proyek ditinjau dari parameter kualitas, biaya dan jadwal. Kualitas produk gambar sebagai hasil dari kegiatan proyek sesuai dengan spesifikasi dan kriteria yang
dipersyaratkan. Pembayaran biaya dilakukan per tahapan untuk menghindari kegagalan pembayaran. Pengalokasian waktu jadwal dalam penyelesaian
pekerjaan didukung dengan upaya teamwork. Proyek dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan.
Selama proses desain, terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung meliputi sistem kerja secara teamwork, spesifikasi kerja,
tahapan kerja yang sistematis, referensi desain, fasilitas kerja, dan manajemen kerja yang baik. Faktor penghambat berupa perubahan waktu proyek menjadi
lebih lama penundaan diselesaikan melalui pertemuan dengan pihak-pihak yang terkait dengan proyek. Kesuksesan desain lanskap dapat diwujudkan melalui
kerjasama yang baik antara pihak konsultan lanskap, arsitek, klien, dan konsultan lain yang terlibat.
Selama pelaksanaan magang banyak manfaat yang diperoleh oleh mahasiswa melalui pengalaman kerja dan menambah wawasan di bidang
Arsitektur Lanskap, khususnya di bidang desain. Mahasiswa mendapat keterampilan yang dibutuhkan dalam proses desain lanskap baik hardskill seperti
teknik menggambar menggunakan sistem xref, maupun softskill seperti cara berkomunikasi dengan klien maupun bekerja dalam tim. Selain itu, mahasiswa
dapat mengenal berbagai macam alat dan bahan serta dapat mempelajari sistem kerja di perusahaan yang bergerak di bidang lanskap khususnya di konsultan
lanskap Oemardi_Zain.
6.2 Saran
Kegiatan magang di sebuah konsultan lanskap merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa di bidang arsitektur lanskap karena dapat
menambah keterampilan dan menjadi bekal untuk menghadapi dunia kerja di bidang arsitektur lanskap. Oleh karena itu, kegiatan magang ini sangat disarankan
bagi mahasiswa arsitektur lanskap khususnya yang ada di tingkat akhir. Sebelum melakukan kegiatan magang, diperlukan persiapan khusus dan matang agar proses
kegiatan magang dapat menjadi lebih terukur dan terarah. Selain itu, kegiatan magang selama 14 minggu cukup singkat dibandingkan dengan waktu proyek
yang dikerjakan sehingga perpanjangan waktu magang bisa menjadi pertimbangan untuk mahasiswa magang selanjutnya.
Departemen Arsitektur Lanskap diharapkan dapat terus mempertahankan kegiatan magang untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa
dalam dunia kerja, serta dapat memberikan dukungan dalam hal administratif magang seperti daftar perusahaan konsultan yang dapat dijadikan referensi bagi
mahasiswa sebagai pemilihan lokasi magang, panduan mengenai tujuan kegiatan yang dicapai oleh mahasiswa sehingga dapat menjadi pegangan mahasiswa
selama kegiatan magang berlangsung, serta panduan program bimbinganarahan kepada pihak perusahaan magang untuk menyamakan persepsi antara perusahaan
dan mahasiswa magang tentang batasan kegiatan magang yang dilakukan. Sistem kerja di konsultan lanskap Oemardi_Zain secara teamwork dapat
memudahkan proses pelaksanaan pekerjaan sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Hal ini diharapkan dapat mulai dilatih dan diterapkan oleh mahasiswa
Arsitektur Lanskap sejak perkuliahan. Proses analisis dalam tahapan desain disarankan untuk mengikutsertakan mahasiswa magang agar keseluruhan proses
desain dapat diterjemahkan dengan baik oleh mahasiswa. Selain itu, proses analisis dalam tahapan desain disarankan dilakukan secara komperehensif dan
terdokumentasikan dengan baik agar tujuan desain dapat tercapai dan terpenuhi secara efektif serta memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, H. 2011. Proses Perancangan Pertamanan Di PT. Envirospace Consultants Indonesia [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas
Pertanian, Departemen Arsitektur Lanskap.
Arifin, H.S, A. Munandar, N.H.S. Arifin, Q. Pramukanto, V.D. Damayanti. 2007. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau: Buku Panduan Penataan Taman Umum,
Penanaman Tanaman, Penanganan Sampah dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT. Sampoerna Hijau
Branch, M.C. 1995. Perencanaan Kota Komperehensif: Pengantar dan Penjelasan Terjemahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Booth, N.K. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design. USA: Waveland Press.
Cleland, D.I. dan Ireland, L.R. 2002. Project Management: Strategic Design and Implementation. New York: McGraw Hill
Dahl, B. dan Molnar, D.J. 2003. Anatomy of Park: Essentials of Recreation Area Planning and Design.3
rd
edition. USA: Waveland Press. Direktorat Jenderal Penataan Ruang
– Kementrian Pekerjaan Umum. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang
Perumahan dan
Permukiman. [terhubung
berkala]. http:www.penataanruang.netteruhukumUU_4_1992 [4 April 2012]
Goldsworthy, P.R. dan Fisher, N.M. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.
Hakim, R. dan Utomo, B. 2008. Komponen Desain Arsitektur Lanskap. Jakarta: Bumi Aksara.
Handayani, D.R. 2008. Perancangan Lanskap Aston Ambon Natsepa Resort dan Spa, Ambon [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian,
Program Studi Arsitektur Lanskap. Hariyono, P. 2010. Perencanaan Pembangunan Kota dan Perubahan Paradigma.
Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Harris C.W. dan Dines N.T. 1988. Time Saver Standar for Landscape Architecture: Design and Construction Data. New York: Mc Graw-Hill
Book Co. Ingels, J.E. 2004. Landscaping: Principles and Practices. 5
th
edition. New York: Delmar.
Irwan, Z.D. 2008. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta: Bumi Aksara.
Jakarta Garden City. 2010. Our Location Jakarta Garden City. [terhubung berkala] http:www.jakartagardencity.com.[3 Maret 2011]
Kementrian Kehutanan Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota. [terhubung
berkala]. http:www.dephut.go.idinformasippJ_63_02.htm [22 Agustus 2011]
Laurie, M. 1986. Pengantar kepada Arsitektur Pertamanan Terjemahan Edisi ke-2. Bandung: Intermatra.
Lestari, G. dan Kencana, I.P. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta: Penebar Swadaya
Morrow, B.H. 1988. A Dictionary of Landscape Architecture. Mexico: University of New Mexico Press.
Nazaruddin. 1994. Penghijauan Kota. Jakarta: Penebar Swadaya. Pemerintahan Kota Bogor. 2011. Peta Kota Bogor. [terhubung berkala].
http:www.kotabogor.go.idsekilas-bogorpeta-kota-bogor [8 Maret 2011] Reid, G.W. 2003. From Concept to Form. USA: International Thomson Publising
Robbins, S.P. dan Coulter, M. 2003. Manajemen Jilid 1 Terjemahan Edisi ke-7. Jakarta: PT Intan Sejati Klaten.
Sharky, B.G. 1994. Ready, Set, Practice Elements of Landscape Architecture Professional Practice. New York: John Wiley Sons, Inc.
Sitompul. S.M. dan Guritno, B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: Gajahmada University Press.
Simonds, J.O. dan Starke, B.W. 2006. Landscape Architecture: A Manual of Enviromental Planning and Design. New York: Mc.Graw-Hill.
Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek: dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta: Erlangga.
Stenis. 1975. Flora Untuk Sekolah Indonesia Terjemahan. Jakarta: PT. Pradnya Pramita.
Sudrajat, N. 2010. Perencanaan Lanskap Jalan Tol Kanci-Pejagan Pada Oemardi_Zain Landscape Consultant Bogor [skripsi]. Bogor: Institut
Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Departemen Arsitektur Lanskap.
Winarwan, A. Umbu C.J. dan Gunawan, Y. 2010. Vocabulary of Architecture Design. Bandung: UPB Press
Yuzammi, et al. 2010. Ensiklopedia Flora. Jakarta: Kharisma Ilmu.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Proposal PROPOSAL
PERENCANAAN LANSEKAP
TAMAN KOTA JAKARTA GARDEN CITY
oemardi_zain
landscape architect
bumi menteng asri be no 2 bogor 16111 indonesia
telfacs. +62 251 8319 664 mobile +62 812 883 7971
oemardi_zain yahoo.com www.oemardizain.com
Lanjutan Lampiran 1. Proposal
Pendahuluan
Berkenaan dengan permintaan dari pihak Pengembang Jakarta Garden City, dengan senang hati kami sampaikan proposal perencanaan Taman Kota
pada salah satu area pengembangan kawasan hijau di Jakarta Garden City. Melalui ketrampilan dan pengalaman mendesain, kami berharap lansekap
Taman Kota yang akan direncanakan dan dibangun ini akan mampu menjadi
salah satu Ruang Terbuka Hijau yang memberi kontribusi terhadap peningkatan kualitas lingkungan, pelestarian plasma nutfah dan kesejahteraan serta
kesehatan jasmani dan rohani bagi masyarakat kota, khususnya bagi warga Jakarta Garden City.
1.0. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang masuk dalam pengajuan proposal ini akan mencakup area-area perencanaan sebagai berikut:
1. Area Entry
2. Pedestrian, Jogging Track, Bicycle Track
3. Area koleksi Tanaman dan lapangan rumput
4. Area kegiatan pasif dan amenities
5. Area pendukung taman seperti fasilitas parkir
6. Area untuk ruang komersial publik seperti alfresco dan aktivitas
kuliner outdoor 7.
Area Perimeter Taman
Perencanaan Lansekap yang dimaksud meliputi tahap pekerjaan: A. Studio
1. Konsep Lansekap Conceptual Landscape works
2. Pengembangan Disain Design Development, dan
3. Gambar Kerja Contract Documentation
Lanjutan Lampiran 1. Proposal
B. Koordinasi 1.
Rapat koordinasi rutin dengan tim dari pihak pengembang serta pihak lain yang berkepentingan Dinas Pertamanan dan Pemakaman
2. Survei dan pelaksanaan koordinasi lapangan sesuai kebutuhan
Adapun item pekerjaan disain yang dimaksud akan meliputi: 1.
Konsep Lansekap secara keseluruhan: Illustrative Landscape Plans, Landscape cross-section
dan elevation serta photo images untuk mengillustrasikan design intent dan project character;
2. Disain geometris taman secara keseluruhan termasuk didalamnya disain
dqn komposisi
elemen hardscape
seperti pola
pedestrian, JoggingBicycle Track
, Timber Deck, Reflexiolgy path, serta pasif outdoor facilities
lainnya 3.
Pengembangan disain hardscape dan feature lansekap lainnya seperti pergolatrellises, shadeshelter
, dan planter 4.
Disain sarana atau fasilitas amenities seperti toilet, plaza, relaxing area dan fasilitas pendukung lainnya.
5. Pola dan penataan kontur dan level
6. Detail disain elemen hardscape penunjang lainnya seperti Timber deck,
signage, banner, seating, railing, litterbin, external lighting dan elemen
hardscape lainnya; 7.
Pemilihan dan penataan jenis tanaman pohon, palem, semak dan penutup tanah
8. Disain sistem irigasi dan drainase lansekap kawasan
9. Perhitungan Boq dan Rab
10. Pembuatan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Technical Specification
11. Landscape Maintenance Guidelines
Produk Disain lansekap akan meliputi: Laporan 1
: Tahap Konsep dan Pengembangan Disain ukuran A3, warna + electronic files CD
Laporan 2 : Gambar Kerja ukuran A3, bw dan Dokumen Tender
ukuran A4, serta electronic files CD
Lanjutan Lampiran 1. Proposal
3.0 Waktu Pelaksanaan
Total Waktu Pelaksanaan terhitung sejak ditandanganinya kontrak kerja adalah selama 8 delapan minggu kalender.
4.0 Biaya Perencanaan
Biaya Perencanaan untuk pekerjaan tersebut di atas sebesar Rp 40.000.000,- Terbilang: Empat Puluh Juta Rupiah
Biaya Perencanaan tersebut diatas sudah termasuk PPh dan tidak termasuk PPn. Biaya perencanaan tersebut di atas adalah untuk lingkup pekerjaan yang telah
disebutkan di atas. Tahap Pembayaran :
No Tahap Pembayaran
Prosentase Akumulasi
1 Tahap 1. Konsep dan Pengembangan
Desain 40
40 2
Tahap 2. Gambar Kerja dan Dokumen Tender
60 100
5.0 Penutup
Tim Perencana Perencanaan dan Dokumentasi akan dipimpin oleh Ir. Umar Zain
Anggota tim Perencana terdiri dari: - Dwi Setyanti
Arsitek Lansekap - Rachmat Nurhadi
Arsitek Lansekap - Lisa Hardini
Arsitek Demikian proposal pekerjaan arsitektur lansekap ini disampaikan, besar
harapan kami untuk dapat ikut ambil bagian dalam perencanaan proyek ini. Terima kasih atas kepercayaan dan perhatian yang telah diberikan.
Bogor, 02 Maret 2011 Hormat kami,
Oemardi_Zain Landscape Consultant
Ir. Umar Zain
principal
Lampiran 2. Surat Perintah Kerja
Lanjutan Lampiran 2. Surat Perintah Kerja
Lanjutan Lampiran 2. Surat Perintah Kerja
Lampiran 3. Surat Undangan Pertemuan
Lampiran 4. Landscape Plan- Overall
Lampiran 5. Landscape Plan- Segment 1
Lampiran 6. Landscape Plan- Segment 2
Lampiran 7. Material and Dimension Plan- Overall
Lampiran 8. Material and Dimension Plan- Segment 1
Lampiran 9. Material and Dimension Plan- Segment 2
Lampiran 10. Planting Plan Trees- Overall
Lampiran 11. Planting Plan Trees- Segment 1
Lampiran 12. Planting Plan Trees- Segment 2
110 Lampiran 13. Planting Pallete Trees-1
111 Lampiran 14. Planting Pallete Trees 2
Lampiran 15. Planting Plan Shrubs-Overall
Lampiran 16. Planting Plan Shrubs-Segment 1
Lampiran 17. Planting Plan Shrubs-Segment 2
Lampiran 18. Planting Pallete Shrubs
115
116 Lampiran 19. Detail Plaza-1
117 Lampiran 20. Detail Plaza-2
118 Lampiran 21. Detail Plaza-3
119 Lampiran 22. Detail Plaza-4
120 Lampiran 23. Detail Plaza-5
121 Lampiran 24. Detail Jogging Track dan Circulation Path
122 Lampiran 25. Detail Reflexiology Path - 1
123 Lampiran 26. Detail Reflexiology Path - 2
124 Lampiran 27. Detail Signage-1
125 Lampiran 28. Detail Signage-2
126 Lampiran 29. Detail Signage-3
127 Lampiran 30. Detail Perimeter Fence
128 Lampiran 31. Detail Bench -1
129 Lampiran 32. Detail Bench -2
130 Lampiran 33. Detail Bench -3
131 Lampiran 34. Detail Bench -4
PROSES DESAIN TAMAN LINGKUNGAN DI PERUMAHAN JAKARTA
GARDEN CITY Kegiatan Magang Di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain, Bogor
Design Process of Community Park at Jakarta Garden City Residence Internship at Oemardi_Zain Landscape Consultant
Urban development has played a big role in the growth of human needs. It is a well-known fact that urbanization tends to maximize the structure, minimize the
open space, and eliminate the nature. These normally develop in the absence of adequate foresight, control, and organization. Such condition would implicate
human living and human needs of natural landscape such as an open area of greeneries. A qualified green open space can be created only by making use of a
good design and utilizing the right process. This open green area concept would be a definite need especially in a residential area such as Jakarta Garden City
JGC. JGC, as one of the big residential complex in Jakarta, consists of not only houses but also other public facilities such as food market, shopping arcade,
hospital, school, golf country club, office area, hotel, and community park. The objective of the project is to create a design of a community park in the middle of
urban area that integrates well with the surrounding, especially with the residential area. This community park would serve as a response of open space
degradation. Through this internship, the student would have the opportunity to enhance hisher practical knowledge and experience, as well as to improve
hisher design process ability and skills in order to create an attitude of professionalism in landscape architecture field. In a more specific details, this
internship is also intended to analyze JGC community park design process; to analyze the work culture management at Oemardi_Zain Landscape Consultancy;
and to identify the endorsers and inhibitors of JGC community park design process. By doing internship at Oemardi_Zain Landscape Consultancy, a
consultant with good portfolios and years of experiences, the student would be able to learn much about landscape design process, especially by working on a
project design in Jakarta Garden City community park. The internship involves active participation, interview with employees, direct observations on site, and
literature study. In this case, the student has completed a landscape design process in designing a qualified open space to fulfill human needs in natural
landscape.
Keywords: landscape design process, community park, mini forest, Jakarta Garden City Residence
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kota adalah pusat aktivitas ekonomi, sosial dan politik yang besar dan padat, serta mempunyai posisi geografis dan pemerintahan yang berpengaruh. Hal
tersebut membuat kota menjadi pusat dari kehidupan masyarakat Simonds dan Starke 2006. Sebagai konsentrasi permukiman dan kegiatan manusia, kota tidak
luput mengalami permasalahan. Branch 1995 menyatakan bahwa meningkatnya jumlah penduduk, serta beban pembangunan wilayah termasuk di dalamnya
tumbuh dan berkembangnya permukiman, industri, dan pusat-pusat kegiatan kota, cenderung menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat perkotaan itu sendiri,
akibat semakin meningkatnya lingkungan fisik kritis perkotaan. Menurut Branch 1995 wilayah Kota Jakarta, dicirikan oleh tiga kriteria,
yaitu: a terdegradasinya wilayah daratan dalam bentuk zona wilayah intrusi air laut, wilayah pengendapan, dan wilayah kikisan; b meningkatnya kutub-kutub
panas kota; dan c semakin terdesaknya kawasan hijau akibat lajunya pertumbuhan perkotaan. Nazaruddin 1994 menyatakan bahwa di kota besar
seperti Jakarta, ketersediaan ruang terbuka hijau sudah semakin sempit. Bahkan keberadaannya menyebar secara tidak merata. Demikian pula yang dinyatakan
oleh Hakim dan Utomo 2008, bahwa banyak lahan di perkotaan bahkan permukaan air sungai, rawa, dan pantai semakin tertutup dan berubah fungsi.
Andalan pada kemampuan ilmu dan teknologi modern dalam pemikiran pembangunan kota, kadangkala mengabaikan faktor ekologi kota. Bahkan terasa
adanya gejala untuk mengubah ekosistem alam menjadi ekosistem buatan. Lahan-lahan pertanian di perkotaan yang merupakan ruang terbuka hijau
sudah banyak berubah fungsi menjadi kawasan permukiman. Perubahan fungsi ini memberikan pengaruh terhadap kehidupan warga kota. Ruang terbuka hijau yang
sesungguhnya produktif dan dapat memberikan penghidupan dengan hasil pertaniannya menjadi berkurang. Demikian juga dengan padatnya area
permukiman dan industri yang berdampak kepada meningkatnya pencemaran kota dan munculnya efek heat island.
Kota tidak hanya merupakan kumpulan gedung-gedung dan sarana fisik lainnya. Akan tetapi, sebuah kota adalah kesatuan antara lingkungan fisik kota dan
warga kota. Dua komponen ekosistem ini akan selalu berinteraksi selama proses berkembangnya kota Hakim dan Utomo, 2008. Sebagai konsentrasi permukiman
dan kegiatan manusia, di dalam sebuah kota idealnya tersedia RTH dan juga fasilitas yang mendukung kegiatan manusia.
Simonds dan Starke 2006 mengidentifikasi permukiman terdiri dari kelompok-kelompok rumah yang
memiliki ruang terbuka hijau secara bersama-sama serta merupakan kelompok yang cukup kecil untuk melibatkan keluarga dalam suatu aktivitas, tetapi cukup
besar untuk menampung semua fasilitas umum seperti tempat belanja, lapangan bermain, serta daerah penyangga. Tempat tinggal yang ideal harus dapat
memenuhi kebutuhan untuk tempat berteduh, berlindung, dan beraktivitas, memberikan rasa nyaman, privasi, keleluasaan, dan menunjukkan apresiasi
terhadap alam. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 4 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 4, satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam
berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur.
Kawasan perkotaan seperti Kota Jakarta, terus mengalami perkembangan pembangunan kawasan perumahan dari tahun ke tahun. Salah satu wilayah yang
mengalami perkembangan ini adalah kawasan perumahan Jakarta Garden City JGC yang terletak di Cakung, Jakarta Timur. Kawasan ini memiliki
konsep “an ideal township to live, work, play and learn
. Selain itu, kawasan ini juga
mengusung hunian modern yang berpadu dengan hijaunya alam. Kesan alami terasa dengan adanya ruang terbuka hijau yang mengambil porsi 40 dari luas
total area. JGC menyediakan fasilitas taman yang berfungsi untuk kebutuhan warga perumahan dan juga masyarakat umum Kota Jakarta Timur. Pembuatan
taman lingkungan sebagai respon terhadap degradasi lingkungan kota dan sebagai salah satu bentuk penghijauan kota.
Taman Lingkungan di Perumahan JGC merupakan salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh Konsultan Lanskap Oemardi_Zain OZ. OZ adalah salah
satu perusahaan konsultan yang bergerak dalam desain dan perencanaan lanskap di Indonesia. Konsultan ini telah memiliki pengalaman selama tujuh tahun dan
telah menangani sejumlah proyek mulai dari resort, perumahan, pemerintahan sekolah, rumah sakit, dan sebagainya, serta taman-taman mulai dari skala