Pemeliharaan Fisik Pemeliharaan Lanskap .1 Pemeliharaan Ideal

2. penggunaan elemen taman, baik elemen keras maupun elemen tanaman, hendaknya tidak sulit dicari agar tidak menyulitkan dalam penggantian atau penyulaman tanaman; 3. pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan perkerasan yang sesuai; 4. pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di dalam taman selalu lancar; 5. perlengkapan taman yang memadai meliputi penerangan lampu pada malam hari dan jaringan utilitas yang ada di bawah tanah saluran drainase, pipa- pipa ledeng, sprinkler, kabel listrik dan telepon, serta pipa gas direncanakan dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan taman.

6.4.2 Pemeliharaan Fisik

Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan terhadap hard material dan soft material yang terdapat dalam taman. Dari frekuensi pemeliharaan di Taman Wisata Mekarsari, dapat dilihat bahwa pemeliharaan dilakukan per hari, per bulan, per tahun, dan secara insidental.

6.4.2.1 Penyapuan

Pemeliharaan kebersihan, yaitu penyapuan dan pembuangan sampah, dilakukan tiap hari. Setiap pagi, penyapuan dilakukan untuk mengawali pekerjaan. Taman Wisata Mekarsari memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kebersihan. Seluruh kawasan Taman Wisata Mekarsari bersih dari sampah inorganik. Sampah organik yang ada pun disapu dan dikumpulkan pada satu area sehingga terlihat tidak berantakan. Kesadaran karyawan dan budaya bersih dari sampah di Taman Wisata Mekarsari sudah tertanam sehingga pengunjung pun melihat keadaan lingkungan yang bersih tidak membuang sampah sesuka hati. Selain itu tempat sampah yang disediakan di Taman Wisata Mekarsari tersebar di seluruh kawasan. Sehingga untuk membuang sampah tidak pada tempatnya bukan menjadi alasan di kawasan ini. Hal tersebut merupakan sikap positif yang harus ditumbuhkan sehingga siapapun yang berkunjung ke Taman Wisata Mekarsari merasa memiliki lingkungan tersebut sehingga timbul rasa ingin menjaga semua yang terdapat di dalamnya baik hard material maupun soft material.

6.4.2.2 Pemupukan

Arifin dan Arifin 2005 menyatakan bahwa pemupukan dapat dilakukan dengan memberikan pupuk berupa pupuk organik dan pupuk inorganik. Contoh pupuk organik adalah pupuk kandang dan kompos. Baik pupuk kandang maupun kompos, selain memasok hara, juga dapat memperbaiki sifat tanah, yaitu tanah menjadi lebih gembur dan daya serap terhadap air pun menjadi lebih baik. Contoh pupuk inorganic, antara lain adalah NPK, urea, dan ZA. Pupuk inorganik ada yang mengandung satu unsur tunggal dan lebih dari satu unsur majemuk serta ada yang lengkap unsur makro dan mikro dan ada yang tidak lengkap hanya unsur makro saja. Sulistyantara 2006 menjelaskan bahwa pupuk inorganik yang beredar di pasaran ada dua jenis yaitu pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar adalah pupuk yang diberikan melalui akar, sedangkan pupuk daun disemprotkan pada daun. Pemilihan jenis pupuk dapat ditinjau dari segi kepraktisan pemakaian di lapangan nantinya serta keefektifan terhadap tanaman. Pada umumnya, pemupukan dilakukan dengan aturan seperti terlihat pada tabel 18. Tabel 18. Frekuensi Pemberian Pupuk Berdasarkan Jenis Tanaman Jenis Tanaman Jenis Pupuk yang Diberikan Dosis Pemberian Frekuensi Pemberian Pohon Pupuk Organik Pupuk kandang atau pupuk kompos 20 kg 3-4 bulan sekali NPK 15-15-15 25-50 g pohon 3 bulan sekali Semak dan Penutup Tanah Pupuk Organik Pupuk kandang atau pupuk kompos 2.5-5 kgm 2 3 bulan sekali NPK 15-15-15 10 g m 2 3 bulan sekali Rumput Urea 10 g m 2 3 bulan sekali Sumber: Sulistyantara, 2006 Berdasarkan pengamatan di lapang, pemupukan yang dilakukan biasa diberikan pada awal pembuatan taman sebelum tanaman ditanam. Untuk seterusnya, pemupukan dilakukan tidak sesuai dengan jadwal yang berlaku. Seharusnya pemupukan dilakukan dalam 3 bulan sekali, tetapi pada kenyataannya di lapangan, pemupukan dilakukan setahun sekali. Menurut Arifin dan Arifin 2005, setiap kondisi lahan memiliki tingkat kesuburan yang berbeda. Di lain pihak, setiap jenis tanaman juga memerlukan asupan hara yang berbeda pula. Dengan demikian, Taman Wisata Mekarsari harus memperhatikan frekuensi pemupukan agar tanaman tidak kekurangan makanan tambahan yang diperlukan untuk memenuhi nutrisinya.

6.4.2.3 Penyentikan dan Penyiangan Gulma

Penyentikan yang dilakukan setiap hari di Taman Wisata Mekarsari memberikan peningkatan kualitas visual terhadap tanaman karena tanaman utama terbebas dari gulma. Para pekerja yang melakukan penyentikan walaupun sedang terik matahari perlu diberi apresiasi yang tinggi agar dapat menambah motivasi dan semangat kerja.

6.4.2.4 Pemangkasan

Sulistyantara 2006 menyatakan bahwa pemangkasan juga dilakukan untuk mendapatkan tanaman dengan bentuk-bentuk tertentu yang disebut dengan topiary. Untuk melakukannya diperlukan keahlian dan ketelitian agar penampilan tanaman menarik. Pembentukan tanaman pagar yang rapat juga melibatkan keahlian dalam memangkas terutama bila tanaman pagar ditanam dari bibit yang masih kecil. Untuk pembabatan rumput, Taman Wisata Mekarsari menggunakan jasa kontraktor yang dilakukan sesuai kontrak kerja. Berdasarkan pengamatan di lapang, keseragaman tinggi rumput sama, menandakan pemeliharaan sudah baik. Pemangkasan keseluruhan semak yang ada di Taman Wisata Mekarsari menggunakan tenaga kontraktor sebanyak 4 orang. Sistem kerjanya yaitu ditargetkan beberapa hari untuk Area X. Apabila sudah selesai maka dilanjutkan ke Area Y, dan seterusnya. Namun, kenyataan di lapang berdasarkan pengamatan, terjadi keterlambatan dalam pemangkasan sehingga Area X yang harusnya ditarget selesai dalam waktu yang ditentukan tidak tercapai. Selain itu terlihat pula beberapa pohon yang belum dipangkas dan tumbuh terhalang oleh bangunan. Apabila terus terjadi seperti ini, pemeliharaan ideal dalam menjaga bentuk taman akan mengalami penurunan kualitas. Arifin dan Arifin 2005 menyatakan bahwa pemangkasan pohon dilakukan pada musim tertentu, bergantung pada jenis pertumbuhannya dan tidak dilakukan pada saat pohon sedang musim berbunga berbuah. Arifin dan Arifin 2005 menjelaskan, pemangkasan ini bertujuan merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif pada musim berikutnya, apalagi bila diikuti dengan pemberian pupuk. Pemangkasan bentuk harus dilakukan saat pohon sedang berdaun, yaitu untuk jenis yang menggugurkan daun. Tujuannnya agar percabangan yang hidup dan yang mati dapat diketahui sehingga bentuk ideal yang diinginkan dapat tercapai. Menurut Arifin dan Arifin 2005, pemangkasan pohon yang dilakukan pada akhir musim hujan memiliki beberapa keuntungan berikut : 1. memperkecil kehilangan air akibat transpirasi berlebihan; 2. menghindari serangan penyakit karena kelembapan tidak setinggi musim hujan; 3. mempercepat pertumbuhan vegetatif; 4. merangsang pembungaan pada musim berikutnya.

6.4.2.5 Penyiraman

Sulistyantara 2006 menyatakan bahwa penyiraman dilakukan dengan memperhatikan musim dan cuaca. Pada musim penghujan mungkin tidak perlu dilakukan penyiraman, sedangkan pada musim kemarau perlu dilakukan penyiraman sebanyak dua kali setiap hari. Angin yang kencang akan meningkatkan penguapan sehingga frekuensi penyiraman perlu ditambah. Arifin dan Arifin 2005 menambahkan bahwa waktu penyiraman pada dasarnya dapat dilakukan kapan saja saat dibutuhkan. Kawasan atau daerah yang memiliki kelembaban udara tinggi, penyiraman pada pagi hari lebih baik daripada penyiraman sore hari. Tujuannya untuk menghindari berkembangnya penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Penyiraman di Taman Wisata Mekarsari dilakukan sehari sekali setiap bulan kemarau dengan sistem menyelesaikan Area X hari ini dan dilanjutkan Area Y, dan seterusnya. Penyiraman dengan sistem seperti ini terlihat kurang optimal mengingat suhu dan kelembaban yang tinggi di Taman Wisata Mekarsari sehingga tanaman terlihat kering. Arifin dan Arifin 2005 menjelaskan bahwa indikasi jumlah kebutuhan air siraman untuk tanaman secara praktis dapat diukur dari kedalaman penetrasi air siraman di dalam tanah. Apabila air siraman dapat menerobos sedalam 15 – 20 cm ke dalam tanah, dapat dianggap siraman tersebut sudah cukup. Tetapi pada kondisi tertentu, misalnya pada musim kemarau, penyiraman dalam bedengan atau tanaman missal sering dilakukan dengan cara di-leb hingga tercapai kondisi jenuh. Oleh karena itu, sebaiknya Taman Wisata Mekarsari yang memiliki konsep berwisata di tengah kebun buah, memperhatikan tanaman yang ada dengan teliti karena kualitas visual yang dijual disini dari kondisi tanamannya. Taman Wisata Mekarsari hanya memiliki sebuah mobil tangki, keefektivitasan pun berkurang apabila terdapat kereta pengunjung yang lewat pada saat penyiraman. Demi kelancaran aktivitas pengunjung tersebut, penyiraman dihentikan sementara. Sebaiknya mobil tangki ditambah agar keperluan penyiraman dapat berjalan dan berakhir sebelum aktivitas pengunjung dimulai sehingga tidak menurunkan kualitas visual dari tanaman diakibatkan kekurangan air.

6.4.2.6 Penyulaman

Sulistyantara 2006 mengatakan bahwa penyulaman dilakukan dengan tetap memperhatikan desain yang telah dibuat. Cara ini memungkinkan penggantian tanaman dengan jenis yang lain dari yang ditanam sebelumnya. Untuk pemeliharaan yang insidental seperti ini, koordinator lapang sebagai pengawas di lapang hendaknya lebih teliti dalam mengawas areanya untuk kegiatan pekerjaan pemeliharaan tersebut. Dengan demikian setiap kawasan di TamanWisata Mekarsari dapat terlihat indah karena kualitas visual benar-benar dijaga dan pemeliharaan ideal pun tercapai.

6.4.2.7 Pengendalian Hama dan Penyakit

Arifin dan Arifin 2005 menambahkan, pengendalian terhadap gangguan hama yang efektif dapat dilakukan dengan cara mengenal jenis hama yang biasa menyerang tanaman taman. Untuk pemeliharaan yang insidental seperti ini, koordinator lapang sebagai pengawas di lapang hendaknya lebih teliti dalam mengawas areanya untuk kegiatan pekerjaan pemeliharaan tersebut. Dengan demikian setiap kawasan di TamanWisata Mekarsari dapat terlihat indah karena kualitas visual benar-benar dijaga dan pemeliharaan ideal pun tercapai.

6.4.2.8 Pembibitan

Taman Wisata Mekarsari memiliki area pembibitan khusus untuk tanaman hias. Hal ini sangat menguntungkan karena dapat mengehemat biaya pemeliharaan taman karena pembibitan tersebut menyediakan bibit yang diperlukan untuk membangun taman baru, menggantimenyulam tanaman yang telah jadi, maupun sebagai stok tanaman penunjang dekorasi. Oleh karena itu, penempatan seorang yang kompeten dalam bidangnya pun perlu dipertimbangkan.

6.4.2.9 Pemeliharaan Garden Furniture

Menurut Arifin dan Arifin 2005, pemeliharaan shelter, gazebo, dan pergola yang paling sering dilakukan adalah pengecatan ulang karena warna yang telah memudar dan acapkali berkesan kusam. Atap shelter dan gazebo perlu juga dibersihkan dari kotoran dan yang telah rusak diganti. Untuk pergola, harus sering dicek kekuatannya dalam menyangga tanaman yang merambatinya dan lakukan pemangkasan jika tanaman terlalu besar. Arifin dan Arifin 2005 menambahkan, pemeliharaan terhadap perkerasan dalam taman yang sering dikunjungi intensif harus dilakukan setiap hari. Pembersihan kolam dilakukan setahun sekali di Taman Wisata Mekarsari untuk dua kolam yaitu kolam bangunan air terjun dan kolam plaza air mancur. Kolam tersebut merupakan ikon di Taman Wisata Mekarsari tetapi terkesan kumuh karena kondisi air yang kotor terisi dengan lumut serta warna air sudah tidak jernih lagi. Menurut Arifin dan Arifin 2005, pemeliharaan kolam taman terutama yang terbuat dari keramik meliputi beberapa hal berikut : 1. Pencucian filter kolam tergantung dari bersih tidaknya air kolam, tetapi secara rata-rata pencucian dilakukan sebulan sekali. 2. Bahan kimia kaporit sering diberikan pada kolam taman agar air tampak jernih. Kaporit digunakan agar kotoran yang ada di dalam air dapat mengendap ke dasar kolam sehingga memudahkan dalam pembersihan kolam. 3. Kotoran yang mengapung di permukaan air kolam harus dibersihkan secara rutin, minimal sehari sekali dengan menggunakan tanggok leaf rade. Kotoran tersebut mengakibatkan turunnya nilai estetika, selain akan dapat meninggikan permukaan air kolam bila jumlahnya berlebihan dan menghambat kelancaran semburan air mancur bila dalam kolam terdapat pipa-pipa air mancur. 4. Pembersihan bibir kolam dilakukan secara rutin terhadap kotoran-kotoran seperti daun-daun kering dan sebagainya. Sementara kotoran dari percikan larutan kaporit bila hal ini terjadi harus segera di lap dan dibersihkan saat itu juga. 5. Penyikatan dinding kolam dilakukan setiap hari sebelum vacuuming dilakukan. Pembersihan ini dilakukan untuk menghilangkan atau mencegah timbulnya lumut. Noda hitam pada dinding yang disebabkan oleh lumut yang mati harus dibersihkan dengan HCl 40 atau digosok dengan batu apung. 6. Vacuming merupakan pemeliharaan yang bertujuan untuk menjernihkan air kolam dan membersihkan lantai kolam dengan menggunakan alat vacum cleaner pompa pembersih kolam yang portable. 6.5 Pengelolaan Sumber Daya 6.5.1 Sampah