koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran berdasarkan tinggi rendahnya keterkaitan urutan yang dimiliki, serta multiplier yang telah distandarisasi
berdasarkan nilai tertinggi penjumlahan multiplier ouput, pendapatan dan tenaga kerja masing-masing tipe. Perkebunan kelapa sawit menempati rangking keempat
dan industri minyak kelapa sawit menempati rangking pertama dalam perekonomian Indonesia.
Penelitian yang dilakukan penulis ini menjelaskan bagaimana peranan sektor perkebunan kelapa sawit terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya serta
dampaknya terhadap perekonomian regional Provinsi Sumatera Barat dengan menggunakan pendekatan Analisis Input-Output menggunakan dua titik tahun
yang dibandingkan agar dapat melihat perbandingan perkembangan sektor perkebunan kelapa sawit yang dilihat dari efek pengganda multiplier effect
output dan pendapatan serta melihat keterkaitan langsung maupun langsung dan tidak langsung ke depan serta keterkaitan langsung maupun langsung dan tidak
langsung ke belakang. Disamping itu, belum adanya penelitian yang menganalisis mengenai
sektor perkebunan kelapa sawit di Provinsi Sumatera Barat dengan menggunakan tabel Input-Output sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut.
2.6. Kerangka Pemikiran Operasional
Perekonomian suatu wilayah ditentukan oleh sektor-sektor produksi yang berkembang dan memberikan kontribusi terhadap kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat. Sektor-sektor produksi yang mempunyai potensi hendaknya menjadi perhatian untuk dimanfaatkan secara optimal agar dapat menghasilkan produk-
produk yang mempunyai daya saing atau keunggulan komparatif comparative
advantage dan keunggulan kompetitif competitive advantage baik di pasar
domestik maupun internasional. Sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi andalan pembangunan
ekonomi nasional yang diharapkan mampu menjadi mesin penggerak utama pembangunan ekonomi engine of development dalam rangka mewujudkan
tujuan nasional secara berkelanjutan. Hal ini terbukti karena sektor pertanian dapat dipertimbangkan sebagai alternatif andalan pembangunan ekonomi
nasional. Indonesia memiliki potensi yang besar untuk peningkatan produksi kelapa
sawit. Hal ini tampak dari wilayahnya yang luas, yang dapat dijadikan areal yang cocok untuk perkebunan kelapa sawit serta didukung dengan kondisi tanah dan
faktor lingkungan lainnya. Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang termasuk ke dalam sentra perkebunan kelapa sawit di Indonesia serta
berperan sebagai penyumbang PDRB daerah. Keberadaan perkebunan kelapa sawit diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor lainnya, sehingga
berdampak positif bagi perekonomian Provinsi Sumatera Barat dan berkembangnya industri hulu upstream sampai industri hilir downstream
kelapa sawit. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode I-O. Melalui
metode deskriptif dapat mengetahui perkembangan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Barat. Sedangkan metode I-O dipakai dengan menggunakan Tabel Input
Output Sumatera Barat tahun 1993,1999 dan 2007. Pengolahan data analisis
Input-Output dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007 serta menggunakan asumsi dan keterbatasan model Input-Output. Peranan sektor
perkebunan kelapa sawit terhadap perekonomian Provinsi Sumatera Barat akan dianalisis dengan metode Input-Output yang terdiri dari analisis keterkaitan,
analisis dampak penyebaran, dan analisis multiplier. Diagram alir kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Pembangunan Ekonomi Daerah Provinsi Sumatera Barat
Sektor Pertanian Tabama, Perkebunan, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan
PDRB Provinsi Sumatera Barat
Penyerapan Tenaga Kerja
Pembangunan Industri Berkelanjutan
Sektor Perkebunan Kelapa Sawit Provinsi Sumatera
Analisis Deskriptif Perkebunan Kelapa Sawit
Analisis Input-Output Provinsi Sumatera Barat Data I-O
tahun 1999 dan 2007
- Perkembangan Luas Areal
Perkebunan Rakyat, Negara dan Swasta.
- Perkembangan Penyerapan
Tenaga Kerja -
Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat PDRB
- Kebijakan pemerintah daerah
Provinsi Sumatera Barat -
Analisis Peran Perkebunan Kelapa Sawit
- Analisis Keterkaitan
- Analisis Multiplier Effect
Microsoft Excel 2007 -
Analisis Biplot Minitab 14
:
Bagian yang dianalisis
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Operasional Pembangunan ekonomi daerah Sumatera Barat dipengaruhi oleh beberapa
sektor yang menjadi penyumbang dalam PDRB. Salah satu sektor yang berpengaruh memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB, yaitu sektor pertanian.
Karena sektor pertanian selain memberikan kontribusi terhadap PDRB, juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja dan pembangunan industri berkelanjutan.
Subsektor dalam sektor pertanian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah subsektor perkebunan, yaitu perkebunan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit
dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan metode Input-Ouput berdasarkan Tabel I-O Provinsi Sumatera Barat tahun 1993
dan 2007. Metode deskriptif akan menganalisis gambaran perkebunan kelapa sawit
dalam mempengaruhi perkembangan luas areal, penyerapan tenaga kerja, pengaruh produksi kelapa sawit terhadap pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari
PDRB Sumatera Barat serta kebijakan pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat terkait sektor kelapa sawit.
Metode Input-Output akan menganalisis dampak perkebunan kelapa sawit terhadap Provinsi Sumatera Barat, keterkaitan sektor perkebunan kelapa sawit
dengan sektor-sektor lainnya, efek multiplier dan dampak penyebaran perkebunan kelapa sawit yang dianalisis dengan Microsoft Excel 2007. Sedangkan analisis
Biplot menggambarkan beberapa kelompok sektor yang berpengaruh terhadap perekonomian Sumatera Barat berdasarkan hasil analisis Input-Output. Sehingga
Peranan Kelapa Sawit terhadap Pembangunan Ekonomi Daerah Provinsi Sumatera Barat
penelitian ini akan menghasilkan “ Peranan Kelapa Sawit terhadap Pembangunan Ekonomi Daerah Provinsi Sumatera Barat Pendekatan Analisis Input-Output ”.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung mulai minggu ketiga bulan April 2012 hingga minggu pertama bulan Mei 2012.
Provinsi Sumatera Barat dipilih sebagai lokasi penelitian, karena: 1 Sumatera Barat termasuk salah satu provinsi yang termasuk dalam tujuh provinsi penghasil
produksi minyak sawit terbesar untuk Indonesia Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2009 dan termasuk dalam sentra perkebunan kelapa sawit Pulau Sumatera , 2
beberapa kabupaten memiliki lahan yang sudah digunakan untuk perkebunan
kelapa sawit dan berstatus perkebunan rakyat serta menjadi sentra produksi kelapa sawit wilayah Provinsi Sumatera Barat
, 3 ketersediaan data-data pendukung penelitian dan 4 belum ada penelitian mengenai peranan sektor perkebunan
kelapa sawit terhadap perekonomian wilayah Provinsi Sumatera Barat.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang sebagian besar merupakan Tabel I-O Provinsi Sumatera Barat tahun 1999 dan 2007 yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. Data primer diperoleh berdasarkan wawancara dengan asisten kepala perkebunan kelapa sawit
PT. Perkebunan Nusantara VI Kabupaten Pasaman Barat dan staf bidang ekonomi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat.
Sedangkan data sekunder lainnya diperoleh dari Badan Pusat Statistik Pusat, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Sumatera Barat, Dinas Perkebunan
Provinsi Sumatera Barat, Direktorat Jenderal Perkebunan Republik Indonesia