Penerimaan Proyek Proses Desain

luas, aksesibilitas, tata guna lahan, foto kondisi tapak, dan data iklim. Menurut Adriani 2011, semakin lengkap perolehan data maka semakin baik hasil proses desain. Kelengkapan peralatan yang dimiliki oleh perusahaan sangat membantu dalam tahap inventarisasi tapak. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dahl dan Molnar 2003, pada tahap ini, desainer harus mengumpulkan informasi tentang aspek gagasan awal, aspek kondisi alam, dan aspek persepsi yang dapat mempengaruhi tapak. Akan tetapi, pertimbangan lain yang perlu diingat bahwa daftar informasi tentang tapak dapat diperoleh semuanya namun tidak semuanya diperlukan. Data dikumpulkan melalui survei ke lokasi proyek secara langsung dan wawancara komunikasi dengan pihak klien serta pihak lainnya yang terkait dengan proyek. Konsultan OZ mengamati kondisi tapak secara langsung site visit dan melakukan perekaman gambar berupa foto pada kondisi tapak pada beberapa titik lokasi. Foto-foto kondisi tapak digunakan sebagai bahan analisis dalam proses desain. Menurut Booth 1983, kamera merupakan alat yang berguna untuk prosedur ini karena foto dapat digunakan untuk memeriksa informasi kembali saat di studio atau dapat menyegarkan kembali ingatan tentang tapak. Selain itu, konsultan OZ juga melakukan komunikasi dengan klien serta pihak terkait melalui pertemuan Lampiran 3. Komunikasi dengan klien secara intensif oleh direktur dan project manager. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Booth 1983, cara untuk memperoleh informasi yang diperlukan yaitu dengan diskusi secara personal dengan klien tentang apa yang diinginkan, disukai atau yang tidak disukai dan bagaimana maksud klien dalam penggunaan tapak di masa yang akan datang. Kondisi tapak saat proses inventarisasi berada dalam keadaan kosong, hanya berupa hamparan tanah lihat kembali Gambar 10, 11 dan 12. Permukaan tanah merupakan tanah urugan yang datar dan ditinggikan sekitar 1,5 meter untuk menjaga kawasan agar tetap bebas banjir. Konsultan OZ melakukan site visit untuk pengecekan secara langsung dengan keadaan tapak sebenarnya. Karakteristik tapak Taman Lingkungan JGC yang datar membutuhkan desain yang tidak monoton. Menurut Simonds dan Starke 2006, tapak yang datar relatif hanya memiliki daya tarik landscape yang tidak begitu istimewa, dan cenderung