Akumulasi Logam Berat Ni pada Tubuh Ikan Nila

14

2.5 Akumulasi Logam Berat Ni pada Tubuh Ikan Nila

Biota laut yang hidup di perairan tercemar secara biologis akan mengakumulasi logam berat tersebut dalam jaringan tubuhnya, semakin tingkat pencemaran suatu perairan maka semakin tinggi pula kadar logam berat yang terakumulasi dalam tubuh hewan air yang hidup di dalamnya Bryan 1976, diacu dalam Salamah 2002. Bahan pencemaran seperti logam berat atau logam masuk ke dalam tubuh melalui mulut, insang, dan kulit Darmono 1995, diacu dalam Jalius 2008. Ikan yang hidup pada media yang tercemar oleh logam berat, secara alami akan mengakumulasi logam berat ke dalam tubuhnya, baik secara langsung melalui permukaan kulit dan insang maupun melalui makanannya. Ikan mas dan nila dari Waduk Saguling dan Waduk Cirata mengakumulasi Hg, Cu, dan Zn dengan kadar yang cukup membahayakan. Kerang dari Pantura Semarang ditemukan mengandung logam Cd 40 kali lipat di dalam dagingnya Anonim 2002, diacu dalam Marwati 2005. Ikan umumnya mengambil logam berat melalui insang, kemudian ditransfer melalui darah ke ginjal. Bentuk logam berat anorganik disimpan dalam jaringan, kemudian ditransfer ke ginjal dan diekskresikan. Logam organik tidak diekskresikan tetapi terakumulasi dalam jaringan otot. Selain itu, masuknya logam berat dalam tubuh ikan juga dapat melalui rantai makanan Mokoagouw 2000. Akumulasi logam berat dipengaruhi oleh faktor biologis dan fisik seperti musim, reproduksi, salinitas dan kedalaman air. Bioakumulasi logam berat bergantung pada zat kimia, peredarannya dan mekanisme masuknya logam interseluler kompartemen dan aspek homeostatis seluler logam Gosling 1992, diacu dalam Jalius 2008. Menurut Sanusi 1985, hati dan ginjal ikan memiliki kemampuan yang lebih besar dibandingkan dengan ototnya dalam mengakumulasi logam berat Hg dan Cd. Tingginya kandungan logam berat tersebut disebabkan karena logam berat tersebar memiliki afinitas yang besar terhadap metallothionein pada organ tersebur Goldwater dan Clarkson 1972; Miettinen 1977; Forstner dan Wittmann 1979; Boline 1980; Hodgson dan Guthrie 1980; Ward 1982a, diacu dalam Sanusi 15 1985. Dari hasil penelitian terhadap 21 jenis ikan laut, diketahui bahwa sejenis protein metallothionein pengikat logam berat pada hati dan ginjal ikan dijumpai lebih tinggi daripada yang terdapat pada ototnya. Hal tersebut diduga sebagai penyebab tingginya akumulasi logam berat Hg dan Cd pada hati dan ginjal ikan uji dibandingkan dengan yang terjadi pada ototnya Takeda dan Shimizu 1982, diacu dalam Sanusi 1985. Selanjutnya Darmono dan Arifin 1989 menyatakan, bahwa logam berat banyak terakumulasi pada tulang daripada organ lain. Sistem kekebalan pada ikan, umumnya hampir sama dengan hewan mamalia, yaitu terbagi menjadi sistem kekebalan non spesifik dan spesifik. Kekebalan ini bisa diperoleh karena bawaan atau akibat respon tanggap kebal terhadap suatu agen Ingram 1979; Gudkovs 1998, diacu dalam Saptiani 1997.

2.6 Sistem Pernapasan Ikan