Struktur Ekspor dan Impor

kelapa sawit termasuk salah satu tanaman perkebunan potensial Provinsi Sumatera Barat yang mendapatkan investasi baik dalam pengembangan lahan perkebunan kelapa sawit maupun produktivitas perkebunan kelapa sawit dalam menghasilkan.

5.1.4. Struktur Ekspor dan Impor

Jumlah ekspor bersih Provinsi Sumatera Barat berdasarkan Tabel Input- Output Provinsi Sumatera Barat tahun 1999 dan 2007 adalah sebesar Rp 2,53 triliun dan Rp 10,47 triliun. Nilai tersebut menandakan terjadinya surplus perdagangan pada perekonomian Provinsi Sumatera Barat. Jika diperhatikan pada Tabel 5.4, terdapat sektor yang memiliki nilai ekspor bersih positif maupun negatif baik pada tahun 1999 maupun tahun 2007. Nilai yang berbeda tanda ini menunjukkan adanya surplus perdagangan atau tidak yang terjadi pada setiap sektor perekonomian di Provinsi Sumatera Barat. Pada tahun 1999, sektor yang memiliki kontribusi paling besar terhadap surplus perdagangan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai sebesar Rp 728,69 miliar atau 28,69 persen dari total surplus perdagangan seluruh sektor perekonomian Provinsi Sumatera Barat tahun 1999. Sektor kelapa sawit memiliki kontribusi terhadap surplus perdagangan sebesar Rp 48,17 miliar atau 1,90 persen dari total surplus perdagangan seluruh sektor perekonomian Provinsi Sumatera Barat tahun 1999. Berbeda dengan tahun 2007, sektor yang memiliki kontribusi paling besar terhadap surplus perdagangan adalah sektor industri makanan dan minuman serta tembakau dengan nilai sebesar Rp 3,03 triliun atau 28,92 persen dari total surplus perdagangan seluruh sektor perekonomian Provinsi Sumatera Barat tahun 2007. Sektor kelapa sawit mengalami peningkatan nilai sebesar Rp 431,08 miliar menjadi Rp 479,25 miliar atau 4,57 persen dari total surplus perdagangan seluruh sektor perekonomian Provinsi Sumatera Barat tahun 2007. Tabel 5.4 Struktur Nilai dan Persentase Ekspor Bersih Provinsi Sumatera Barat Tahun 1999 dan 2007 Juta Rupiah Kode Sektor Nilai Ekspor Bersih E-M Persen 1999 2007 1999 2007 1 Padi 89.114 218.285 3,51 2,08 2 Tanaman Bahan Makanan -1.829 30.888 -0,07 0,29 3 Karet 59.536 262.893 2,34 2,51 4 Kelapa Dalam -46 13.052 0,00 0,12 5 Kelapa Sawit 48.174 479.254 1,90 4,57 6 Tanaman Pertanian dan Perkebunan Lainnya 168.693 948.583 6,64 9,05 7 Peternakan dan Hasil-hasilnya -16.845 -16.108 -0,66 -0,15 8 Kehutanan dan Hasil-hasilnya 271.178 283.600 10,68 2,71 9 Perikanan 20.481 49.411 0,81 0,47 10 Pertambangan dan Penggalian 515.197 3 1.230.446 3 20,29 3 11,74 3 11 Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau 569.817 2 3.030.743 1 22,44 2 28,92 1 12 Industri Lainnya 208.917 551.961 8,23 5,27 13 Industri Pupuk dan Pestisida serta Kimia -3.761 -15.314 -0,15 -0,15 14 Industri Semen 385.255 872.062 15,17 8,32 15 Listrik, Gas dan Air Bersih -19.784 -217.641 -0,78 -2,08 16 Bangunan -66.512 -130.595 -2,62 -1,25 17 Perdagangan, Hotel dan Restoran 728.694 1 2.389.466 2 28,69 1 22,80 2 18 Pengangkutan dan Komunikasi -386.028 156.610 -15,20 1,49 19 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya -2.490 -24.234 -0,10 -0,23 20 Jasa-jasa -28.162 366.420 -1,11 3,50 TOTAL 2.539.599 10.479.782 100,00 100,00 Keterangan: Superscript menunjukkan peringkat rangking E = Jumlah ekspor barang dan jasa M = Jumlah input antara barang impor Sumber: Tabel Input-Output Sumatera Barat Tahun 1999 dan 2007 Klasifikasi 20 Sektor Data diolah Berdasarkan Tabel 5.4, sektor kelapa sawit mempunyai nilai ekspor bersih yang positif baik pada tahun 1999 maupun 2007. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor kelapa sawit lebih cenderung melakukan ekspor dibandingkan dengan impor, dikarenakan output dari sektor ini seluruhnya diekspor dalam bentuk bahan mentah atau berupa minyak sawit Crude Palm Oil CPO.

5.1.5. Struktur Nilai Tambah Bruto