahap uji toksisitas akut sebanyak 150 ekor, dan tahap uji sub kronik sebanyak 180 ekor. Media uji yang digunakan adalah air tawar yang berasal dari bak air tawar Laboratorium Lingkungan Akuakultur Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, yang berkesadahan lunak rata-rata 57,66 mgL.

3.2.3 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blower, aerator, termometer, selang plastik, timbangan elektrik, DO meter, dan pH meter. Alat- alat yang digunakan untuk pembuatan preparat histologi antara lain: seperangkat alat bedah disecting unit, inkubator, timer, kotak preparat, object glass, cover glass , botol sampel, peralatan gelas, baskom plastik, hotplate, mikroskop cahaya, mikroskop binokuler serta seperangkat peralatan fotomikroskop merek Olympus model PM-10 AD. 28

3.2.4 Wadah Penelitian

Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah bak penampungan air berukuran 100 x 95 x 110 cm sebanyak 2 buah, akuarium penampungan ikan stok berukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm sebanyak 2 buah, dan akuarium yang digunakan untuk uji pendahuluan, uji toksisitas akut, dan uji sub kronik yang berukuran 50 cm x 30 cm x 30 cm sebanyak 18 buah.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan atas tiga tahap, yaitu: uji nilai kisaran, uji akut, dan uji sub-kronik. Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila GIFT ukuran 13 – 15 gramekor, diperoleh dari Perusahaan Nurul Maulida Berkah yaitu perusahaan penyedia ikan konsumsi dan bibit ikan tawar. Logam berat nikel yang digunakan sebagai sumber toksisitas dalam penelitian adalah nikel klorida NiCl 2

3.3.1 Uji Nilai Kisaran

yang diperoleh dari Toko Setia Guna, Bogor. Wadah yang digunakan dalam penelitian berupa akuarium berukuran 50 cm x 30 cm x 30 cm, yang diisi air tawar sebanyak 30 liter. Uji nilai kisaran bertujuan untuk mencari nilai konsentrasi batas bawah dan nilai konsentrasi batas atas nikel, yang digunakan terhadap ikan nila GIFT. Batas atas merupakan konsentrasi yang menyebabkan dampak kematian ikan nila 100 dalam waktu 24 jam, sedangkan batas bawah adalah konsentrasi nikel pada saat 100 ikan nila yang dicobakan masih dapat hidup setelah 48 jam pemaparan. Tahap uji ini menggunakan 150 ekor ikan uji, kepadatan 1 ekor3 L yang dibagi menjadi 4 taraf yaitu 0,6; 6; 60 ; dan 600 ppm dan 1 perlakuan kontrol negatif dengan masing-masing 3 ulangan. Penentuan konsentrasi nikel pada perlakuan dilakukan dengan membuat larutan stok stock solution 1000 ppm dan selanjutnya dikonversi menggunakan rumus pengenceran, sebagai berikut: N 1 V 1 = N 2 V 2 Keterangan: N ……………….. 1 1 V = Konsentrasi larutan Ni standar ppm 1 N = Volume air media yang digunakan liter 2 V = Konsentrasi Ni yang diinginkan ppm 2 = Volume larutan standar yang digunakan liter 29 Tingkat kematian ikan nila GIFT dihitung pada jam ke-0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 18, 20, 22, dan jam ke-24. Perhitungan berikutnya dilakukan setiap 6 jam sampai jam ke-48. Berdasarkan uji nilai kisaran diperoleh nilai ambang bawah yaitu 6 ppm dan nilai ambang atas yaitu 60 ppm.

3.3.2 Uji Toksisitas Akut

Pada uji ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh toksik nikel terhadap tingkat mortalitas, akumulasi nikel dalam darah dan daging, frekuensi bukaan operculum, dan nilai Lc- 50 Penghitungan konsentrasi yang digunakan dalam uji akut dengan menggunakan rumus Wardoyo 1981, sebagai berikut: 24, 48, 72, dan 96 jam. Log Nn = k log a log n ……………….. 2 Dengan ketentuan : an = ba = cb = dc = … = Nd ………… 3 Keterangan: N = nilai konsentrasi ambang atas ppm n = nilai konsentrasi ambang bawah ppm k = jumlah interval konsentrasi yang di uji k=4 a = konsentrasi terkecil deret konsentrasi yang ditentukan ppm Dengan menggunakan persamaan 2 ditentukan konsentrasi terkecil dan dengan persamaan 3 ditentukan nilai konsentrasi untuk uji akut sebanyak 4 perlakuan, sehingga didapatkan konsentrasi 10,67 ppm untuk perlakuan B, konsentrasi 18,98 ppm untuk perlakuan C, konsentrasi 33,76 ppm untuk perlakuan D, dan konsentrasi 60,05 ppm untuk perlakuan E. Setiap perlakuan dilakukan dengan 3 ulangan dan 1 perlakuan kontrol negatif perlakuan A. Kepadatan ikan uji 10 ekor per unit percobaan 1 ekorliter. Selama uji akut, pada akuarium diberi aerasi. Feses dan sisa pakan di dasar akuarium disipon setiap hari dan dilakukan pergantian air dengan konsentrasi Ni sesuai perlakuan. Pengamatan terhadap perubahan tingkah laku dan mortalitas ikan nila GIFT dilakukan pada jam ke-0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 18, 20, 22, dan jam ke-24. Perhitungan berikutnya dilakukan tiap 6 jam sekali sampai jam ke-96. Indikator yang diamati adalah frekuensi bukaan operkulum per menit, pola gerak renang dan refleksi normal, diam di dasar, ke permukaan, tidak seimbang, gerakan seperti gerak terkejut, atau kehilangan gerak refleks dan perubahan warna sisik. 30 Penghitungan gerak operculum dimulai 30 menit setelah pemberian bahan uji, penghitungan dilakukan selama 1 menit dan diulangi setiap 10 menit sampai menit ke 30 dan selanjutnya dibandingkan dengan kontrol. Pengukuran kualitas air media pada setiap unit percobaan, dilakukan pada jam ke-0, 24, 48, 72 dan ke-96.

a. Tingkat Mortalitas

Banyaknya populasi ikan nila yang mati dihitung dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar pada setiap pengamatan jam ke-24, 48, 72, dan 96.

b. Tingkat Akumulasi Logam Ni

Untuk menganalisis tingkat akumulasi logam berat Ni oleh tubuh ikan nila, maka dilakukan pengukuran kandungan logam berat Ni di daging dan darah ikan nila tersebut. Metode yang digunakan adalah AAS Atomic Absorption Spectroscopy . Diagram dari tahap proses pengukuran kandungan nikel dalam daging ikan nila dengan menggunakan metode AAS ini disajikan pada Lampiran 3.

c. Frekuensi Bukaan Operculum

Frekuensi bukaan operculum hewan uji pada setiap perlakuan dihitung rata- ratanya berdasarkan pembagian zona waktu yaitu pagi 08.00 – 09.00, siang 12.00 – 13.00, sore 15.00 – 16.00, malam 20.00 – 21.00, dan subuh 04.00 – 05.00, selanjutnya dibandingkan menggunakan Anova dan uji Tukey.

d. Lc-

Nilai Lc- 50 50

3.3.3 Uji Sub-Kronik

pada jam ke- 24, 48, 72, dan 96, didapatkan dengan cara analisis probit dengan membandingkan konsentrasi nikel pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas rata-rata ikan nila GIFT pada setiap perlakuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh toksisitas nikel terhadap tingkat konsumsi oksigen, kondisi sistem hematologi, kondisi sistem histopatologi, tingkat akumulasi nikel, laju pertumbuhan, dan tingkat kelangsungan hidup SR ikan nila GIFT. Uji sub-kronik ini dilakukan dengan 3 31 perlakuan dan 3 ulangan yaitu : perlakuan A tanpa nikel sebagai kontrol, perlakuan B 10 dari LC 50 -96 jam, perlakuan C 30 dari LC 50

a. Tingkat Konsumsi Oksigen

-96 jam. Pada tahap ini, digunakan ikan uji sebanyak 180 ekor dengan masing-masing unit sebanyak 20 ekor. Percobaan dirancang mengikuti Rancangan Acak Lengkap RAL. Uji sub-kronik dilakukan selama 32 hari. Variabel yang diamati, sebagai berikut : Tingkat konsumsi oksigen diukur dengan menghitung rasio oksigen terlarut pada awal dan akhir penelitian persatuan waktu. Botol respirasi yang digunakan diisi air sampai penuh, selanjutnya diaerasi dengan kuat bubling selama 2 hari agar kandungan oksigennya bertambah. Setelah diaerasi air media dibiarkan selama setengah jam, kemudian dilakukan pengukuran oksigen terlarut. Oksigen terlarut diukur dengan menggunakan DO-meter terkalibrasi. Ikan ditimbang kemudian dimasukkan kedalam botol respirasi, diukur DO awal, kemudian ditutup dan diukur setiap 1 jam dengan waktu pengukuran selama 3 – 4 jam. Kemudian diukur DO akhir, maka akan didapatkan tingkat konsumsi oksigen menggunakan rumus dibawah ini Liao dan Huang 1975 : TKO = {DO – DO t Keterangan: TKO = Tingkat Konsumsi oksigen mg O W x t} x V……….4 2 DO g tubuh jam DO = Oksigen terlarut pada awal pengamatan ppm t W = Bobot ikan uji g = Oksigen terlarut pada akhir pengamatan ppm t = Periode pengamatan jam V = Volume air dalam respirometer L Pengukuran konsumsi oksigen dilakukan sebanyak 5 kali yaitu pada hari ke-0, 8, 16, 24, dan 32.

b. Kondisi Hematologi