Struktur Investasi Peranan Sektor Kelapa Sawit terhadap Perekonomian Provinsi

untuk tahun 2007 nilai konsumsi pemerintah hanya terpusat pada sektor jasa-jasa 20 dengan nilai sebesar Rp 6,70 triliun 100 persen yang dikarenakan penggunaan anggaran pemerintah untuk kepentingan publik, seperti perbaikan jalan dan peningkatan pelayanan publik. Komoditi perkebunan kelapa sawit 5 pada tahun 1999 hanya menunjukkan kontribusinya terhadap pembentukan konsumsi rumah tangga sebesar Rp 698 juta atau 0,01 persen dan untuk tahun 2007 tidak memberikan kontribusi terhadap pembentukan konsumsi rumah tangga. Begitu juga dalam pembentukan konsumsi pemerintah untuk tahun 1999 dan 2007, komoditi perkebunan kelapa sawit tidak memberikan kontribusi. Hal ini disebabkan komoditi yang dihasilkan tidak dapat dikonsumsi langsung oleh rumah tangga.

5.1.3. Struktur Investasi

Investasi merupakan bentuk dari pengeluaran akhir perusahaan. Dalam perekonomian Provinsi Sumatera Barat diakumulasi dari investasi swasta dan investasi pemerintah. Struktur investasi Provinsi Sumatera Barat Tahun 1999 dan 2007 yang berdasarkan Tabel Input-Output Provinsi Sumatera Barat dijelaskan pada Tabel 5.3. Apabila dilihat dari struktur investasinya, baik tahun 1999 maupun 2007 investasi terkonsentrasi pada sektor bangunan 16. Pada tahun 1999 sektor bangunan mempunyai nilai investasi sebesar Rp 1,55 triliun atau 56,33 persen, kemudian peringkat kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 367 miliar atau 13,31 persen. Kemudian pada tahun 2007 peringkat pertama dalam besar nilai investasi masih tetap pada sektor bangunan dengan mengalami peningkatan menjadi Rp 5,52 triliun atau 57,04 persen dan peringkat kedua oleh sektor industri lainnya dengan nilai sebesar Rp 1,29 triliun atau 13,41 persen. Tabel 5.3 Struktur Investasi Sektor-sektor Perekonomian Provinsi Sumatera Barat Tahun 1999 dan 2007 Juta Rupiah Kode Pembentukan Modal + Perubahan Stok Investasi Pembentukan Modal + Perubahan Stok Investasi 1999 2007 Nilai Persen Nilai Persen 1 29.579 1,07 178.224 1,84 2 1.326 0,05 53.629 -0,55 3 28.616 1,04 266.992 2,75 4 -4.885 0,18 8.756 0,09 5 6.022 0,22 212.625 2,19 6 84.092 3,04 357.569 3,69 7 -48.237 1,75 147.732 1,52 8 -12.571 0,45 30.372 0,31 9 82.261 2,98 180.285 -1,86 10 38.656 1,40 80.662 0,83 11 168.378 6,09 566.336 -5,84 12 223.249 8,08 1.299.944 13,41 2 13 -2.239 0,08 5.414 -0,06 14 244.783 8,86 3 73.052 0,75 15 0,00 0,00 16 1.556.626 56,33 1 5.529.382 57,04 1 17 367.720 13,31 2 1.161.304 11,98 3 18 0,00 1.065.220 10,99 19 0,00 0,00 20 0,00 87.268 0,90 Total 2.763.376 100,00 9.693.438 100,00 Keterangan: Superscript menunjukkan peringkat rangking Sumber: Tabel Input-Output Sumatera Barat Tahun 1999 dan 2007 Klasifikasi 20 Sektor Data diolah Sektor kelapa sawit 5 memberikan kontribusi terhadap pembentukan nilai investasi tahun 1999 sebesar Rp 6,02 miliar atau 0,22 persen dan mengalami peningkatan pada tahun 2007 sebesar Rp 212,65 miliar atau 2,19 persen mengalami peningkatan sebesar 895 persen. Kelapa sawit menempati peringkat pertama dalam pembentukan nilai investasi dibandingkan dengan tanaman perkebunan dan pertanian lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor kelapa sawit termasuk salah satu tanaman perkebunan potensial Provinsi Sumatera Barat yang mendapatkan investasi baik dalam pengembangan lahan perkebunan kelapa sawit maupun produktivitas perkebunan kelapa sawit dalam menghasilkan.

5.1.4. Struktur Ekspor dan Impor