Toksisitas Logam Berat TINJAUAN PUSTAKA

8 Bryan 1976. Nikel di muara sungai menunjukkan konsentrasi yang semakin meningkat dengan peningkatan kekeruhan. Peningkatan konsentrasi nikel terlarut pada tingkat kekeruhan yang tinggi terjadi karena proses desorbsi dari partikel- partikel yang ada di muara sungai dan proses tersuspensi. Di perairan, nikel ditemukan dalam bentuk koloid. Garam-garam nikel misalnya nikel amonium sulfat, nikel nitrat, dan nikel klorida bersifat larut dalam air. Pada kondisi aerob dan pH 9, nikel membentuk senyawa kompleks dengan hidroksida, karbonat, dan sulfat dan selanjutnya mengalami presipitasi. Demikian juga pada kondisi anaerob, nikel bersifat tidak larut Moore 1990, diacu dalam Effendi 2003. Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri, seperti : pelindung baja stainless steel, pelindung tembaga, industri baterai, elektronik, aplikasi industri pesawat terbang, industri tekstil, turbin pembangkit listrik bertenaga gas, pembuat magnet kuat, pembuatan alat-alat laboratorium nikrom, kawat lampu listrik, katalisator lemak, pupuk pertanian, dan berbagai fungsi lain Gerberding 2005.

2.3 Toksisitas Logam Berat

Toksisitas logam-logam berat yaitu melukai insang dan struktur jaringan luar lainnya, dapat menimbulkan kematian terhadap ikan yang disebabkan oleh proses anoxemia, yaitu terhambatnya fungsi pernafasan berupa sirkulasi dan ekskresi dari insang Nicodemus 2003, diacu dalam Jalius 2008. Keracunan Cu dapat menyebabkan kehilangan ion-ion natrium dan sodium dalam tubuh ikan, sehingga ikan menjadi lemas dan akhirnya mati Zahner et al. 2006. Unsur Cd dalam tubuh hewan dapat menyebabkan oksidasi yang berlebihan, sehingga timbul perasaan lapar terus-menerus dan akhirnya mati Sandrini et al. 2006. Keracunan Hg, Cu, Zn, Fe, Cd, dan Pb pada larva Haliotis rubra , dapat menyebabkan abnormalnya bentuk tubuh larva tersebut Gorski dan Nugegoda 2006. Di pertambangan uranium yang mengandung Selenium Se, ikan rainbow trout dan Brook trout memiliki kandungan Se tinggi dalam telurnya 8,8 – 10,5 µgg bobot basah telur dan terjadi kelainan pada anak ikan yaitu tulang kepala craniofacial dan rangka tubuh skeletal serta terjadi oedema Holm et al. 2005, diacu dalam Jalius 2008. 9 Keracunan Pb dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan sebagai akibat dari gangguan penyerapan kalsium Grosel et al. 2005. Ikan salmon yang diekspose dalam air dengan dosis 1 ppm Hg selama 30 menit akan menurunkan fertilitas spermatozoanya Darmono 1995. Afinitas yang tinggi terhadap unsur S menyebabkan logam ini menyerang ikatan belerang dalam enzim, sehingga enzim bersangkutan menjadi tak aktif. Gugus karboksilat -COOH dan amina -NH2 juga bereaksi dengan logam berat. Kadmium, timbal, dan tembaga terikat pada sel-sel membran yang menghambat proses transformasi melalui dinding sel Manahan 1977. Di perairan, logam berat dapat ditemukan dalam bentuk terlarut dan tidak terlarut. Logam berat terlarut adalah logam yang membentuk senyawa kompleks dengan senyawa organik dan anorganik, sedangkan logam berat yang tidak terlarut merupakan partikel-partikel yang berbentuk koloid dan senyawa kelompok metal yang teradsorbsi pada partikel-partikel yang tersuspensi Connel dan Miller 1995. Sedikitnya terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang telah teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dapat dibagi dalam dua jenis. Pertama, logam berat esensial, yang keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Ni, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya. Jenis kedua, logam berat tidak esensial atau beracun, yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain Connel dan Miller 1995. Sebagian dari logam berat bersifat essensial bagi organisme air untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya, antara lain dalam pembentukan haemosianin dalam sistem darah dan enzimatik pada biota Darmono 1995. Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, maka tingkat atau daya racun logam berat terhadap hewan air dapat diurutkan dari tinggi ke rendah, yaitu merkuri Hg, kadmium Cd, seng Zn, timah hitam Pb, krom Cr, nikel Ni, dan kobalt Co Sutamihardja 1982. Menurut Darmono 1995 daftar urutan toksisitas logam paling tinggi ke paling rendah terhadap manusia yang mengkomsumsi ikan 10 adalah sebagai berikut Hg 2+ Cd 2+ Ag 2+ Ni 2+ Pb 2+ As 2+ Cr 2+ Sn 2+ Zn 2+ a Bersifat toksik tinggi Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn . Menurut Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup 1990 sifat toksisitas logam berat dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu : b Bersifat toksik sedang Cr, Ni, dan Co c Bersifat tosik rendah Mn dan Fe. Adanya logam berat di perairan berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat Sutamihardja 1982 yaitu : a Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai b Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme tersebut c Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi dari konsentrasi logam dalam air d Mudah tersuspensi karena pergerakan masa air yang akan melarutkan kembali logam yang dikandungnya ke dalam air, sehingga sedimen menjadi sumber pencemar potensial dalam skala waktu tertentu. Walaupun terjadi peningkatan sumber logam berat, namun konsentrasinya dalam air dapat berubah setiap saat. Hal ini terkait dengan berbagai macam proses yang dialami oleh senyawa tersebut selama dalam kolom air. Parameter yang mempengaruhi konsentrasi logam berat di perairan adalah suhu, salinitas, arus, pH dan padatan tersuspensi total atau seston Nanty 1999. Fungsi-fungsi perilaku secara umum akan lemah akibat adanya zat- pencemar, dan ikan sering memperlihatkan tanggapan ini pertama ketika terekspos polutan Little et al. 1993. Perubahan tingkah laku seperti gerakan vertikal terjadi karena hilangnya keseimbangan. Pada toksisitas yang tinggi membuat gerakan ikan kacau balau dan akhirnya mati. Aktifitas renang merupakan indikator sensitif akan hadirnya senyawa berracun diperairan Rose et al. 1993. Toksisitas cadmium menyebabkan gerakan operculum yang 11 tidak beraturan dan hilangnya keseimbangan pada Tilapia mossambica Ghatak dan Konar 1990.

2.4 Toksisitas Logam Berat Nikel