c. rencana konsep concept plan, yaitu perkembangan dari diagram
keterhubungan fungsi tapak dengan membagi area ke dalam penggunaan yang lebih spesifik,
d. studi tentang komposisi bentuk form composition study, yaitu pertimbangan
praktis dari fungsi dan lokasi serta persetujuan dari desainer, e.
desain awal preliminary master plan, yaitu penggabunganpenyatuan semua elemen desain dengan gaya grafis semi komplit. Semua elemen desain
dipertimbangkan sebagai komponen yang berhubungan dalam keseluruhan lingkungan,
f. rencana induk master plan, yaitu perbaikan desain awal,
g. desain skematik schematic design, yaitu pembuatan desain gambar lebih
dalam dan detail pada proyek dengan skala yang besar dengan tata guna lahan yang banyak. Pada skala kecil seperti perumahan atau vest-pocket park,
rencana induk dan rencana skematik dianggap sama, dan h.
pengembangan desain design development, yaitu pembuatan desain gambar dengan konsentrasi lebih detail terhadap penampilan dan kesatuan dari
material. Tahap selanjutnya adalah pembuatan gambar konstruksi construction
drawings. Gambar-gambar tersebut meliputi layout plan, grading plan, rencana penanaman, dan detail konstruksi serta spesifikasinya. Semua gambar tersebut
dipersiapkan sebagai komunikasi pada tahap pembangunanimplementasi semua elemen dalam proyek.
Lebih jauh lagi Booth 1983 mengungkapkan bahwa urutan tahap tersebut merepresentasikan sebuah urutan yang ideal pada proses desain, namun beberapa
tahapan dapat mengalami overlap atau dilakukan sekaligus secara bersamaan. Meskipun demikian, tidak ada satupun tahapan dari proses desain yang muncul
secara terpisah dari lainnya.
2.3 Perumahan dan Permukiman
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 4 Tahun 1992 dalam pada Pasal 1 ayat 1 menjelaskan tentang perumahan adalah kelompok rumah
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan; ayat 2 menjelaskan tentang
permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan; ayat 6 menjelaskan tentang sarana
lingkungan adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Fasilitas penunjang
dimaksud dapat meliputi aspek ekonomi yang antara lain, berupa bangunan perniagaan atau perbelanjaan yang tidak mencemari lingkungan, sedangkan
fasilitas penunjang yang meliputi aspek sosial budaya, antara lain berupa bangunan pelayanan umum dan pemerintahan, pendidikan dan kesehatan,
peribadatan, rekreasi dan olah raga, pemakaman, dan pertamanan.
2.4 Ruang Terbuka
Menurut Hariyono 2010, ruang terbuka publik ialah suatu tempat yang dapat menunjukkan peletakkan sebuah objek. Tempat ini dapat diakses secara
fisik maupun visual oleh masyarakat umum, dapat berupa jalan, trotoar, taman, lapangan, dan lain-lain. Menurut Simonds dan Starke 2006, ruang terbuka
adalah suatu tempat tak beraspal dan lahan terbuka yang tidak dibangun. Pada daerah metropolitan, ruang terbuka dapat berupa taman, tempat rekreasi atau
taman disepanjang sungai alami dan saluran drainase. Ruang terbuka diasumsikan sebagai bagian dari karakter arsitektural dan termasuk ke dalam elemen bangunan.
Ruang terbuka biasa disebut sebagai perluasan dari bangunan, melengkapi bangunan itu sendiri, dan tidak bisa dipisahkan. Dalam skala kota, ruang terbuka
bisa diartikan sebagai Ruang Terbuka Hijau RTH. Keseimbangan antara masa bangunan dan RTH sangat perlu dilakukan.
Hakim dan Utomo 2008, menjelaskan bahwa ruang terbuka umum memiliki tiga komponen penting, yaitu: 1 bentuk dasar dari ruang terbuka selalu
terletak di luar massa bangunan, 2 dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang, dan 3 memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan
multi fungsi. Contoh ruang terbuka umum adalah jalan, pedestrian, taman lingkungan, plaza, lapangan olahraga, taman rekreasi, dan taman kota. Lebih jauh
lagi, Laurie 1986 menyatakan bahwa terdapat tiga tipe taman umum yang dapat difungsikan sebagai ruang terbuka, yakni taman ketetanggaan neighborhood
park, taman lingkungan community park, dan taman raya kota city park. Masing-masing tipe taman tersebut memiliki standar dan pedoman yang berbeda.
2.5 Taman Lingkungan dan Taman Ketetanggaan