Dalam kelompok komoditi hasil industri, komoditi minyak kelapa sawit merupakan komoditi ekspor utama dengan kontribusi sekitar 63,8 persen dan
disusul oleh Crumb-rubber dengan kontribusi sebesar 21,2 persen. Untuk komoditi ekspor lainnya mempunyai kontribusi yang sangat kecil terhadap nilai
ekspor Provinsi Sumatera Barat.
4.4. Perkembangan Sektor Pertanian Provinsi Sumatera Barat
4.4.1. Peranan Sektor Pertanian Provinsi Sumatera Barat
Secara umum peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Sumatera Barat tahun 2006-2010 terlihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.6 Peranan Pertanian dalam Pembangunan di Sumatera Barat 2006-2010
No Aspek
2006 2007
2008 2009
2010 1
Angkatan kerja yang bekerja pada lapangan pekerjaan
pertanian 45,46
47,93 47,25
46,50 44,10
2
Kontribusi pertanian dalam PDRB
25,26 24,67
24,46 23,92
23,40 Tanaman pangan dan
hortikultura 13,11
12,52 12,56
12,36 12,42
Perkebunan 5,61
5,61 5,45
5,03 5,18
Peternakan 2,03
2,02 1,97
1,97 1,97
Kehutanan 1,50
1,56 1,56
1,50 1,43
Perikanan 3,01
2,96 2,94
2,98 2,81
3
Nilai tukar petani 74,21
75,19 105,09 103,73 105,60
4
Produktivitas tenaga kerja pertanian Juta Rp
9,32 8,88
9,13 9,66
-
Sumber: SKPD terkait dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015
Dalam sektor pertanian, yang memberikan sumbangan besar terhadap pembentukan nilai PDRB Sumatera Barat diantaranya adalah sub sektor tanaman
pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan dan peternakan. Keempat sub sektor ini perlu dikembangkan ke arah peningkatan nilai tambah produknya
dengan mendorongnya melangkah ke agroprosesing dan agroindustri. Pengembangan industri unggulan berbasis produk pertanian rakyat untuk
peningkatan kualitas perekonomian Sumatera Barat, juga merupakan upaya peningkatan kesejahteraan petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan dan
nelayan. Komoditas tanaman pangan dan hortikultura merupakan komoditas
prospektif untuk dikembangkan mengingat potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, ketersediaan teknologi serta potensi serapan pasar ekspor yang terus
meningkat. Produk hortikultura juga merupakan komoditas andalan karena produk ini tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga memenuhi kebutuhan
provinsi tetangga.
4.4.2. Peranan Subsektor Perkebunan Provinsi Sumatera Barat
Sumatera Barat memiliki potensi yang cukup besar di bidang perkebunan, karena didukung oleh lahan yang cukup luas dan iklim yang sesuai. Komoditi
unggulan perkebunan Sumatera Barat adalah karet, pala, kelapa sawit, kopi dan kakao. Usaha di bidang perkebunan cukup kompleks, karena diusahakan oleh
petani kecil perkebunan rakyat, pengusaha besar swasta dan perkebunan negara perkebunan besar. Perkebunan rakyat diusahakan di lahan usaha dengan status
hak milik petani atau kaum ulayat dan umumnya diusahakan oleh pemilik beserta keluarganya. Rata-rata luas kepemilikan kecil dan tidak merata, sehingga tidak
memenuhi skala ekonomi economic of scale. Luas tanaman perkebunan di Sumatera Barat tahun 2008 seluas 728.535 Ha, tahun 2009 menjadi 782.815 Ha
dengan kenaikan seluas 54.280 Ha 7,45 persen. Perkembangan luas dan produksi komoditi utama perkebunan dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Perkembangan Luas dan Produksi Komoditi Utama Perkebunan Tahun 2008-2010 Provinsi Sumatera Barat
No Komoditi Luas Ha
Produksi Ton 2008
2009 2010
2008 2009
2010 1
Kelapa Sawit
271.903 276.357 290.722 794.167 833.476 962.782 2
Kelapa Dalam
91.272 91.767
91.672 82.595
85.715 86.459
3 Kopi
22.883 22.986
47.764 33.339
37.991 37.621
4 Kayu
Manis 38.566
38.741 38.701
36.648 19.827
19.782 5
Cengkeh 6.954
6.987 6.997
1.741 1.749
1.717 6
Gambir 19.663
18.335 18.910
13.930 13.932
13.919 7
Kakao 61.464
84.254 101.014 32.359
40.250 49.769
8 Karet
151.032 166.719 175.985 103.880 133.816 134.401 9
Pinang 9.035
9.007 9.077
4.655 4.834
4.845 10
Nilam
2.976 2.997
3.880 396
397 416
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015
4.4.3. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit Provinsi Sumatera Barat