BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wisata
Jafari dan Ritchie 1981 dalam Anonim 2008 menyatakan bahwa wisata merupakan suatu interdisiplin dan terintegrasi dari variasi subyek, disiplin, dan
fokus yang dapat dilihat dari banyak titik pandang dan pendekatan. Wisata sebagai pusat studi bisa dipelajari dari banyak fokus dan dibuat dalam sebuah
bentuk baru pengembangan wisata. Model pengembangan wisata dapat dibuat dalam bentuk yang bervariasi seperti fokus pada pertanian sebagai agrowisata,
ekologi sebagai ekowisata, budaya sebagai wisata budaya, dan agama sebagai wisata agama. Keragaman wisata dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Skema Jenis Wisata Sumber: McIntosh 1972 dalam Soekadija 2000
Menurut Nurisjah 2001, wisata merupakan rangkaian kegiatan yang terkait dengan pergerakan manusia yang melakukan perjalanan dan persinggahan
sementara dari tempat tinggalnya ke satu atau beberapa tempat tujuan di luar dari lingkungan tempat tinggalnya, yang didorong oleh berbagai keperluan dan tanpa
bermaksud untuk mencari nafkah tetap.
Wisata dagang Agrowisata
Rural Wisata Wisata Budaya
Wisata Rohani
Geografi Disiplin
Lain Budaya
Religi Ekonomi
Pertanian n
Wisata
2.2 Klasifikasi Motif dan Tipe Wisata
Menurut Soekadija 2000, klasifikasi dalam McIntosh memiliki sejumlah subkelas motif wisata serta tipe wisata yaitu sebagai berikut.
1. Motif bersenang-senang atau tamasya, melahirkan tipe wisata tamasya
pleasure tourism. Wisatawan tipe ini ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya, mendengarkan, dan menikmati apa saja yang
menarik perhatian. Ia tidak terikat pada suatu sasaran yang sudah ditentukan dari rumah. Wisatawan tamasya berpindah-pindah dari tempat
yang satu ke tempat yang lain dengan menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota besar, atau ketenangan
tempat yang sepi, monumen, peninggalan sejarah, dan sebagainya. Intinya wisatawan tamasya ingin „ganti pemandangan‟.
2. Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi recreation tourism meliputi
kegiatan-kegiatan berupa olahraga, membaca, mengerjakan hobi, atau perjalanan tamasya singkat untuk menikmati keadaan sekitar tempat
menginap atau bersantai-santai menikmati hari libur. Wisatawan rekreasi biasa menghabiskan waktunya di satu tempat saja.
3. Motif kebudayaan dengan tipe wisata kebudayaan culture tourism tidak
hanya sekedar mengunjungi suatu tempat untuk menyaksikan dan menikmati atraksi, tetapi lebih dari itu seperti mempelajari atau
mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Atraksi tidak selalu berupa kebudayaan, dapat berupa keindahan alam, mengadakan
wawancara kepada seniman atau guru, bertukar pikiran, dan sebagainya. Kunjungan wisata ke berbagai peristiwa khusus juga termasuk dalam
wisata budaya. 4.
Wisata olahraga adalah mengadakan perjalanan wisata karena motif olahraga. Wisatawan yang datang bukan untuk menyaksikan olahraga,
tetapi untuk berolahraga. 5.
Wisata bisnis, yang terjadi antarpebisnis, biasanya berupa kunjungan bisnis, pertemuan bisnis, atau pekan raya dagang yang akan dikunjungi.
6. Wisata konvensi, pertemuan-pertemuan nasional maupun internasional
untuk membicarakan bermacam-macam masalah antara ahli-ahli di bidang tertentu.
7. Motif spiritual dan wisata spiritual merupakan salah satu tipe wisata yang
tertua, contohnya dengan mengadakan perjalanan untuk ziarah. 8.
Motif interpersonal yaitu mengadakan perjalanan untuk bertemu dengan orang lain yang istimewa karena kedudukan, pengaruh, kesenian, pretasi,
atau kepandaiannya dalam pelayanan seks, dan sebagainya. 9.
Motif kesehatan health tourism dengan mengadakan perjalanan ke tempat-tempat kesehatan, atau pusat kebugaran jasmani.
10. Wisata sosial social tourism bukan wisata berdasarkan motif sosial,
namun motif wisata sosial yang perjalanannya dilaksanakan dengan bantuan pihak-pihak tertentu yang diberikan secara sosial. Motif wisata
sosial biasanya adalah rekreasi, bersenang-senang, atau sekedar mengisi waktu libur.
2.3 Syarat-Syarat Atraksi Wisata yang Baik