6.2 Konsep Pengembangan 6.2.1 Konsep Desain
Taman Wisata Mekarsari merupakan agrowisata yang memiliki identitas. Hal ini terlihat dari desainnya yang mengambil falsafah dan pola daun dari
tanaman lamtoro gung. Kekuatan konsep desain tersebut mampu memberikan keindahan yang beridentitas, selaras, dan serasi. Taman Wisata Mekarsari dalam
upaya mempertahankan konsep desain lamtoro gung ini sudah baik, terlihat dengan pola desainnya masih terbentuk karena pemeliharaan ideal dan fisik yang
dilakukan. Namun, konsep yang unik tersebut memiliki beberapa kelemahan mengingat kenyamanan dan keamanan dari segi users. Berdasarkan pengamatan
di lapang, kelemahan konsep desain ini, antara lain, sirkulasi yang sulit diakses oleh pengunjung yang memilih berkeliling jalan kaki, sirkulasi yang memberikan
kesan kaku dan tidak fleksibel. Untuk itu harus dibuatkan jalan tersendiri bagi pengunjung yang memilih berjalan kaki sehingga tetap bisa berkeliling kebun
buah. Selanjutnya, untuk memberikan kesan dinamis perlu ditambah dengan pembuatan pola sirkulasi putaran loop pada 5 daun besar lamtoro gung ini
sehingga mudah diakses, aman, dan memiliki nilai tambah dari segi estetika.
6.2.2 Konsep Tata Ruang
Pembagian ruang dan sirkulasi terbentuk dengan sendirinya dari pola daun lamtoro gung. Pembagian ruang dilakukan terhadap peletakan tanaman kebun
komersial dan tanaman kebun koleksi dalam beberapa blok, yaitu blok A, B, C, D,
dan E. Pembagian zona rekreasi dalam blok memiliki tujuan dan tema berbeda-
beda dalam konsepnya. Keuntungannya adalah memberikan kemudahan bagi pengunjung dalam memilih wahana, program, dan paket yang ditawarkan Taman
Wisata Mekarsari. Keuntungan lainnya adalah hadirnya berbagai lanskap seperti lanskap taman, kebun, sawah, danau, dan jalan pada blok-blok pun menambah
keindahan di Taman Wisata Mekarsari. Namun, perlu penambahan penunjuk arah dan batas yang jelas berupa peta di setiap zona agar pengunjung mengetahui
posisi dan dapat melanjutkan berwisata ke zona berikutnya. Selain itu pula distribusi pengunjung perlu disebar sehingga tidak berkumpul di sekitar danau
saja atau membuat paket alternatif. Hal ini untuk menjaga kapasitas daya dukung
kawasan sekitar danau dan penyebaran pengunjung yang merata agar kondisi tempat agrowisata terlihat hidup.
6.2.3. Konsep Sirkulasi
Tiga sirkulasi, yaitu sirkulasi primer, sirkulasi sekunder, dan sirkulasi tersier sudah sangat baik dan mampu mengakomodasikan users. Selain tiga
sirkulasi tersebut, terdapat pula sirkulasi berupa jalan inspeksi yang dapat menambah keamanan di kawasan Taman Wisata Mekarsari karena jalan tersebut
merupakan batas wilayah agrowisata tersebut. Berdasarkan pengamatan di lapang, terlihat kondisi sirkulasi kereta yang
didominasi dengan penggunaan aspal terlihat kurang lebar, kemudian berlubang, dan rusak pada beberapa spot jalur utama yang dilalui pengunjung. Begitupun
dengan kondisi sirkulasi pengunjung yang didominasi perkerasan paving terlihat berlubang dan rusak. Untuk itu perlu adanya perbaikan jalan dan adanya saluran
drainase yang baik untuk proses pengeringan jalan aspal pascahujan karena jalan aspal tidak tahan terhadap genangan air. Untuk perkerasan paving perlu
dilakukan perbaikan dan penggantian dengan material yang sama, tetapi haruslah berkualitas baik dan tanpa retak yang terlihat. Suara nyaring terdengar ketika dua
perkerasanpaving diadu bersama-sama yang menunjukkan bahwa kekuatannya sudah cukup baik.
6.2.4 Konsep Vegetasi