56
pernyataan “Perusahaan puas dengan hasil kerja saya”. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden kurang percaya diri atas hasil kerjanya di
hadapan perusahaan. Kurang percaya diri dari responden ini menunjukkan perlunya ada apresiasi dari perusahaan atas pekerjaan yang telah dia
lakukan. Agar dapat meningkatkan kinerja karyawan maka perusahaan perlu
adanya perbaikan terhadap bagaimana perusahaan dalam mengapresiasi hasil kerja karyawan apabila karyawan telah melakukan pekerjaan dengan
baik. Hal ini perlu dilakukan agar karyawan dapat lebih meningkatkan kinerjanya.
D. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali 2011:160 uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen
keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal.
57
Gambar 4.2 Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas
Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016 Berdasarkan gambar 4.2 di atas, dapat terlihat bahwa dalam grafik
normal p-plot terdapat titik menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Berarti dapat disimpulakn
dari grafik ini bahwa model regresi sesuai asusmsi normalitas dan layak digunakan.
Tabel 4.10 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016
58
Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai Asyp Sig 2-tailed adalah 0.725. karena nilai signifikansi 0.725 lebih besar dari 0.05 maka
disimpulkan bahwa residual terdistribusi secara normal.
2. Uji Multikolonieritas
Menurut Priyatno 2013:56 multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi
hubungan linear sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya multikolinearitas dengan cara melihat
Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Metode keputusan yaitu jika semakin kecil nilai Tolerance dan
semakin besar VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa
Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF tidak lebih dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Budaya_Organisasi
.785 1.273
Kepemimpinan_Spiritual .815
1.227 Efikasi_Diri
.732 1.366
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016 Hasil Perhituangan menunjukan nilai Tolerance masing-masing
variabel yaitu budaya organisasi 0,785 kepemimpinan spiritual 0,815, dan efikasi diri sebesar 0,732. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0, 10 Tolerance
59
0,10. Hasil tabel diatasa juga menunjukan perhitungan nilai Variance Inflation Faktor VIF dari variabel budaya organisasi 1,273, kepemimpinan
spiritual 1,227 dan efikasi diri 1,366 ini menunjukan tidak ada satupun variabel independen yang memilki VIF lebih dari 10 maka hasilnya adalah
tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel independen dalam model
regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali, 2011: 139 menjelaskan, uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut
homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas.
Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika adapola tertentu
seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan bahwa telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Priyatno 2013:66 menjelaskan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melakukan analisis korelasi Spearman
antara residual dengan masing-masing variabel independen.
60
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tidak membentuk pola yang jelas tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk meprediksi kinerja karyawan berdasarkan masukan variabel
independen bebas budaya organisasi, kepemimpinan spiritual, dan efikasi diri.
61
Tabel 4.12 Hasil Uji Spearman’s Rho
Correlations
a
Budaya_Org anisasi
Kepemimpin an_Spiritual
Efikasi_Dir i
Res2 Spearmans
rho Budaya_Organisasi Correlation
Coefficient 1.000
.345 .430
-.167 Sig. 2-tailed
. .018
.003 .262
Kepemimpinan_Spirit ual
Correlation Coefficient
.345 1.000
.461 .026
Sig. 2-tailed .018
. .001
.865 Efikasi_Diri
Correlation Coefficient
.430 .461
1.000 -.100
Sig. 2-tailed .003
.001 .
.503 Unstandardized
Residual Correlation
Coefficient -.167
.026 -.100
1.000 Sig. 2-tailed
.262 .865
.503 .
a. Listwise N = 47
Sumber: hasil Output SPSS data Primer yang telah diolah 2016 Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa korelasi variabel independen
budaya organisasi, kepemimpinan spiritual, dan efikasi diri dengan unstandardized residual nilai signifikansi berturut-turut 0.282, 0.865, dan
0.503. Karena semua signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
E. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda. Menurut Priyatno 2013:116 analisis regresi
linier berganda adalah alat analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Untuk
menentukan persamaan regresi, maka dapat dilihat pada tabel berikut.