13
c. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan pemberhentian.
d. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa akan datang.
e. Memperkirakan keadaan
perekonomian pada
umumnya dan
perkembangan perusahaan pada khususnya. f. Memonitor
dengan cermat
undang-undang perburuhan
dan kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan sejenis yang mana
dapat membuat kondisi karyawan menjadi stabil. g. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
h. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan. i. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
j. Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya. Merupakan hal yang sangat penting dalam menyelesaikan persoalan
sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan dengan penyelesaian masalah- masalah tersebut organisasi akan berjalan dengan efektif dan efisien dalam
mencapai tujuannya. Agar dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut organisasi
harus menanamkan
dengan kuat
budaya organisasi,
kepemimpinan, dan efikasi diri terhadap karyawan agar kinerja karyawan dapat terus meningkat dalam pencapaian tujuan organisasi.
3. Budaya Organisasi
Dalam beberapa literatur pemakaian corporate culture biasa diganti dengan istilah organizational culture. Kedua istilah ini memiliki pengertian
14
yang sama dan kedua istilah tersebut digunakan secara bersama-sama. Berikut beberapa definisi budaya organisasi dikemukakan oleh para ahli.
Aubrey Krekeler Wiete 2013 menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan Interaksi kolektif pengalaman, lingkungan, rekan kerja, dan
perilaku otentik dan konsisten ditunjukkan dan didukung dalam suatu organisasi, menciptakan hasil yang unik yang menjadi Inilah cara kerja
kita. Sedangkan menurut Robbins 2010:63 budaya organisasi adalah
sehimpunan nilai, prinsip-prinsip, tradisi, dan cara-cara bekerja yang dianut bersama oleh para anggota organisasi dan memengaruhi cara mereka
bertindak. Dari definisi tersebut menyiratkan tiga hal yaitu: a. Persepsi
Bukan suatu yang dapat disentuh atau dilihat secara fisik, namun para karyawan menerima dan memahaminya melalui apa yang mereka alami
dalam organisasi. b. Deskriptif
Berkenaan dengan bagaimana para anggota menerima dan mengartikan budaya tersebut, terlepas dari apakah mereka menyukainya atau tidak.
c. Penerimaan Meskipun para individu di dalam organisasi memiliki latar belakang
yang berbeda dan bekerja pada jenjang organisasi yang juga berbeda, mereka cenderung mengartikan dan mengutarakan budaya organisasi
dengan cara yang sama.
15
Selain itu menurut Robbins 2010:67-68 budaya lahir dan berkembang melalui visi para pendiri organisasi karena budaya organisasi mencerminkan
nilai-nilai yang dipegang oleh sang pendiri. Setelah itu budaya organisasi akan berkembang melalui seleksi karyawan. Para manajer biasanya akan
menyeleksi seorang karyawan tidak hanya berdasarkan kualifikasi kemampuan, tetapi juga dengan melihat apakah karyawan tersebut dapat
berbaur dengan baik dalam organisasi. Tindakan manajer puncak juga membawa dampak yang besar terhadap budaya sebuah organisasi. Terakhir,
para karyawan beradaptasi dengan budaya organisasi melalui sosialisasi, yaitu sebuah proses yang membantu para karyawan baru untuk memahami
cara-cara organisasi menjalankan berbagai pekerjaannya untuk mencapai kinerja yang maksimal.
a. Dimensi Budaya Organisasi
Robbins 2010: 63-64 mengungkapkan bahwa ada tujuh dimensi yang menjabarkan budaya sebuah organisasi, masing-masing dari ketujuh
dimensi tersebut adalah sebagai berikut: 1 Inovasi dan pengambilan resiko, yaitu seberapa besar organisasi
mendorong para karyawannya untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko dalam pekerjaannya.
2 Perhatian pada detail, yaitu seberapa besar dalam ketelitian, analisis, dan perhatian pada detail yang dituntut oleh organisasi dari para
karyawannya.